Pages

Kamis, 11 Agustus 2011

One Piece - episode 497 -

Dadan merenggangkan badannya di depan rumahnya, pagi ini cuacanya cerah sekali. Dia menengok dan menyapa anjingnya,”bagaimana kabarmu, Pochi?”. Dadan lalu berjalan beberapa langkah ke depan, daan...bruukk...dia terjatuh kedalam lubang jebakan.

Dadan berteriak histeris dari dalam lubang,”Siapa yang menggali lubang jebakan di depan rumah?!”

Doran dan Magra mengintip kedalam lubang.

Magra:”Ace dan kedua bocah itu yang memasangnya, untuk menjebak beruang”

Dadan:”Ini adalah RUMAHKU! Mereka tidak bisa menggali seenaknya dimanapun mereka mau! Para anak nakal itu!”

Sekelompok preman berkumpul. Salah seorang dari mereka berkata,”Sabo, siapa yang telah memberikan ijin padamu untuk memasuki wilayah kami?!”

Sabo ada di tengah-tengah kerumunan preman itu, dia sama sekali tidak kelihatan takut, “wilayah kalian? Ha! Kalian semua terlalu percaya diri! Berhenti bicara omong kosong dan lawan aku!”

Tiba-tiba, Ace berayun dari belakang, dengan menjadikan kaki Luffy sebagai tali ayunnya, dia mendarat sambil menendang kepala salah satu preman. Para bocah itu menghajar para preman tanpa ragu.

Tidak lama kemudian dua orang polisi datang. Ketiga bocah itupun bergegas melarikan diri dengan melompati tembok.

Ketiga anak nakal itu berhasil keluar dari dalam kota. Sabo berteriak dengan riang,”ayo kita cari rusa untuk makan malam!”

Luffy:”Yaa! Aku suka daging rusa! Ayo kita pergi berburu!”

Luffy berlari mendahului kedua kakaknya.

Ace dan Sabo:”hei tunggu!”

Mereka pulang kerumah ketika sore tiba.

Luffy:”kami pulang!”

Dadan:”jangan pulang kerumah, anak-anak nakal!”

Sebuah rusa dewasa utuh yang sudah mati mendarat diwajah Dadan.

Sabo:”itu untuk makan malam”

Ace:”masaklah sekarang”

Luffy:”waktunya makan!”

Tidak lama kemudian, setumpuk daging rusa lezat yang sudah matang tersedia diatas piring.

Yihaaaa....’ritual’ perebutan makanan pun mulai terjadi.

Dadan duduk dengan tenang dipinggir ruangan sambil meminum sake pelan-pelan. Lalu....pluk!, seiris daging terbang melayang dan mendarat di pipi kirinya. Pluk! Seiris daging lain menempel dipipi satunya lagi. Terakhir....sebuah cawan sake melayang dan tepat mengenai wajahnya,wkwkwkwk....

Dadan akhirnya tidak mampu menahan amarahnya, “jangan membuang-buang makanan!!”. Luffy, yang tampak liar karena melihat makanan, menggigit kepala Dadan. Dadan berlari kesana kemari dengan panik,”dia akan memakanku!”

Dadan melemparkan ketiga bocah nakal itu kedalam bak mandi yang sudah terisi air hangat,”jangan keluar hingga kalian selesai menghitung sampai 10.000!”. Ketiga bocah itu mandi sambil saling bercanda satu sama lain.

Dadan menatap keadaan rumahnya yang kacau balau, wajahnya tampak seperti mau menangis, lalu dia menghembuskan nafas. Dadan dan para anak buahnya gotong royong membersihkan rumah.

Dadan:”yang benar saja! Kenapa kita selalu harus membersihkan seisi rumah setiap hari setelah makan malam?! Aku akan mengusir mereka bagaimanapun caranya!”

Beberapa saat kemudian, seluruh rumah tampak bersih berkilau. Dadan dan Doran tersenyum puas melihat hasil jerih payah mereka.

Lalu, ketiga anak nakal masuk kedalam ruangan, kaki mereka basah karena baru habis mandi, jejak-jejak kaki menempel dilantai yang sudah bersih berkilau. Mereka saling kejar-kejaran, Luffy bahkan membalikkan kuali berisi air yang ada di atas pemanas ruangan.

