Sementara itu...
Ace terkejut mendengar bahwa kelompok Bluejam berniat untuk membakar habis seluruh Gray terminal. Isi dari kotak-kotak yang mereka bawa waktu itu ternyata adalah bahan peledak. Ace bertanya apa Bluejam sudah gila? Bluejam tertawa.
Bluejam:”bukankah ini juga biasa bagi anak berandalah seperti kalian? Tapi kalian sudah terlanjur mengetahui hal ini. Kami tak bisa membiarkan kalian pergi begitu saja. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya satu hal pada kalian. Katakan padaku, dimana kalian menyimpan harta itu?”
Ayah Sabo melempar anaknya masuk kedalam ruang bawah tanah dan menguncinya. Sabo berteriak memohon untuk keluar, tetapi sia-sia saja.
Malam hari...
Angin bertiup semakin kencang. Para anak buah Bluejam memulai ‘operasi’ mereka. Mereka menembaki kotak-kotak peledak dengan pistol. Api menyebar dengan cepat. Pijaran api menerangi langit malam. Para penduduk kota bawah bisa melihatnya dengan jelas. Mereka tampak terkejut dan bingung, apa ada kebakaran? (tampaknya yang mengetahui rencana pembakaran itu adalah pada penduduk kota atas dan anggota kerajaan).
Bahkan kobaran api bisa terlihat dari markas Dadan, yang terlihat cemas.
Para penjaga mengungsikan para penduduk yang tinggal di dekat gerbang masuk. Tetapi ketika para penghuni Gray terminal ingin masuk kekota untuk menyelamatkan diri, para penjaga menghalangi dan memukuli mereka. Bahkan mereka malah menutup pintu gerbang rapat-rapat, mengurung para penghuni Gray terminal didalam kobaran api.
Para penghuni Gray terminal terbangun dari tidur mereka, terkejut karena kobaran api sudah menyelimuti seluruh rumah. Mereka berusaha melarikan diri kearah laut, tetapi api sudah menutupi jalan kesana. Api juga menutupi jalan mereka ke hutan. Mereka terjebak...
Kelompok Bluejam berkumpul didepan pintu gerbang. Bluejam tertawa dan tampak sangat puas dengan ‘hasil karya’-nya. Rupanya, Bluejam mau melakukan semua itu, karena Raja Goa berjanji untuk menjadikan dia dan seluruh anak buahnya sebagai bangsawan, jika dia mau membakar habis Gray terminal beserta seluruh penghuninya. Api berkobar semakin besar.
Bluejam:”sebaiknya kita segera pergi dari sini. Ayo kita masuk kepintu gerbang itu! Para pasukan kerajaan telah menunggu kita”
“kapten...Kita masih meninggalkan kedua bocah itu disana...”
Bluejam meninggalkan Ace dan Luffy ditengah kobaran api...dalam keadaan terikat ditiang! Ace tampak sedang berusaha untuk melepaskan ikatan talinya.
Bluejam:”lupakan saja mereka, mereka telah menolak tawaran baik kita dan tak mau menunjukkan dimana harta itu berada”
“tapi pintunya telah tertutup, kapten!”
Bluejam:”jangan panik, mereka menutupnya untuk menghalangi para sampah itu masuk. Mereka pasti mengenaliku, dan lalu membuka pintu gerbang ini”
Bluejam mendekati pintu gerbang,”disini Bluejam. Buka pintunya”.
Tetapi pintu gerbang masih tetap tidak terbuka. Bluejam berteriak dan menggedor-gedor pintu gerbang. Para penjaga didalam bisa mendengarnya, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang membukakan pintu. Bluejam akhirnya menyadari rencana licik Raja. Raja memperalatnya untuk membakar Gray terminal, menguncinya disana, dan menimpakan semua kesalahan padanya (Raja memutar balikkan fakta, dengan berkata pada semua orang, bahwa dalang dibalik terbakarnya Gray terminal, semuanya adalah perbuatan Bluejam).
