Pages

Selasa, 27 September 2011

One Piece - episode 500 -

Ada badai hari ini, tetapi anak-anak itu sama sekali tidak tampak khawatir. Mereka malah bermain ‘bajak laut yang memasuki badai ketika berlayar’. Luffy bertugas menjaga agar bendera mereka tidak lepas.

Angin bertiup semakin kencang, Luffy melayang-layang terbawa angin, tangannya masih berpegangan pada tiang bendera (jadi kayak layangan gitu). Kedua kakaknya malah mentertawakan Luffy yang berteriak minta tolong.

Luffy:”berhentilah tertawa dan tolong aku!”

Badai akhirnya reda, tetapi tempat persembunyian mereka jadi hancur berantakan. Mau tak mau, mereka harus mengumpulkan bahan di Gray terminal untuk memperbaikinya.

Luffy:”aku mau cari teropong”

Ace:”bodoh, kau tak akan menemukan yang seperti itu disana”

Mereka sama sekali tidak menyadari, ada beberapa orang laki-laki yang mengikuti dan mengawasi mereka.

Luffy mencari bahan bersama-sama Ace. Dia merenggut kenapa tidak ada teropong disini (dasar Luffy...).

Sementara itu, di tempat terpisah, Sabo sudah berhasil mengumpulkan cukup banyak kayu. Dan secara kebetulan, dia juga menemukan sebuah teropong dan memungutnya.

Sabo:”ini dia teropongnya! Luffy pasti senang sekali!” (he’s really nice brother).

Bluejam dan beberapa anak buahnya tiba-tiba muncul dan menghadang Sabo.

Bluejam:”oi, bocah. Tak kusangka salah seorang dari tiga bocah berandalan adalah anggota keluarga bangsawan”

Sabo:”Bluejam! Bagaimana kau bisa tahu?”

Para anak buah Bluejam berusaha menangkap Sabo. Luffy dan Ace datang untuk membantu saudaranya. Mereka bertiga dengan mudah melewati para anak buah Bluejam.

Bluejam menembakkan pistolnya dan hampir mengenai kaki Ace. Ketiga bocah itu bersembunyi. Mereka akhirnya berhasil ditangkap anak buah Bluejam yang menyergap mereka dari belakang.

Para tentara dari kota datang bersama-sama dengan ayahnya Sabo.

Sabo:”ayah!”

Anak buah Bluejam menyerahkan Sabo pada ayahnya.

Luffy:”kembalikan Sabo!”

Ayah Sabo:”kembalikan katamu?! Sabo adalah anakku! Seorang anak harus hidup bersama orang tuanya, karena orang tuanya lah yang telah melahirkannya. Berani sekali kalian mempengaruhi Sabo untuk kabur dari rumah?! Dasar bocah-bocah sampah! Apa kalian menginginkan uangku?!”

Ace:”apa katamu?!”

Anak buah Bluejam yang memegangi Ace membanting anak itu ketanah. Ayah Sabo mengeluh karena cipratan ‘kotor’ darah anak itu mengenai wajahnya.

Sabo melepaskan diri dari orang yang memeganginya, “hentikan!”. Sabo berkata pada ayahnya bahwa dia kabur dari rumah atas keinginannya sendiri. Ayah Sabo tidak mau mendengarkan anak itu, dia menyuruh para tentara untuk memegangi Sabo.

Ayah Sabo:”kuserahkan sisanya padamu, bajak laut”

Bluejam berjanji dia akan memastikan untuk mengurus kedua anak itu sehingga mereka tidak bisa menggangu Sabo lagi.

Sabo:”tunggu dulu, Bluejam! Ayah, sudah cukup! Aku mengerti!”

Ayah Sabo:”apa maksudmu?”

Sabo terdiam sesaat, dia tampak sangat berat untuk melanjutkan perkataannya.

Sabo:”aku akan menuruti semua yang kau inginkan. Dan aku juga ingin kau berjanji satu hal...jangan pernah sakiti mereka berdua! Aku mohon. Mereka sangat berarti untukku, mereka adalah saudaraku”

Ayahnya setuju dan menyuruhnya untuk pulang secepatnya. Sabo berbalik dan hendak pergi. Ace berteriak keras,”hei! Jangan pergi!”

Ace:”Sabo, cepat lari! Kau tak usah pedulikan kami! Kau pernah mengatakan, ingin hidup bebas bersama kan!”

Luffy:”Sabo, jangan pergi!”