Dadan menggenggam sapunya kuat-kuat.

Doran:”B-bos...”

Dadan menoleh, wajahnya....sungguh tidak bisa digambarkan (antara kesel, tapi maksain senyum), lalu dia mematahkan sapunya sendiri.

Dadan mematikan lampu kamarnya dan merebahkan diri diatas futon,”waktu dimana aku bisa bersantai hanyalah waktu ketika aku ada diatas futon-ku”.

Sementara itu, dilantai dua, ketiga bocah itu belum tidur, mereka memutuskan untuk berlatih sekali lagi malam itu.

Di lantai bawah, Dadan sedang bermimpi bahwa dia adalah seorang gadis cantik yang langsing, memakai gaun pink dan berdiri di sebuah ladang yang penuh dengan bunga-bunga indah (mwahahahaha... what??!!!). Ketiga bocah itu masih sibuk bergulat dilantai atas.

Kembali ke mimpi Dadan.... Dadan ‘versi cantik’ berlari dengan lebay-nya di padang bunga, Tiba-tiba sesosok peri kecil terbang melayang kedepannya.

Peri itu menundukkan kepalanya sehingga wajahnya tidak terlihat. Dadan tersenyum dan menyapa peri itu. Peri itu lalu mengangkat wajahnya, oala, wajahnya mirip Luffy!

Peri- Luffy nyengir lebar, lalu meninju perut Dadan. Disaat bersamaan, Luffy asli terjatuh dari lantai kayu yang jebol, tepat menimpa Dadan dilantai bawah (apes bener si Dadan).

Ace dan Sabo melongokkan kepala dari atas.

Ace:”Luffy, apa kau masih hidup?”

Sabo:”lantainya bobrok sekali”

Luffy:”kurang ajar kalian!”

Dadan terbangun dan berteriak kesal, lalu mengejar Luffy. Ace dan Sabo tampak tidak berniat untuk menolong Luffy.

Ace:”apa kita pergi tidur saja?”

Sabo:”ayo”

Keesokan harinya....

Dadan:”kita harus mengusir bocah-bocah itu keluar!”

Dilihat dari kantung matanya yang hitam, sepertinya Dadan sama sekali tidak tidur tadi malam.

Dadan:”jika tidak, mereka akan mengambil alih Dadan family! Terlebih lagi, hal ini benar-benar mengganggu kesehatanku!”

Magra:”tenang, tenang, bos”

Doran:”Mereka kan memang sudah ‘mengendalikan’ kita”

Dadan:”Diam! Aku sudah tidak sanggup mengurus mereka lagi! Ya, aku akan mengusir mereka keluar! Lupakan perjanjian kita dengan Garp!”

Terdengar suara langkah kaki seorang laki-laki dibelakang mereka,”hei!”

Wajah Dadan mendadak pucat pasi, dia pikir itu adalah Garp.

Tanpa melihat wajah orang itu terlebih dulu, Dadan serta merta langsung bersujud,”maafkan aku, maafkan aku! Aku tidak tahu kenapa aku berkata seperti itu tadi”

Seorang gadis manis berjalan mendekati Dadan,”permisi. Aku dengar kalau Luffy tinggal disini”.

Ternyata bukan Garp, Lelaki itu adalah kepala desa Windmill, dan gadis itu adalah Makino, orang yang menjaga Luffy sebelumnya. Luffy berlari keluar ketika mendengar suara yang dia kenal,”Makino!”. Luffy berlari dan memeluk gadis itu.

Makino:”Luffy!”

Kepala desa:”kau kelihatan sehat! Sudah enam bulan berlalu, jadi kami datang kemari untuk melihat keadaanmu”

Luffy:”hei, kepala desa!”

Makino:”Jangan beritahu Garp-san ya?”

Kepala desa:”jadi kau benar-benar tinggal dengan para bandit...”

Dadan:”kau keberatan?”

Kepala desa:”ya, tentu saja! Kau adalah bandit, jangan bersikap seperti itu padaku!”

Dadan:”apa katamu?! Orang-orang dari desa Windmill semuanya berisik!”

Makino:”aku punya hadiah untukmu!”

