Pages

Kamis, 29 Maret 2012

Fate / Stay Night - episode 11 -

Rutinitas latihan setiap pagi dengan Saber tetap berlangsung, Shirou masih tetap tidak bisa mengimbangi Saber.

Rin yang sedari tadi hanya mengamati di pinggiran langsung menghampiri Saber begitu latihan selesai. Dia memuji Saber yang bahkan tidak mengangkat alis (tidak lelah sama sekali), padahal mereka sudah berlatih selama tiga jam.

Saber berkata itu mungkin karena ia selalu menekan emosinya ketika memegang pedang. Rin berkata mungkinkah karena Saber adalah wanita, makanya dia harus lebih kuat secara mental? Karena pada dasarnya fisik wanita lebih lemah daripada pria. Saber menjawab itu tidak benar, sebab dia tidak pernah sekalipun menganggap bahwa dirinya adalah wanita.

Rin lalu berjalan menghampiri Shirou yang masih kelelahan dan berkata sekarang waktunya latihan darinya. Shirou berusaha protes, tetapi Rin tanpa ampun langsung menyeretnya pergi.

Sama seperti kemarin, Rin meminta Shirou untuk memusatkan sihirnya pada kaca lampu minyak. Tapi kali ini Rin tidak mengawasi Shirou, dia meminta Shirou untuk menyelesaikan semuanya sebelum dia kembali.

Shirou berkonsentrasi dan berusaha melakukan seperti apa yang diperintahkan. Tetapi hasilnya sama seperti sebelumnya. Ketika ia berusaha memperkuat lampunya, kacanya pasti pecah.

Rin ternyata pergi ke gudang tempat Shirou biasa melatih sihirnya seorang diri. Didalam, ada beberapa barang berserakan dilantai. Ada pedang kayu, teko, kotak, dsb. Tapi semua barang-barang itu berwarna silver, seolah-olah semuanya terbuat dari besi.

Saber yang kebetulan lewat ikut masuk dan bertanya sedang apa Rin disana?

Rin:”siapa sebenarnya dia? Aku tak percaya ini. saber, kau tak menyadari ini?”

Saber:”tidak. Aku adalah ksatria, bukan magus.”

Rin:”dia juga bukan magus. Sihir adalah praktek pertukaran yang seimbang. Apapun sihir yang digunakan, ia tetap penciptaan sesuatu dari tempat lain.”

Rin memungut teko dilantai. “tapi ini berbeda. Ia menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Ia tidak tahu kemampuannya sendiri, dan bahkan akupun salah paham. Keahliannya bukanlah penguatan. Ia adalah perwujudan dari sihir tertentu yang khusus melakukan ini.”

Saber:”dan Shirou belum menyadarinya?”

Rin:”tentu saja tidak! Karena dia itu idiot!”

Rin membanting teko itu dengan kesal.

Sementara itu...

Si idiot (Shirou) masih sibuk berlatih dan tampak frustasi karena masih terus menerus memecahkan lampunya. Tiba-tiba telephone berdering...

Ternyata Shinji yang menelepon! Shinji bertanya kenapa Shirou tidak masuk sekolah lagi hari ini. Shirou menjawab dengan nada dingin. “mau apa kau?”. Shinji berkata ada sesuatu yang ingin dia katakan. Dia juga bertanya apakah Tohsaka juga ada disana? Shirou berkata dia tidak ada disini sekarang. Shinji lalu meminta Shirou untuk datang kesekolah seorang diri.

Shirou yang tampaknya memang idiot, tanpa rasa curiga langsung bergegas memakai seragamnya dan berlari menuju sekolah (jelas-jelas ini jebakan!).

Di sekolah...

Suasana di dalam sekolah tampak sunyi, hal ini tentu saja aneh karena sekarang sudah masuk waktu istirahat. Mendadak suasananya berubah dan semuanya tampak berwarna merah. Shirou memegangi lehernya, dia tampak kesulitan bernapas. Tampaknya, Rider sudah mengaktifkan mantranya!

Shirou membuka pintu salah satu kelas. Didalam, semua murid jatuh tak sadarkan diri. Bahkan salah satu dari mereka ada yang kelihatan sulit untuk bernapas.

Segel di punggung tangan Shirou bersinar terang, mungkin ingin memberitahu bahwa musuh sedang mendekat.