Ace akhirnya berhasil memotong tali yang mengikat mereka berdua. Luffy menangis ketakutan. Ace memarahinya, Luffy pun berusaha untuk tidak menangis.
Ace:”kita akan baik-baik saja! Aku ada disini!”
Sementara itu, kepanikan terjadi di rumah Sabo. Karena anak itu berhasil melarikan diri...lagi...lewat lubang udara.
Sabo langsung menuju ke pintu gerbang. Beberapa penjaga bersenjata berusaha menghalanginya. Sabo memohon agar mereka mau membuka pintu gerbangnya. Dia juga berteriak memanggil kedua saudaranya, meminta mereka untuk lari. Sabo berpegangan kuat pada tuas untuk membuka gerbang. Para penjaga memukuli bocah malang itu sampai terlempar dan pingsan.
Sabo ditinggal sendirian oleh para penjaga. Bocah itu telungkup tidak sadarkan diri di tengah jalan. Seorang lelaki tinggi besar yang memakai jubah hijau gelap mendekatinya. “Ada apa denganmu, nak?”. Sabo menengadahkan kepalanya, menatap pria dengan tato di wajah sebelah kirinya itu. “Pa...paman...”.
Sabo merangkak dan mencengkram tangan lelaki itu.
Sabo:”para bangsawan itulah...Yang melakukan semua ini...Percayalah padaku...Kota ini bahkan lebih busuk daripada Gray terminal. Penuh dengan orang-orang yang berhati busuk! Jika aku terus berada disini...Aku tak akan pernah merasa bebas! Aku malu terlahirkan sebagai seorang bangsawan!”
Lelaki itu, yang tak lain dan tak bukan, ternyata adalah Monkey. D. Dragon, ayah kandung Luffy. Pemimpin kelompok revolusionis dan juga buronan nomor satu pemerintah dunia. Dia tampak terkejut, bagaimana kerajaan Goa bahkan bisa membuat anak sekecil ini bisa berkata seperti itu.
Dragon:”aku mengerti perasaanmu. Akupun juga dilahirkan dikota ini. Tapi, aku masih belum memiliki kekuatan yang cukup untuk mengubah kota ini”
Sabo menangis, dia mencengkram kuat-kuat jubah Dragon.”paman, kau mendengarku kan?”
Dragon:”ya, aku takkan melupakannya”
Sabo tampak lega, dia lalu pingsan lagi. Dragon memegangi bocah malang itu.
Ace dan Luffy berlari kesana-kemari, berusaha untuk mencari jalan keluar dari kobaran api yang semakin membesar.
Kelompok Bluejam termangu, menatap kapal mereka yang sekarang sudah dilalap api.
“kapten, tak ada jalan buat kita! Semua jalan telah tertutup oleh api. Kita telah kehilangan kapal! Kita tak bisa pergi kelaut!”
Bluejam:”raja kurang ajar! Bagaimana mungkin dia melakukan semua ini?! Sungguh tak bisa dimaafkan!”
Sementara itu, sang Raja sedang asik menikmati secangkir teh hangat di singgasananya. Dia mengeluh bahwa pemandangan dilangit utara itu sungguh menyilaukan dan mengganggu. Dia memerintahkan pelayannya untuk menutup tirai jendela.
Para penghuni Gray terminal sudah tampak putus asa, tidak ada jalan keluar bagi mereka. Ace dan Luffy masih belum menyerah.
Luffy:”apakah semua penduduk bisa keluar dari sini?”
Ace:”ini bukan waktunya untuk mengkhawatirkan orang lain! Sial! Aku bahkan tak tahu harus kemana lagi!”
Tiba-tiba, terdengar suara seseorang. “Siapa yang mengizinkan anak busuk seperti kalian keluar dari tempat ini?!”. Bluejam dan para anak buahnya muncul dibelakang mereka.
Bluejam:”kami sudah kehilangan harapan sekarang. Kami masih tak percaya ini bisa terjadi. Mereka adalah manusia yang aneh, ya kan? Pada akhirnya mereka duduk bersantai dan mentertawakan kita.”