Makino merogoh-rogoh isi tas yang dibawanya,”aku yakin pasti Garp-san tidak terpikirkan pada hal-hal seperti ini...”. Makino mengeluarkan sebuah kaus berwarna putih gading dengan gambar bintang ditengahnya,”taraaa...ini dia! Baju baru!”

Luffy tampak sangat senang,”oh, asik!”

Makino:”aku senang kalau kau suka. Aku akan menyesuaikan ukurannya, jadi...aku perlu kalian juga, anak-anak”

Ace dan Sabo yang sedari tadi mengintip dari balik pintu terkejut karena Makino juga memanggil mereka.

Makino:”ok?”

Sabo tampak terpesona dengan senyum Makino, dia tersenyum lebar dan berlari keluar dengan riang.

Ace:”oh, hei!”

Makino:”kau juga”

Wajah Ace tampak merona, tapi dia masih berusaha untuk tampak cool. Dengan ogah-ogahan akhirnya dia melangkah keluar juga.

Makino mengepaskan sebuah kaos berwarna hijau tua kebadan Ace,”aku dengar katanya Ace-kun itu nakal, tapi kelihatannya kau anak yang baik”

Wajah Ace semakin merona, dia memalingkan wajahnya,”e-enggak,aku bukan...”

Luffy dan Sabo, masing-masing sudah memakai baju baru mereka, tertawa geli melihat reaksi Ace.

Sabo:”dia benar-benar pemalu!”

Luffy:”wajahmu memerah, Ace!”

Ace:”Kalian berdua!”

Makino:”oh hei, jangan bergerak!”

Ace:”awas kalian berdua nanti”

Tawa Luffy dan Sabo makin menjadi-jadi.

Bukan hanya baju baru, Makino bahkan membuatkan makan siang yang lezat untuk mereka semua (termasuk Dadan dan para anak buahnya).

Diluar, Garp berjalan dengan langkah lebar menuju rumah Dadan, dan....hihihihi, dia masuk kedalam salah satu perangkap beruang karya anak-anak nakal itu.

Sabo:”makanan diatas kapal juga harus seenak ini. Ketika pergi berlayar nanti hal pertama yang harus kucari adalah koki terhebat!”

Garp sudah masuk kedalam rumah, tetapi belum ada seorang-pun yang menyadarinya.

Ace:”aku akan menjadi bajak laut lebih dahulu daripada kau, jadi lupakan saja impianmu itu”

Luffy:”tidak adil! Akulah yang akan menjadi bajak laut terlebih dahulu!”

Mata Garp bersinar didalam kegelapan. Dadan dan beberapa anak buahnya yang duduk berseberangan dari Luffy dan para kakaknya tampak terkejut, mereka sampai menyemburkan air dari mulut mereka.

Luffy dan Ace yang masih belum menyadari keberadaan kakeknya heran melihat Dadan dan para anak buahnya. Garp berdehem, Wajah Luffy dan Ace mendadak langsung pucat pasi, mereka menengok kebelakang dengan perlahan.

Garp:”kalian masih mengatakan hal tidak berguna seperti itu?!”

Sekarang giliran Ace dan Luffy yang menyemburkan air dari mulut mereka.

Garp:”Kalian masih belum mengerti bahwa kalian berdua itu seharusnya menjadi angkatan laut?!!”

Garp memukul kepala dua cucunya sampai benjol.

Garp:”Dadan!”

Dadan:”ya, Garp-san...”

Garp pun memukul kepala Dadan juga.

Dadan:”kenapa aku kena pukul juga?”

Garp:”kau tidak mengajarkan mereka dengan benar!”

Sabo tampak ketakutan,”dia Garp? Jadi dia kakeknya Ace dan Luffy?”

Garp memandang Sabo dengan tatapan ingin membunuh,”nak, tadi kau juga menyebut-nyebut soal berlayar kelautan...”

Luffy mencoba melindungi Sabo,”dia bukan nak, namanya Sabo! Kami saling bertukar cawan dan berjanji untuk menjadi bajak laut!”

Ace:”dia benar-benar bermulut ember...”

Garp mengepalkan tinjunya,”oh, itu berarti sekarang jadi ada tiga bocah bodoh yang harus kuberikan pelajaran keras!”