Ace:”apa kau akan meninggalkan mimpimu begitu saja?! Sabo!”

Sabo mulai menangis, dia kembali berjalan tanpa menghiraukan Luffy yang memanggilnya. Teropong yang tadi dia pungut untuk Luffy, terjatuh dari sakunya, dan hancur terinjak oleh kaki seorang tentara.



Luffy dan Ace dibawa ke markas Bluejam. Bluejam memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan tali yang mengikat mereka. Bluejam berkata bahwa sebaiknya mereka melupakan Sabo. Kalau mereka masih terus keras kepala, maka lain kali Bluejam pasti akan langsung membunuh mereka berdua.

Luffy:”tapi Sabo sangat membenci keluarganya!”

Bluejam:”jika dia memang berarti untuk kalian, kalian pun harus merelakannya pergi. Kau pasti akan mengerti saat kau dewasa nanti. Lalu...aku juga masih tidak bisa menerima apa yang telah kalian lakukan pada Porchemy. Tapi kelihatannya kalian lebih berguna daripada dia. Aku akan menawarkan sesuatu yang menarik untuk kalian berdua.”

Bluejam bertanya apakah mereka bersedia bekerja untuknya? Tugas mereka hanya membawa kotak-kotak ketempat yang sudah ditandai di peta Gray terminal.

Tanpa diduga, ternyata Ace setuju.

Kedua bocah itu mulai mengangkut kotak-kotak bersama beberapa anak buah Bluejam. Luffy merengut,”Ace, aku tak suka melakukan semua ini tanpa Sabo”

Ace:”aku pun juga tak menyukainya. Aku ingin sekali membawa pulang Sabo. Tapi aku sendiri tak tahu apa yang terbaik untuk Sabo. Kita lihat saja bagaimana nantinya. Dia akan baik-baik saja. Jika dia ingin kembali, dia pasti akan kembali sendiri. Kita gunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan uang tabungan bajak laut kita”

Sabo sedang diinterogasi oleh pihak keamanan. Ayahnya memaksanya untuk mengatakan bahwa ini semua adalah kesalahan Luffy dan Ace, tetapi dia bersikeras membantah ayahnya.

Ayah Sabo:”Sabo, nyawa dari kedua bocah Gray terminal itu ada ditangan bajak laut itu. Aku bisa saja memberikan perintah untuk mereka. Jika mereka memang berarti untukmu. segera lakukan apa yang kukatakan. Kau adalah anak yang pandai. Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan.”

Sabo:”kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti mereka! Itulah alasanku kembali ketempat ini!”

Sabo berusaha meyakinkan petugas bahwa kedua sahabatnya adalah orang yang baik. Ayah Sabo yang kesal menendang bangku yang diduduki Sabo hingga anak itu terjatuh. Ayah Sabo menyerahkan sejumlah uang kepada petugas yang tentu saja diterima dengan senang hati.



Ibu Sabo menyambut kedatangannya. Disampingnya ada seorang anak laki-laki asing.

Ibu Sabo:”baiklah, Stelly. Berikan salam untuk kakakmu”

Anak laki-laki berumur delapan tahun itu membungkuk dan mengucapkan salam pada Sabo. Sabo bertanya-tanya siapa anak ini?

Ayah Sabo:”kami telah mengadopsinya. Dia adalah anak yang pandai dari keluarga bangsawan juga. Tapi karena suatu alasan orang tuanya menjadi tak waras. Dan kami mengangkatnya menjadi anak karena dia begitu menjanjikan. Jika kau tidak bisa menjadi penerusku...tidak, mungkin aku terlalu keras padamu. Pergilah kekamarmu sekarang. Mulai besok kau akan belajar giat lagi”

Sabo termenung sendirian dikamarnya. Seseorang mengetuk pintu, ternyata adik angkatnya, Stelly.

Stelly:”Hai, kakak! Kudengar kau ini sangat bodoh. Ayah dan ibu selalu mengatakannya padaku. Tapi rupanya kau cukup beruntung, akan ada pesta pembakaran untuk mereka besok malam. Jika kau masih berada di Gray terminal, kau bisa mati seperti mereka.”

Sabo mencengkram kerah baju Stelly. “Apa maksud dari ucapanmu tadi? Apa yang terjadi disini?! Katakan semuanya padaku!”

Stelly:”be...besok malam Gray terminal akan dibakar habis oleh api”

Sabo:”dibakar?”