Tak lama kemudian Shinji muncul, dia membawa sebuah buku ditangannya. Dia menyapa Shirou dan bertanya apakah dia menyukainya?

Shirou:”jadi ini perbuatanmu, Shinji?”

Shinji mengiyakannya. Dia tahu Shirou sudah sampai, karena itu dia mengaktifkan kekkainya.

Shirou:”waktu kau bilang ingin mengatakan sesuatu, itu bohong?”

Shinji:”pembicaraannya dimulai sekarang. Aku ingin Tohsaka tahu, siapa yang lebih superior, kau atau aku? (jadi ini cuma masalah ngerebutin Rin doang toh?!)”

Shinji tertawa terbahak-bahak.

Shirou:”soal kau tak mau bertarung denganku, itu juga bohong?!”

Shinji berkata Shirou dan Rin lah yang harus disalahkan, karena mereka berdua menolak bekerjasama dengannya!

Shirou berkata Shinji harus menghentikan semua ini. Shinji tentu saja menolak, dia malah menyuruh Shirou berlutut jika Shirou ingin dia menghentikan semuanya.

Shinji:”duh, baik Fujimura maupun kau, kalian sama sekali tidak mengerti situasinya ya?”

Ekspresi Shirou mengeras. “kau bilang apa soal Fuji-nee?”

Shinji:”saat aku mengaktifkan kekkainya, ia masih bisa bergerak. Meskipun yang lainnya langsung pingsan. Ia menghampiriku dan berkata, menyuruhku memanggil ambulans dan sebagainya. Luar biasa kan? Mungkin itu yang disebut guru teladan? Tapi tak mungkin aku memanggil ambulans kan? Meski begitu, ia tetap memaksaku, aku jadi kesal. Dan setelah kutendang, ia tidak bergerak sama sekali. Aku tidak heran kalau ia langsung mati ditempat!”

Amarah Shirou memuncak. “kuingatkan terakhir kalinya. Hentikan kekkainya, Shinji”

Shinji berkata coba hentikan saja jika kau bisa. Shirou akhirnya maju menerjang. Shinji mengarahkan sampul depan bukunya kearah Shirou. Lantai dibawah kakinya bergelombang dan mengeluarkan sinar hitam.

Shirou berkata serangan seperti itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan latihan dari Saber. Shirou tetap melangkah maju, membuat Shinji menjerit ketakutan.

Namun, tiba-tiba Rider muncul untuk melindungi Shinji. Shirou tentu saja bukan tandingan Rider. Rider berhasil melukainya di beberapa titik.

Shinji:”apa yang kau lakukan, Rider?! Sudah cukup main – mainnya! Cepat bunuh dia!”

Rider menusuk leher Shirou dengan mata rantainya, tetapi entah bagaimana, mata rantainya tidak mampu menembus leher Shirou. Justru ujung mata rantainya jadi patah.

Rider mundur beberapa langkah dan menendang Shirou dengan keras sampai ia terlontar keluar jendela.

Disaat jatuh, Shirou berpikir apakah ia akan mati dengan cara seperti ini? tanpa bisa melindungi siapapun? Shirou menatap segel sihir ditangannya. Dengan kekuatan segel itu, dia memanggil Saber untuk datang.

Tidak butuh waktu sampai sedetik bagi Saber untuk langsung tiba dan menyelamatkan Shirou yang sedang terjun bebas.

Shirou:”tidak ada waktu untuk menjelaskan! Kau tahu apa yang terjadi kan, Saber?”

Saber:”tunggu Shirou. Aku harus mengobati lukamu dulu – “

Shirou menahan tangan Saber. “kau tangani Rider. Hanya kau yang bisa mengalahkannya”

Saber:”tapi...”

Shirou:”kita harus menghentikan kekkainya! Fuji-nee dan yang lainnya sedang dalam bahaya! Kalau kau menolak, akan kugunakan segel perintah”

Saber:”tidak, aku mengerti. Perintahmu, Master”

Shirou:”kalahkan Rider! Aku akan urus Shinji”

Saber:”mengerti!”

Shirou dan Saber bersama-sama kembali masuk kedalam sekolah. Rider langsung maju menyerang. Saber langsung mendorong Shirou menjauh dan menghalau serangan Rider.

Rider:”jadi kau datang...”

Saber berkata ia akan mengurus Rider, dan meminta Shirou untuk mengurus masternya. Shirou langsung lari mengejar Shinji, sementara Saber berhadapan satu lawan satu dengan Rider.