Ketiga bocah itu pucat pasi, mereka berteriak ketakutan.

Garp:”jangan lari!”

Kepala desa dan Makino pulang kembali kerumah. Makino tersenyum senang,”kau pasti sangat bahagia, Luffy. Kau punya dua kakak laki-laki sekarang”

Ketiga bocah itu berlari dihutan sambil berteriak histeris. Sementara dibelakang, Garp mengejar mereka sambil mengarahkan tinjunya. Saat itu, barulah Sabo tahu seberapa ‘monster’-nya kakek Luffy dan Ace. Pada akhirnya, ketiga bocah yang ditakuti para preman di kota itu, kalah telak melawan Garp, ahahaha....

Malam itu, Garp menginap dirumah Dadan. Ketiga bocah itu mengintip dari balik pintu kamar mereka.

Ace:”kalau kita tidak melakukan sesuatu, kakek pasti akan membunuh kita besok”

Sabo:”meskipun kita selamat, dia tetap akan menghajar kita sampai kita menyerah pada impian kita!”

Luffy:”aku belum mau mati!”

Ace:”Kita hanya punya satu pilihan. Waktunya untuk menetapkan hati kita, saudaraku!”

Keesokan paginya...

Dadan terbangun karena ‘tendangan tidur’ dari Garp. Dia menguap lebar lalu menoleh ke kanan, kearah kamar anak-anak. di sebuah tiang di samping tangga, tertempel sebuah kertas bertuliskan, ‘kami akan berdiri diatas kaki kami sendiri’ (dengan kata lain, hidup mandiri).

Otak Dadan masih belum connect. Dia hanya bengong melihat tulisan itu, lalu melihat lurus kedepan. Ketika akhirnya dia sadar apa yang terjadi, dia berteriak histeris!

Garp menguap lebar sekali. Didepannya, Dadan menyodorkan kertas yang ditinggalkan oleh anak-anak,”apa yang harus kita lakukan?”

Garp mengorek-ngorek kupingnya,”pintar sekali mereka”

Dadan:”bagaimana bisa kau tidak perduli?! Mereka terkenal bahkan didalam kota sekalipun! Seseorang pasti sudah membunuh mereka jika mereka tidak kami beri tempat tinggal disini!”

Garp pergi dengan cuek,”liburanku sudah selesai! kau sudah harus mengubah mereka jadi calon anggota angkatan laut begitu aku kembali kesini!”

Dadan:”apa kau bermaksud untuk menyerahkan semuanya padaku lagi?!”

Garp menoleh kearah Dadan,”hah?”

Dadan langsung memasang muka riang dan melambai-lambaikan sapu tangan,”sampai jumpa.....”

Setelah Garp sudah tidak kelihatan, Dadan membanting sapu tangannya,”bagaimana bisa bandit membesarkan anak untuk menjadi angkatan laut?! Si tua bangka itu suka asal bicara!”

Magra:”tenang, tenang bos. Jadi sebenarnya kau mengkhawatirkan anak-anak itu”

Wajah Dadan memerah, dia menendang Magra,”siapa peduli?! Kalau dipikir-pikir, bagus juga kan. Mereka pergi dengan sendirinya! oh, aku senang sekali!”

Ketiga bocah itu melarikan diri jauh kedalam hutan.

Luffy:”kita berhasil kabur dengan sukses!”

Sabo:”mereka tidak mengejar kita, Dadan dan yang lain”

Ace terdiam sesaat, dia ingat ketika Dadan berkata soal anak dari seorang iblis pastilah iblis juga. (sebenarnya waktu itu Dadan bicara soal Luffy dan ayahnya, tetapi Ace salah kira, Dia pikir dirinyalah yang dibicarakan).

Ace:”aku yakin dia pasti bahagia karena masalahnya sudah pergi sekarang!”

Tiba-tiba turun hujan yang sangat deras.

Doran dan Magra melihat hujn dari balik jendela.

Doran:”ya ampun, deras sekali!”

Mereka berdua menengok kearah Dadan yang sedang tidur-tiduran dilantai, tetapi Dadan hanya mengggaruk-garuk pantatnya saja.

Ketiga bocah itu berteduh disebuah lubang besar di salah satu pohon.