Stelly:”benar sekali, kau tidak mengetahuinya karena kau baru saja tiba. Rencana itu sudah diputuskan beberapa bulan yang lalu. Apa kau belum tahu, pemerintah dunia akan melakukan kunjungan didaerah sekitar East Blue? (masih ingat berita yang dibaca Dadan?). Dan diperkirakan mereka akan tiba dikerajaan Goa tiga hari lagi! Dan mereka juga membawa seorang bangsawan tertinggi yaitu Tenryuubito! Dan para keluarga kerajaan tak ingin Tenryuubito melihat tempat kotor seperti Gray terminal. Lalu akhirnya mereka memutuskan untuk membakar habis Gray terminal. Dan kota ini akan menjadi lebih bersih!”

Sabo:”bicara apa kau ini? Itu tidak mungkin terjadi. Ada banyak orang yang hidup disana! Mereka tidak bisa meninggalkan rumah mereka begitu saja!”

Stelly:”apa kau tak mengerti juga? Mereka semua juga akan dibakar habis sampai tak tersisa satupun”

Sabo:”apa yang kau maksud dengan...mereka?”

Sabo segera bergegas mengganti baju bagusnya dengan baju kumal yang biasa dia pakai, tidak lupa juga dia membawa tongkatnya dan pergi dengan cara melompat turun dari jendela. Ditengah jalan, Sabo melihat dua tentara yang menangkapnya tadi siang. Bocah itu mengikuti mereka sampai ke markasnya dan mencuri dengar.

“apa kita sudah siap dengan rencana besok? Jangan sampai ada satupun yang terlewat”

“kami sudah siap, namun yang perlu dipertanyakan adalah para bajak laut itu. Mereka lah yang akan membakar tempat sampah itu.”

“Bluejam dan kelompoknya sudah menyiapkan peledak disetiap titik...(peledak? Kotak-kotak itu?). Dan itu akan selesai dipasang disemua wilayah Gray terminal kira-kira besok”

Sementara itu, Luffy terus-menerus memikirkan Sabo. Ace memarahinya dan menyuruhnya untuk cepat tidur. Bahkan dalam tidurpun, Luffy masih memanggil-manggil Sabo, dan menanyakan teropongnya (ehehehehe...). Ace hanya bisa menghela nafas dan membetulkan letak selimut Luffy.

Keesokan paginya...

Sabo tidak tidur semalaman, dia duduk diatas atap rumah seseorang. Dijalanan, orang saling tersenyum dan menyapa. Sabo yang melihat itu berpikir kalau semuanya terlihat ‘normal-normal’ saja, dia menghela napas lega, dan memutuskan untuk berjalan-jalan disekeliling kota. Hari itu angin bertiup cukup kencang.

Sementara itu Ayah Sabo sudah menyadari kalau anaknya kabur lagi. Dia memerintahkan pelayannya untuk mencari anak itu.

Sabo menghampiri dua orang lelaki yang sedang duduk-duduk. Dia bertanya mengenai ‘pembakaran’ di Gray terminal.

“tentu saja aku mengetahuinya, memangnya kenapa?”

Wajah Sabo mendadak pucat. Lelaki itu bertanya Sabo dari keluarga bangsawan mana, tetapi bocah itu langsung melarikan diri.

Sabo berpikir, ada apa dengan mereka semua?Semuanya telah mengetahui hal ini?Dan mereka bertingkah laku seperti tak ada kejadian apapun?Apa memang tak ada seorangpun yang peduli dengan pembakaran yang dilakukan pada Gray terminal?!

Sementara itu, Luffy dan Ace sedang bersama kelompok Bluejam di Gray terminal.

Ace:”kau ingin kami membawa kotak-kotak itu?”

Bluejam:”ya, ada pekerjaan besar untuk kalian malam nanti, aku akan mengatakannya”

Seekor anjing menghampiri Sabo, sang pemilik meminta maaf kalau anjingnya sudah mengganggunya. Sabo bertanya apakah kakek itu juga tahu tentang pembakaran Gray terminal.

“ya, tentu saja”

Sabo:”kenapa kau dan orang-orang terlihat begitu tenang sekali? Kenapa tak ada seorangpun yang berusaha mencegahnya?”

“dari suaramu, sepertinya kau masih seorang anak-anak. Tapi,dengarkan baik-baik. Kita akan melakukan rencana itu dengan hati-hati! Jangan sampai orang luar kota mengetahui hal ini. Kita berbeda dengan mereka! Jika kau memang berasal dari keluarga bangsawan...”