Shinji yang ketakutan berlari sambil melepas mantra dari bukunya. Shirou memungut sapu yang jatuh dilantai, mematahkan ujungnya dan memperkuat gagang sapu itu. Ia menggunakannya untuk mematahkan sihir Shinji. Hal itu membuat Shinji semakin ketakutan dan berteriak meminta bantuan Rider. Tapi sayangnya Rider masih sibuk dengan lawannya.

Shirou membuat Shinji terpojok dan mencekiknya. “hentikan kekkainya, Shinji!”

Shinji:”k-kau pasti bercanda... kenapa aku harus mendengarkanmu...”

Shirou memperkuat cekikannya. “kalau begitu, aku hanya perlu membuatmu berhenti bernapas”

Shinji:”heh... omong kosong... kau pikir bisa melakukannya?”

Shirou:”kau dan aku sama-sama magus tak sempurna... tapi ada satu hal yang diajarkan padaku dengan baik. Bagaimana dan untuk apapun kau menggunakannya, sihir adalah alat yang digunakan untuk membunuh dan melukai orang lain. Jadi dari awal, setiap magus telah siap untuk saling membunuh... kurasa kau tidak diajari itu”

Shinji:”t-tunggu! Baiklah. Aku kalah, Emiya. Akan kuhentikan kekkainya segera. Rider!! Hentikan Blood Fort-nya!! Sekarang juga!!”

Rider mengeluarkan gumaman kecil dari mulutnya dan segera menghilangkan kekkai yang menutupi seluruh sekolah.

Shirou masih mencekik Shinji.

Shinji;”kau puas?! Lepaskan aku!”

Shirou:”Shinji, serahkan segel perintahmu. Lakukan sekarang dan kau tak perlu bertarung lagi”

Shinji:”enak saja! Kau pikir aku akan menurutimu? Kalau kehilangan segel perintahku, aku tak akan bisa mengendalikan Rider! Kalau itu terjadi, aku...”

Shirou:”cukup pergi ke gereja Kotomine. Gereja akan melindungi master yang menyerah”

Tak jauh dari sana, Rider tersenyum tipis pada Saber. Lalu dengan kecepatan luar bisa dia berlari melewati Saber, menuju tempat Shinji dan Shirou berada.

Saber:”Shirou!!”

Shirou terkejut dan melepaskan cengkramannya pada Shinji.

Rider:”kita harus mundur dari tempat ini”

Saber juga langsung berlari menghampiri masternya. “Shirou, menjauhlah. Rider berencana mengerahkan seluruh mananya yang tadi ia gunakan untuk membuat kekkai!”

Shirou:”mengerahkan mana?”

Shinji bertanya memang apa yang akan Rider lakukan? Ia bahkan bukan tandingan Saber!

Rider:”memang, aku bukan tandingan Saber. Tapi jangan takut. Noble Phantasm milikku jauh lebih unggul dari servant manapun. Tak ada yang bisa menghentikan kecepatanku, siapapun orangnya”

Rider mengangkat ujung mata rantainya, dan menusukkan bagian tajamnya ke lehernya sendiri. Darah muncrat dari lehernya, sampai menempel di dinding dan atap (iiikksss....). darah itu membentuk bulatan sempurna dan diagram sihir pun muncul, diikuti oleh cahaya putih yang sangat menyilaukan.

Saber berusaha melindungi Shirou, sambil berusaha untuk tetap membuka matanya, agar dia bisa melihat seperti apa Noble Phantasm Rider.

Sepasang sayap putih muncul, angin dan cahaya jadi semakin kuat. Seluruh lorong dipenuhi cahaya menyilaukan yang bergerak lurus sampai menembus tembok. Sedetik kemudian, seluruh kaca dan dinding di lorong hancur berantakan dan mengeluarkan asap. Shirou dan Saber memang tidak terluka, tetapi Shinji dan Rider sudah berhasil melarikan diri.

Aliran sihir didalam tubuh Shirou sepertinya terputus, ia jatuh tak sadarkan diri.

Ketika tak sadarkan diri, Shirou bermimpi tentang kejadian 10 tahun yang lalu, ketika ia diselamatkan oleh ayahnya, dari peristiwa kebakaran besar itu. Ia yang merasa lebih baik mati, melihat wajah Kiritsugu yang anehnya, justru Kiritsugu lah yang merasa lega dan terselamatkan.