Dadan akhirnya mulai resah, dia merenggangkan badannya dan bangun,”aku berubah pikiran. Aku tidak mau dihajar oleh Garp. Pergi dan cari ketiga bocah nakal itu!”

Doran dan Magra tersenyum,”ya, nyonya!”

Semua anak buah Dadan mulai mencari anak-anak itu, sementara mereka tertidur di ‘gua’ pohon itu.

Keesokan harinya...

Hujan sudah berhenti, tetes-tetes air mengalir jatuh dari dedaunan. Sabo lah yang bangun pertama kali, dia keluar dari gua kecil di pohon itu, dan melihat sekeliling. Ketika dia mendongak, dia menyadari ternyata pohon yang mereka pakai untuk berteduh adalah pohon yang terbesar dan tertinggi di hutan itu.

Sementara itu, Doran dan Magra masih menyusuri hutan untuk mencari anak-anak itu.

Sabo merentangkan sebuah kertas berisi gambar,”lihat ini!”

Luffy:”apa ini?”

Sabo:”aku sudah merancang tempat persembunyian kita. Tidak mungkin kita tidur diluar selamanya kan? Jadi kita harus membangun tempat persembunyian kita disini!”

Luffy:”tempat persembunyian....keren!”

Ace:”bagaimana dengan bahan-bahannya?”

Sabo:”ada banyak di ‘kau-tahu-dimana”

Ketiga anak itu pergi ke Gray terminal dan mengambil semua barang yang bisa mereka pakai untuk membuat tempat persembunyian mereka.

Mereka mengerjakan sendiri semua proses pembuatannya, mereka memotong, mengikat, memaku.....

Sementara itu, Dadan family pun tak kalah sibuk, mereka masih berusaha mencari ketiga anak itu. Bahkan Dadan pun berdiri tidak bergeming di depan rumahnya, siapa tahu ketiga anak itu pulang kerumah.

Hari demi hari berlalu, akhirnya, tempat persembunyian mereka selesai juga. Sabo merancangnya agar berbentuk seperti kapal, lengkap dengan pos pengamatan di bagian paling puncak pohon, bahkan mereka juga mengibarkan bendera bajak laut dengan inisial nama mereka : ASL (Ace, Sabo, Luffy).

Ketiga anak itu mengamati hasil kerja mereka dari bawah.

Luffy:”hebaaatt! Benar-benar persis seperti gambarnya!”

Sabo:”menurutku ini kerja bagus”

Ace tidak berkomentar apa-apa, dia menyipitkan matanya sambil memegangi dagu.

Sabo:”ada apa, Ace?”

Ace:”ini adalah tempat persembunyian...jadi kita harus memasang beberapa perangkap!”

Sabo:”ok, biar kupikirkan!”

Luffy:”wow, kita bisa melihat Gray terminal, desa Windmill, dan juga laut East Blue!”

Luffy melihat pemadangan dari pos pengamatan.

Sabo:”memangnya sebagus itu ya?”

Luffy:”sungguh indah bisa melihat semuanya dari sini!”.

Sabo dan Ace yang penasaran akhirnya ikut naik keatas juga. Ternyata, benar apa yang dikatakan Luffy, pemandangannya sangat luar biasa dari atas sana.

Anak-anak itu mulai mengkhayal sebagai bajak laut. Mereka bertiga berlayar dilautan luas. Ace berada diatas, di pos pengamatan.

Ace:”Luffy, ada penarik (angin)! Cepat kembangkan layarnya!”

Luffy:”ok!”

Sabo berada dianjungan kapal, “haha...maju menuju harta karun!”

Ace:”ada musuh dibelakang dan samping kapal! Itu kapal Bluejam! Bersiap untuk menyerang!”

Kapal Bluejam fantasi mereka menembakkan meriam.

Ace:”mereka mulai menembak! menghindar!”

Sabo:”Luffy, berbelok!”

Luffy memegang kemudi kapal,”ya, aku mengerti!”

Sabo protes,”tidak, harusnya kau bilang ‘siap!’ ,begitu”

Luffy:”oh, benar juga”

Sabo:”Luffy, berbelok!”

Luffy:”berbelok, siap!”