Sabo berteriak dan berlari menjauhi kakek itu. Dia berpikir bahwa kota ini sudah benar-benar rusak dan gila. Dia memutuskan untuk memberitahu kedua sahabatnya dan orang-orang di Gray terminal tentang pembakaran itu. Tiba-tiba angin super kencang berhembus, membuat anak itu terkejut dan berhenti berlari. Dibelakangnya, ada beberapa orang penjaga yang mengenali wajahnya dan mengejarnya. Sabo berlari menentang angin, menuju pintu keluar kota.

Sabo:”larilah! Ace! Luffy!”

BERSAMBUNG... ... ...

Selasa, 20 September 2011

Fairy Tail - episode 16 -

Gray memutuskan menggunakan Iced Shell untuk mengalahkan Lyon.

Lyon:”lakukan! Kau tidak punya cukup keberanian untuk mati”

Gray:”sayang sekali...”

Tapi tampaknya Gray kali ini benar-benar serius.

Gray:”Natsu, Erza, semua yang ada di Fairy Tail...aku serahkan sisanya pada kalian. Maaf, tapi aku akan pergi sekarang! Semuanya...berakhir disini!”

Gray merentangkan kedua tangannya, bersiap untuk melepaskan semua kekuatan sihirnya,”ICED.....”. Dan...tiba-tiba...Natsu memukulnya! ,”kau bodooohhh...!!!”

Pukulan Natsu menghentikan pengaktifan sihir iced shell, sebab Gray malah jadi terbengong-bengong sendiri karena kaget.

Gray:”Natsu!”

Natsu:”kau tiba-tiba mengganggu pertarunganku dan mulai berbicara tentang hal ‘tanggung jawab’ sialan ini? Kau menggangguku! Jangan mengambil buruanku!”

Gray:”b-buruanmu?”

Natsu:”akulah yang akan mengalahkan dia!”

Gray:”bukankah aku sudah memberitahumu bahwa ini adalah urusanku?!”

Natsu:”dan pernahkah aku berkata, ‘ya, aku mengerti itu, pak’ ?”

Gray:”kau...”

Natsu:”mau berkelahi?”

Gray mencengkram syal Natsu,”aku harus menyelesaikan urusanku dengan laki-laki ini! Aku sudah siap mati untuk ini!”

Natsu mencengkram lengan Gray,”maksudmu mati untuk ‘menyelesaikan urusan’ ? Hah? Bukankah itu sama dengan melarikan diri, dasar bodoh?”

Gray:.........!!

Terdengar suara gemuruh, seluruh kuil berguncang.

Natsu:”a-apa itu?”

Sementara itu, Erza, Lucy dan Happy sedang sibuk menghajar para anak-anak buah Lyon. Tapi jumlah mereka terlalu banyak.

“Jangan segan-segan! Kita tidak bisa membiarkan siapapun menghalangi jalan Reitei-sama!”

Guncangan di kuil juga bisa dirasakan oleh Erza dan Lucy.

Erza:”apa yang terjadi?”

Lucy terkejut,”tidak mungkin!”

Entah bagaimana caranya, reruntuhan yang sudah susah payah dimiringkan oleh Natsu, menjadi tegak kembali!

Didalam kuil, Natsu benar-benar kesal. Dia menginjak-nginjak dan memukul-mukul lantai,”apa yang sebenarnya terjadi?!”

Gray:”ini artinya sinar bulan akan bisa menerangi Deliora lagi!”

Kaki tangan Lyon yang memakai topeng dan berambut hijau (ngg...siapa namanya? oh iya, Zalty...), masuk sambil berlari-lari kecil,”maafkan aku, aku agak sibuk tadi.”

Lyon:”Zalty, apakah ini perbuatanmu?”

Zalty:”ahaha...bulan akan muncul sebentar lagi, jadi kuputuskan untuk ‘memperbaiki’ kuilnya”

Gray:”s-siapa sebenarnya lelaki itu?”

Natsu:”dia mengacaukan semua kerja kerasku! Bagaimana kau bisa memperbaikinya!!”

Zalty menoleh kearah Natsu, dan dia malah tertawa terbahak-bahak.

Natsu:”BAGAIMANA CARAMU MELAKUKANNYAAAAA??!!!!!”

Zalty sama sekali tidak menghiraukan Natsu,”baiklah, aku rasa kita harus membuat persiapan untuk upacara Moon Drip”. Setelah itu, dia langsung pergi. Hal itu membuat Natsu shock,”aku diabaikan?!”.

Natsu benar-benar murka sekarang, dia mengeluarkan api dari mulutnya,”bagus!! Lawanlah aku, pria bertopeng!!!”. Tanpa pikir panjang, Natsu langsung berlari mengejar Zalty yang lari sambil tertawa,”tunggu, kau!!”

Gray:”Natsu!”

Natsu menghentikan langkahnya, dia menoleh kearah Gray,”aku akan menghajar pria itu sampai jadi bubur, berjuta-juta kali! Aku akan serahkan yang disini padamu”

Gray mengangguk.

Natsu:”akan jadi memalukan kalau kau sampai kalah lagi”

Gray:”ya...”

Natsu:”bukan untukmu!”

Gray:”aku tahu...”

Natsu dan Gray:”untuk Fairy Tail!”

Lyon:”aduh, aduh...kalian berdua benar-benar berisik”

Gray:’barusan, apakah kau sudah memperkirakan bahwa Natsu akan menghentikanku menggunakan Iced Shell?”

Lyon:”tidak, aku tidak mengira bahwa dia bahkan bisa sedekat itu pada kekuatan sihir sekuat tadi”

Gray:”kalau begitu kau serius tidak akan menghindar tadi?”

Lyon:”itu benar. Tapi aku akan selamat. Aku bilang ‘lakukan’ , karena aku menyadari kau akan melakukannya”

Gray:”sudah kuduga...”

Lyon:”meskipun aku terperangkap didalam es, aku masih punya para anak buahku yang setia. Dan disini adalah pulau tempat dimana Moon Drip bisa digunakan untuk menghapus sihir Iced Shell.”

Gray:”aku benar-benar ceroboh. Menggunakan Iced Shell disini ternyata sia-sia.”

Lyon:”dan kau masih berkeinginan untuk melawanku? Kau tidak akan bisa menang melawan– “

Gray:”sudah hentikan saja”

Lyon:”apa?”

Gray:”menyerahlah soal Deliora”

Lyon:”omong kosong apa yang sedang kau bicarakan? Pertama kau mengancam, dan sekarang membujukku? Apakah guild mu punya dokter gigi yang sudah mencabut taringmu?”

Gray:”Lyon, dengarkan aku baik-baik. Ul masih hidup! Iced Shell adalah mantra yang mengubah tubuh penggunanya menjadi es. Es yang menyelimuti Deliora. Es yang sama yang sekarang sedang kau coba untuk lelehkan...adalah Ul sendiri. Ul berubah menjadi es dan hidup sampai saat ini. Aku minta maaf karena tidak memberitahumu tentang ini sebelumnya. Aku sudah berjanji pada Ul untuk tidak memberitahumu”

Lyon:”Gray...”

Gray:”Lyon, jadi tolong hentikan ini– “

Tiba-tiba saja, Lyon maju dan menempelkan tangannya ke perut Gray, dia membuat harimau dari es dan menembus perut Gray! Gray memegangi perutnya dan merintih kesakitan.

Lyon:”aku sudah tahu semua itu. Tapi es itu sudah bukan Ul lagi. Itu hanyalah batu beku yang tertinggal”

Gray berusaha bangkit sambil menahan rasa sakitnya,”kau sudah tahu?”

Lyon:”kau tidak sungguh-sungguh percaya bahwa Ul masih hidup, kan? Dewasalah sedikit”

Gray tampak murka,”kau tahu semuanya, dan masih...”

Lyon:”memangnya kenapa?”

Gray memukul wajah Lyon, sampai dia terpental dan menabrak dinding es.

Lyon:”mustahil! Bagaimana kau bisa bergerak dengan luka seperti itu?”

Gray:”sudah cukup”

Lyon:”ha?”

Gray:”sudah cukup aku mencoba untuk menyelamatkanmu”

Lyon:”itu berarti mulai dari sekarang kau akan mencoba untuk mengalahkanku? Aku menghemat tenagaku untuk pertempuran melawan Deliora. Jadi, aku tidak mau membuang-buang energi sihirku”

Gray mengacungkan kepalan tangannya,”kalau begitu kita akan selesaikan dengan cara ini”

Lyon:”dengan kata lain tanpa sihir, iya kan? Baiklah”

Gray mulai maju menyerang Lyon, Lyon dengan mudah menunduk dan memukul bagian perut Gray yang tidak terlindungi (soalnya dia kan gak pake baju).

Lyon:”seranglah titik lemah lawanmu selama dalam pertarungan. Itulah yang diajarkan Ul pada kita, ingat?”

Gray:”jangan kau berani-berani...menyebut nama itu!!”

Gray mencoba memukul Lyon lagi, tetapi Lyon menghindar dan menendang perutnya.

Sementara itu, Natsu masih mengejar-ngejar Zalty yang berlari sambil tertawa-tawa.

Natsu:”bagaimana caramu memperbaiki reruntuhannya?!”

Zalty berhenti berlari, dia mengarahkan tangannya keatas. Dengan kekuatan sihirnya, terbentuklah sebuah lingkaran diatap, dan atap itu jatuh kearah Natsu. Natsu menendang potongan batu itu menjadi berkeping-keping.

Zalty melambaikan tangannya, dan kepingan batu itu menyatu kembali dan menempel di tempatnya semula, seolah-olah tidak pernah copot atau terjadi apa-apa.

Zalty:”seperti yang barusan kau lihat, begitulah caraku memperbaiki reruntuhannya”

Natsu:”s-sihir apa itu?”

Zalty:”ini adalah salah satu dari sihir yang hilang (Lost Magic). Sihir yang terlampau kuat yang sudah dihapuskan dari sejarah”

Natsu:”dihapus dari sejarah?”

Zalty:”sihir Dragon Slayer-mu juga salah satunya”

Natsu terlihat bingung,”milikku juga?”

Tiba-tiba saja Zalty lenyap.

Natsu:”dia menghilang! Kemana dia pergi? Sialaaaaan!”

Gray benar-benar dihajar habis-habisan oleh Lyon.

Lyon:”ada apa? Bukankah kau ingin menyelesaikan ini dengan tinjumu, iya kan?”

Gray terhuyung-huyung, dia berteriak dan mencona memukul Lyon, tetapi dia malah terpental kebelakang karena tendangan Lyon.

Gray tersenyum,”benar juga. Dulu aku pernah bertarung melawan seseorang seperti sekarang ini”

Lyon berlari maju,”ini yang terakhir!”

Gray mencoba menghadapinya, tetapi lagi-lagi malah dia yang terpental. Didalam kepalanya terdengar suara Natsu,”berdirilah!

Kita kembali ke beberapa tahun yang lalu...

Natsu dan Gray kecil habis bertarung, baju mereka kotor dan napas mereka tersengal-sengal. Natsu terduduk ditanah, Gray berdiri di hadapannya. Natsu berteriak kepada Gray,”berdirilah!”

Gray:”justru kaulah yang harus berdiri!!” (mwahahahaha...)

Natsu:”ini yang terakhir!”

Mereka saling menyerang lagi, sementara Erza dan master mengamati mereka berdua.

Gray masih tetap berdiri, sementara Natsu sudah terkapar ditanah.

Gray:”aku menang”

Gray berbalik dan hendak pergi.

Natsu:”tunggu! Ini belum selesai!”

Gray tersenyum,”tidak masalah bagiku”. Mereka pun bertarung lagi.

Kembali lagi kemasa kini...

Lyon dan Gray sama-sama sudah tampak lelah.

Lyon:”pada akhirnya, kau masih tidak mampu menandingiku”

Lyon berbalik dan pergi.

Gray:”tunggu!”

Gray bangkit kembali,”ini belum selesai!”

Lyon tampak geram,”kau harusnya mati saja sekarang!”

Mereka saling memukul, tetapi kali ini Lyon-lah yang terpental.

Gray:”tidak mungkin aku akan kalah!”

Lyon melesat dan memukul wajah Gray.

Gray:”ini juga demi orang itu yang sudah melawanku dengan seimbang! (maksudnya Natsu)”

Sementara kedua orang ini lagi asik pukul-pukulan, kita lihat dulu keadaan yang lain.

Lucy, Erza dan Happy masih terkepung para perapal mantra anak buah Lyon.

Erza:”Lucy, apa kau juga menyadarinya?”

Lucy:”ya, meskipun jumlah mereka banyak, tetapi kekuatan sihir mereka benar-benar lemah”

Erza:”tepat. Tidak ada lebih dari lima orang penyihir yang cukup kuat diantara mereka”

Happy:”aw, ya ampun, kalau begini aku tidak bisa sungguh-sungguh melawan mereka”

Lucy:”memangnya kau pantas berkata seperti itu?”

Erza:”jadi, bisakah kau mengatasi mereka?”

Lucy:”serahkan saja padaku!”

Lucy memanggil Cancer keluar.

Erza menatap Cancer,”bukankah kau...?”. Tampaknya Cancer langsung terkena pesona Erza, dia berlutut sambil memegang sebuah buket mawar merah,”Erza-sama, silahkan perintahkan aku sesuka hatimu, chuki~ (gunting / potongan. Entah apa maksudnya, mungkin plesetan dari suki=suka)”

Lucy:”apa maksudmu dengan ‘–sama’?! Dan ‘chuki’?! Akulah yang memanggilmu!!”

Lucy menunjuk para anak buah Lyon,”kalahkan mereka!”

Cancer:”oke, ebi~...chuki~”

Lyon terengah-engah, dia tampak kesulitan berdiri dan berpegangan pada dinding es.

Lyon:”aku bisa dikalahkan oleh orang seperti Gray? Ini tidak bisa diterima”

Gray:”kalau begitu menyerahlah”

Lyon mendelik kesal, dia membuat naga dari es dan menyerang Gray.

Gray:”kau melanggar perjanjian!”

Lyon:”siapa peduli? Tidak perduli seperti apa perjuanganmu, Deliora akan hidup kembali tidak lama lagi! Tidak ada yang bisa menghentikan ini sekarang!”

Gray mengepalkan tangannya dan berusaha untuk berdiri,”kami pasti akan menghentikanmu”

Lyon:”meskipun saat ini Zalty sudah memulai upacara Moon Drip?”

Gray:”jangan meremehkan Natsu. Kalian semua sama sekali bukan tandingannya”

Zalty sudah sampai di tempat Deliora yang masih membeku didalam es.

Zalty:”akhirnya”

Natsu:”ketemu kau!”

Natsu melompat dan hendak memukul Zalty dengan tinju apinya, tetapi Zalty mampu menghindar dengan mudah.

Zalty:”bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?”

Natsu:”aku punya penciuman yang tajam. Ngomong-ngomong, baumu seperti parfum perempuan”

Zalty tertawa,”aku harus menghidupkan kembali Deliora, tidak perduli apapun yang terjadi”

Natsu:”menyerah sajalah! Itu sudah tidak mungkin sekarang”

Zalty:”benarkah? Dan kenapa tidak mungkin?”

Natsu tersenyum penuh percaya diri,”Gray akan mengalahkan pria itu, dan aku akan mengalahkanmu. Berjuta-juta kali. Dan itu akan menjadi akhirnya.”

Zalty:”aku ragu tentang itu...”

Zalty tersenyum dan melihat kearah Deliora, entah bagaimana, cahaya bulan berwarna ungu kembali menerangi monster itu!

Natsu:”c-cahaya?! A-apa seseorang melakukan upacara diatas?”

Di puncak kuil, ternyata Toby-lah yang seorang diri sedang melakukan upacara Moon Drip.

Zalty:”efek Moon Drip mungkin melemah kalau hanya dilakukan satu orang saja. Tapi kami sudah cukup banyak mengumpulkan cahaya bulan”

Perlahan-lahan, es yang menyelimuti tubuh Deliora mulai mencair. Hal ini membuat wajah Natsu pucat dan ia menjerit panik. Ia lalu bergegas menuju keatas kuil untuk menghentikan orang yang sedang melakukan ritual.

Zalty tidak membiarkannya begitu saja, dengan kekuatan sihirnya, ia ‘memotong’ atap. Bongkahan batu raksasa itu nyaris mengenai Natsu.

Zalty:”aku tidak akan membiarkanmu lari. Datang mengejarku merupakan kesalahan...salamander-kun”

Erza, Lucy dan Happy berhasil mengalahkan para perapal mantra. Dua orang perapal mantra mencoba menghalangi mereka. Erza mengenali hiasan rambut yang mereka pakai, rupanya mereka adalah para penduduk Bargo (ingat Bargo? Bargo adalah kota terakhir yang diserang Deliora)



Natsu yang murka menyerang Zalty dengan apinya. Tetapi Zalty lagi-lagi mampu menghindar.

Zalty:”apa kau yakin menggunakan apimu saat ini? Kau hanya akan mempercepat proses pelumeran Deliora”

Natsu:”jika sihir api dapat mencairkan esnya, kalian sudah menggunakannya sedari dulu, bukan begitu? Aku akan mengalahkanmu dengan cepat, menghancurkan pria diatas, dan mengakhiri ini semua.”