“kalau sudah bangun, tidakkah kau pikir ada yang perlu kau katakan?”

Shirou menoleh dan melihat Rin berdiri disampingnya. “Tohsaka, kau disini?”

Rin:”bukan! Bukan ‘kau disini’! aku terus menjagamu, dan begitu kelakuanmu eh?”

Shirou mengucapkan terima kasih. Dia lalu teringat dengan sekolah dan bertanya bagaimana jadinya? Rin berkata Kirei sudah membereskan semuanya. Shirou merasa lega, lalu dia bertanya apa kotomine yang menyembuhkan lukanya? Rin berkata bukan, Shirou sendiri yang melakukannya.

Rin:”setidaknya, berterima kasihlah pada Saber. Aku tidak tahu caranya, tapi berkat Saber, tubuhmu bisa seperti itu.”

Saber ada didalam Dojo, ia masih memakai baju zirahnya. Shirou mengikuti saran Rin dan datang menemui Saber.

Saber:”Shirou, kau sudah sadar”

Saber langsung berdiri dan menampakkan wajah marah. “menerima undangan musuh dan pergi tanpaku... fakta bahwa kau berusaha bertarung sendirian... fakta bahwa kau tidak peduli dengan tubuhmu sendiri... apa kau mengerti? Semua tindakan bodohmu ini bisa menyebabkan kematianmu! Kenapa kau begitu senang membuatku dalam kesulitan?!”

Shirou:”tidak, aku...”

Saber:”akan kubuat kau mengatakan isi pikiranmu sekarang dan saat ini juga!”

Shirou:”maaf”

Shirou langsung membungkuk. “aku... memang bodoh”.

Saber sedikit terkejut dengan reaksi Shirou. Shirou berkata sudah sepantasnya Saber marah, ia membuat Saber khawatir. Shirou juga berjanji tidak akan bertarung seorang diri lagi.

Saber:”shirou... apa itu artinya....”

Shirou:”pinjamkan kekuatanmu. Aku tak bisa mengalahkan master lain sendirian, aku butuh bantuanmu. Aku cukup paham sekarang.”

Saber;”berarti, kau sudah menyadari kalau semua tindakanmu hingga saat ini salah kan? Kau akan berperan mendukungku... dan menyerahkan pertarungan padaku?”

Shirou:”tidak. Aku tak berpikir aku salah. Bahkan sekarang pun, aku tetap tak ingin melihatmu terluka. Kalau kau bertarung, aku juga akan bertarung.”

Saber:”kau masih mengatakan itu?!”

Shirou tersenyum. “untuk hal ini, aku takkan mengalah. Takkan kubiarkan kau bertarung sendirian”

Saber menatap lurus mata Shirou. Sama sekali tidak ada keraguan disana. Saber akhirnya mengalah. “keras kepala begitu memang karaktermu.”

Shirou:”eh?”

Saber:”aku tak perlu menjawabnya. Aku adalah pedangmu. Siapa lagi yang akan membantumu kalau bukan aku?”

Mereka berdua tersenyum dan saling berjabat tangan. Datanglah Tohsaka sang perusak suasana.

Rin:”sedang apa kalian berdua?”

Shirou dan Saber secara bersamaan langsung melepaskan pegangan mereka dan memalingkan wajah.

Rin:”mencurigakan sekali. Jangan bilang kalian berdua menyusun strategi tanpaku”

Saber:”bukan begitu. Aku hanya memeriksa nadi masterku untuk memeriksa kondisinya”

Rin:”itu cara yang aneh untuk memeriksa nadi. Ya sudahlah. Ini, Saber”

Rin menyerahkan bungkusan yang dia bawa pada Saber. Yang ternyata berisi baju Saber.

Rin;”hati-hati, ok? Kalau mengenakan baju Zirah tiba-tiba, pakaiannya akan menghilang”

Saber berterima kasih dan minta maaf karena sudah merepotkan. Rin berkata apa tidak apa-apa jika Saber mengenakan baju sederhana seperti itu? Kenapa Saber terus-menerus mengenakan baju ini?

Saber tersenyum lembut. “karena Shirou bilang ini cocok untukku”

BERSAMBUNG... ... ...

note: wah....gak kerasa udah posting yang ke - 100!!! blogger-emoticon.blogspot.com