Anak buah Bluejam tertawa dan menghunuskan senjata mereka. Luffy menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kelompok Bluejam (kayaknya mereka udah hilang akal karena putus asa). Ace berteriak meminta Luffy untuk segera lari. Mereka berusaha lari, tetapi beberapa anak buah Bluejam menghalangi mereka.
Bluejam:”kita telah bekerjasama sebelumnya! Dan kita juga akan mati bersama!”
Ace:”Bahkan sampai kapanpun juga! Kami tak akan mati bersama kalian!”
Bluejam:”kau dingin sekali ya. Pikirkan kembali, apa kalian masih ingin menyembunyikan dimana harta itu berada. Kami akan mengambilnya sebelum api membakar habis semuanya”
Ace:”masih membicarakan harta disaat seperti ini?!”
Bluejam:”jika kalian sudah tak membutuhkannya segera katakan pada kami”
Luffy menolaknya, tetapi Ace malah menyetujuinya.
Ace:”baiklah, akan kukatakan padamu!”
Luffy:”Ace! Ace dan Sabo sudah mengumpulkannya susah payah...”
Ace:”Sabo pasti akan mengerti! Apapun yang terjadi...Apapun yang terjadi nyawa kitalah yang lebih penting!”
Ace menggambar peta pada sebuah balok kayu. Dia menandai letak penyimpanan harta mereka, dan memberikan peta itu pada Bluejam. Bluejam melirik anak buahnya. Dua anak buahnya memegangi Ace dan Luffy.
Ace:”apa yang kalian lakukan?! Aku sudah mengatakannya padamu kan!”
Bluejam:”tapi ini belum berakhir. Tidak ada yang tahu kalau kalian membohongi kami. Kalian harus ikut bersama kami.”
Ace:”jangan bercanda! Sudah tak ada waktu lagi melakukan hal seperti itu! Kenapa kalian tak pergi saja sendiri?!”
Bluejam menodongkan pistolnya kearah Ace.
Bluejam:”kau jangan sampai membuatku marah hari ini. Aku bersumpah untuk kembali dan melampiaskan semuanya pada anak itu. Karena dia juga seorang bangsawan. Dan dia juga saudaramu bukan. Mereka pikir mereka bisa berbuat seenaknya. Dan memandang rendah sampah seperti kita!”
Ace:”Sabo bukanlah orang seperti itu!”
Bluejam masih bersikeras bahwa Sabo sama saja seperti bangsawan lainnya. Luffy menggigit tangan anak buah Bluejam. Lelaki itu marah dan mengayunkan pedangnya, membelah tongkat pipa Luffy dan menggores dahi anak itu. Luffy terjatuh, menutupi mukanya dengan kedua tangan dan mengerang kesakitan. Anak buah Bluejam bersiap untuk membunuhnya. Ace meronta-ronta, berusaha melepaskan diri. Anak buah Bluejam menghujamkan pedangnya kearah Luffy. Ace berteriak keras, “jangan sentuh Luffy!”
Tiba-tiba, waktu seolah terhenti. Api disekeliling mereka padam. Satu-persatu, para anak buah Bluejam jatuh pingsan tanpa sebab yang jelas. Hal ini berlangsung selama beberapa detik. Lalu keadaan kembali menjadi normal dan api disekeliling mereka kembali berkobar. Bluejam, yang entah mengapa masih sadar, tampak panik dan ketakutan melihat semua anak buahnya tidak sadarkan diri. Ace, yang tampaknya tidak menyadari apa yang telah dia perbuat, menghampiri Luffy yang terbaring ditanah sambil menutupi wajahnya.
Bluejam mencengkram Ace dan mengangkat anak itu. “apa yang barusan kau lakukan?!”. Dia lalu membanting anak itu ketanah dan menginjaknya. Dia menodongkan pistolnya kearah Ace dan mulai menarik pelatuk.
Luffy:”Ace! Hentikaaan!”
BERSAMBUNG... ... ...
0 komentar:
EMOTICON :
Posting Komentar