Reruntuhan mulai berguncang lagi.

Gray:”reruntuhannya berguncang lagi”

Lyon memberitahunya bahwa upacara Moon Drip sudah dimulai, dan es yang menyelimuti Deliora sebentar lagi akan mencair.

Lyon:”kau tahu sudah berapa lama aku menunggu saat ini? Mengumpulkan rekan dan pengetahuan selama sepuluh tahun terakhir, untuk akhirnya mempelajari pulau ini. Pulau dimana bisa mengumpulkan cahaya bulan, Galuna!”

Lyon membuat burung-burung dari es yang terbang dan menyerang Gray,”kami membawa Deliora kesini dari Bargo, dan itu tiga tahun yang lalu”

Gray:”jadi kau menghabiskan waktumu untuk melakukan hal yang sia-sia selama tiga tahun terakhir?”

Lyon tersinggung mendengarnya,”sia-sia?! Ucapan itu datang dari seseorang yang menghabiskan waktunya bersantai didalam guild selama sepuluh tahun!”

Gray:”aku hanya percaya kata – kata Ul”

Gray kecil yang mengingat perkataan Ul bahwa ada banyak penyihir kuat dibarat, akhirnya sampai di Fairy Tail.

Master Makarov sedang menjelaskan pada Gray bahwa sangat sulit untuk bisa melelehkan Iced Shell.

Gray:”tidak mungkin! Bukankah disini ada banyak penyihir hebat?”

Makarov:”yah, mungkin memang ada satu cara...”

Gray sangat senang mendengarnya.

Makarov:”tidak, tunggu dulu. Itu tidak bisa. Melelehkan esnya sama saja dengan membunuh Ul”

Sekarang, akhirnya Gray mengerti bahwa Makarov hendak memberitahukan tentang Moon Drip padanya waktu itu.

Gray:”aku tidak menyangka yang akan membunuh Ul adalah murid tertuanya sendiri!”

Lyon:”kau bisa berkata sesukamu. Aku hidup hanya untuk hari ini. Bagaimana caranya seorang murid, yang ditinggalkan, mengungguli gurunya yang sudah tiada? Pikirkan itu!”

Lyon menyelimuti tangannya dengan es dan mulai memukuli Gray,”jawabannya adalah Deliora! Jika aku bisa mengalahkan sesuatu yang tidak bisa dikalahkan oleh guruku, maka aku bisa melampauinya!”

Gray berusaha menghindari pukulan-pukulan Lyon,”aspirasimu patut dikagumi, tapi kau tidak menyadari bahwa kau telah mengambil jalan yang salah!”

Gray:”apakah kau berpikir seseorang yang tidak bisa melihat apapun akan mampu melampaui Ul? Pikirkan lagi! Tidak dalam 100 tahun sekalipun!!”

Gray menebas Lyon dengan pedang es-nya, tetapi rupanya itu bukan tubuh aslinya, tetapi tiruan yang terbuat dari es.

Lyon yang asli ada dibelakang Gray, dia membuat harimau raksasa dari es. Gray membalasnya dengan cara membuat penjara es dan mengurung harimau itu didalamnya.

Lyon melambaikan tangannya untuk memerintahkan harimaunya menghancurkan pernjara itu. Tetapi terali-terali es itu ternyata lebih keras dari kelihatannya, gigi-gigi tajam si harimau tidak bisa menghancurkannya.

Gray:”kreasi yang dibuat dengan satu tangan tidak akan seimbang. Jadi mereka akan kehilangan kekuatan disaat yang kritis”

Kali ini, Gray bahkan membuat sesuatu yang lebih keren lagi, meriam es!! Lyon pun tumbang terkena satu tembakan meriam itu.Kemenangan menjadi milik Gray.



Tiba-tiba, terdengar jeritan yang sangat mengerikan dan memekakkan telinga. Teriakan itu sampai terdengar ditempat Erza dan yang lain.

Tetapi yang paling menderita adalah Natsu, karena rupanya jeritan itu berasal dari Deliora!(pas didepannya bo! pengang gak tuh...?) Kyaaa...Deliora sudah bangkit!!



Gray dan Lyon yang sudah pernah melawan monster itu sebelumnya, langsung mengenali suara Deliora.

Gray:”sial! Apa dia sudah bangkit kembali? kalau begitu aku tidak punya pilihan...Iced Shell!

BERSAMBUNG... ... ...