Mereka bertarung dengan para anggota bajak laut Bluejam khayalan. Ace lah yang mendapatkan kehormatan untuk melawan Kapten Bluejam, satu lawan satu. Ace berhasil menjatuhkan pedang Bluejam, dia melompat dan melayangkan pedangnya (ahaha...masak yang jadi Bluejam-nya labu sih?). Hyaa...kelompok bajak laut ASL menang melawan bajak laut Bluejam!! (sayangnya, itu semua cuma mimpiiiiii~).

Ketiga bocah itu menghempaskan diri kelantai, kelelahan, dan tampak puas.

Ace:”ini bagus sekali!”

Sabo:”ya, luar biasa!”

Luffy tertawa,”ini adalah tempat persembunyian kita!”

Sementara itu, diluar, Doran dan Magra mengintip dari balik pohon,”mereka ada disini!”

Dadan memarahi dua orang anak buahnya karena mereka belum berhasil juga menemukan anak-anak itu.

Dadan:”ini sudah dua minggu! Jangan-jangan mereka sudah dimakan harimau besar didalam hutan!”

Doran dan Magra berlari dari kejauhan.

Doran:”bos!”

Magra:”ka-kami menemukan mereka!”

Dadan:”benarkah?!”

Doran:”mereka membangun tempat persembunyian di atas pohon besar jauh didalam hutan!”

Magra:”kami bisa mengantarkanmu kesana!”

Dadan menghela napas lega,”begitu...”

Dua anak buahnya yang lain ikut tersenyum melihat reaksi Dadan.

“aku juga ikut senang bos!”

“kau sudah membuat kami khawatir!” (selama dua minggu Dadan memang sama sekali tidak mau beranjak dari depan rumahnya)

Dadan pura-pura cuek,”oh sial, mereka masih hidup?! aku tidak percaya para bocah itu begitu kuat!”

Para anak buahnya menatap Dadan.

Dadan:”a-apa?”

Wajah Dadan memerah,”jangan cuma berdiri disini! Cepat cari sesuatu untuk makan malam!”

Malam hari...

Ternyata Dadan memang benar-benar mengkhawatirkan anak-anak itu. Dia pergi ketempat persembunyian mereka. Dadan mengintip dari balik jendela, ketiga anak itu tertidur dengan pulasnya (bahkan Luffy sampai ngigau). Dadan tersenyum melihatnya,”ketika tidur, mereka terlihat seperti anak-anak normal”

Luffy berguling dan menendang selimutnya sendiri.

Dadan:”gawat,jangan sampai masuk angin”

Dadan bermaksud untuk memperbaiki posisi selimut Luffy, tanpa dia tahu, ternyata anak-anak itu sudah memasang jebakan didepan pintu. Ketika masuk, kakinya otomatis mengenai tali jebakan.

Perangkap pun mulai bekerja, sebuah batu terangkat, menjatuhkan sebuah bola. Bola bergelinding turun dan menyalakan api untuk membakar tali. Api membakar lilin, dan lilin bergerak turun untuk membakar tali penahan palu kayu berukuran raksasa. Dadan masih belum menyadari apa yang sedang terjadi, dia masih terpesona melihat keimutan wajah anak-anak itu. Lalu...DUUKK! Palu besar melesat kearahnya, tepat mengenai perutnya. Dadan pun terpental keluar dan terjun bebas kebawah.

Sabo terbangun karena suara jatuh Dadan yang cukup keras,”perangkapnya bekerja!”.

Ace ikut terbangun, mereka melihat kebawah melalui jendela.

Ace:”sudah ada seseorang yang mencoba menyelinap masuk?!”

Sabo dengan riang mencari-cari dibawah, tetapi tidak tampak satu orangpun.

Sabo:"oh, mungkin ada kesalahan? yah, kita membuatnya terburu-buru, jadi mungkin saja terjadi”

Sabo kembali ketempat tidurnya.

Luffy ikut terbangun, dia mengucek-ucek matanya,”....Ace...”

Dadan menggerutu (masih idup dia),”sial! Aku tidak akan pernah mengkhawatirkan mereka lagi!!”

Ace memandanginya dari atas, lalu berbalik dan kembali tidur.

BERSAMBUNG... ... ...


0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar