Pages

Selasa, 01 November 2011

One Piece - episode 504 -

Tak lama setelah kedatangan Tenryuubito di Goa....

Kapal milik para pemberontak sedang berlabuh di sebuah desa kecil yang tak jauh dari kerajaan Goa. Di desa itu, seorang gadis kecil sedang belatih pedang sendirian di halaman sebuah Dojo.

Tiga anak lelaki berlari untuk mengamati kapal besar milik para pemberontak. Mereka juga membicarakan seseorang dengan wajah raksasa yang mereka lihat hari ini (pasti Ivankov). Tak jauh dari tempat ketiga anak itu berdiri, seorang bocah lelaki berambut hijau sedang sibuk berlatih mengangkat sebuah batu besar. Yup...itu adalah Zorro.

Diatas kapal, Ivankov memarahi Dragon kemana saja ia pergi? Aku sudah lelah menunggu! Dragon meminta maaf. Ivankov terkejut sambil menunjuk ‘sesuatu’ yang dibawa Dragon. “yang kau bawa itu?!”.

Para kru yang lain segera bergegas membawa ‘sesuatu’ yang dibawa Dragon masuk kedalam untuk diberikan perawatan karena ‘sesuatu’ itu terluka sangat parah. (honestly, sampai sekarang saya selalu beranggapan ‘sesuatu’ yang dibawa Dragon kembali kekapalnya itu adalah Sabo. Well, itu cuma sekedar dugaan aja sih...)

Ivankov:”ya ampun, sebenarnya darimana saja kau?!”

Dragon:”aku melihat upacara penyambutan itu”

Ivankov protes kenapa Dragon tidak mengajaknya juga?!

Dragon:”kau hanya akan menarik perhatian mereka”

Ivankov meraba-raba wajahnya, “(karena) wajahku...?!”

Dragon bertanya mengenai persiapan makanan. Salah satu anak buahnya menjawab para penduduk desa sudah memberikan mereka cukup banyak makanan. Dragon mengangguk. “segera berlayar! Dan kita akan pergi ke Baltigo!”

Sementara itu, di kerajaan Goa, semua aktivitas kembali berjalan normal setelah kunjungan Tenryuubito berakhir. Bahkan sekarang Gray Terminal sudah dihuni lagi, kegiatan mengumpulkan sampah yang berasal dari kota pun kembali berjalan seperti biasa, seolah-olah peristiwa kebakaran itu tidak pernah terjadi.

Didalam hutan, Ace dan Luffy sedang berlatih. Luffy berlari dan mencoba memukul Ace dengan gomu-gomu pistolnya. Memang, Luffy sudah bisa memukul lurus, tetapi tetap saja percuma jika tidak mengenai sasaran.

Pukulannya kembali lagi dan malah mengenai dirinya sendiri. Ace mentertawakan Luffy. “sedang apa kau ini?! Kau masih terlalu lemah bagiku!”.

Ace:”sekuat apapun pukulanmu, takkan ada artinya jika itu tak mengenai targetmu! Seperti yang kubilang sebelumnya, karet tidak berguna dalam pertempuran!”

Luffy:”diam kau!”

Seperti biasa , mereka bertengkar lagi. Lalu, tiba-tiba, seperti terdengar suara Sabo. “Luffy, itu hebat sekali! Lenganmu bisa melar lebih panjang daripada sebelumnya!”

Luffy tersenyum lebar mendengarnya. Ace menoleh dan protes, “Sabo, kau tidak boleh memanjakannya!”. Luffy berteriak senang, “sudah kuduga aku memang bertambah kuat kan!”. Mereka berdua berteriak berbarengan, “benar begitu kan, Sabo?!”

Tetapi, yang sedari tadi mereka anggap sebagai Sabo ternyata hanyalah sebuah batu besar. Wajah mereka berdua berubah menjadi merah. Luffy cemberut dan menghela napas. “Sabo memang kakak yang baik....”

Ace tersinggung, “apa kau bilang?! Jadi menurutmu lebih baik aku yang mati?!”

Luffy:”bukan itu maksudku!”

Mereka berdua bertengkar lagi....

Dirumah Dadan...

Dadan sedang asik minum sake ditemani Dogra dan Magra, ketika tiba-tiba sebuah batu yang ditutupi kertas mengenai kepalanya. Seseorang melemparkannya dari luar. Dadan mengambil kertasnya dan membacanya.

Tulisannya adalah tulisan Ace, isinya: “aku akan mengurus diriku sendiri. Dengan ini kuputuskan untuk membuat daerah kekuasaanku sendiri.”

Dadan:”daerah kekuasaan?!”

Datang gumpalan kertas yang lain lagi, Dogra menangkapnya dan membacanya. Kali ini adalah tulisan Luffy. Isinya:”AKU JUGA”

Ternyata , di halaman depan, Ace dan Luffy sudah membangun ‘rumah’ mereka masing-masing, lengkap dengan tulisan kerajaan Ace dan kerajaan Luffy di masing-masing atapnya.

Dadan:”apa yang kalian lakukan?”

Luffy berkata mereka akan jadi lebih kuat dengan hidup sendiri. Ace meminta izin untuk tetap memakai kamar mandi Dadan. Luffy dan Ace saling membuang muka satu sama lain. Dadan hanya bisa menghela napas dan memegangi kepalanya melihat tingkah laku anak-anak asuhnya.

Didalam hutan, Luffy bertemu dengan beruang hitam besar yang dulu pernah mereka kalahkan. Luffy berteriak pada Ace yang sedang duduk diatas pohon untuk membantunya melawan beruang itu. Ace enggan menolongnya, dia berkata bukankah kau ingin hidup sendiri.

Luffy terpaksa melawan beruang itu seorang diri. Dan hasilnya? Ia terluka parah. Ace panik dan segera membawa Luffy pulang.

Ace menggedor-gedor pintu rumah Dadan. Magra membuka pintu dan menyuruh mereka berdua masuk.

Magra mengobati luka-luka Luffy. Dia memarahi Ace, “kukira ini sudah keterlaluan. Jika lukanya sedikit lebih dalam lagi...mungkin dia bisa mati. Bukankah seharusnya kalian melawannya bersama?”

Ace tampak benar-benar menyesal, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. “ini semua salahku! Aku sebenarnya tahu... bertarung sendirian tak akan membuat seseorang jadi lebih kuat!”. Ace mulai menangis, “aku bukanlah kakak yang baik! Aku tak pantas menjadi seorang kakak!”. Magra tersenyum memandangi anak itu. Ace terus menerus meminta maaf kepada Luffy yang sedang mengerang kesakitan.

Keesokan paginya, Makino datang dan membawakan beberapa sake untuk para bandit gunung. Makino lalu berbincang-bincang dengan Ace diluar.

Makino:”bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih pada orang lain?”

Ace mengangguk.

Makino:”ada apa denganmu?”

Ace:”aku adalah kakaknya Luffy, aku harus berterima kasih pada kapten bajak laut Akagami karena telah menyelamatkan Luffy! (mungkin maksudnya Shanks)”

Mulanya Makino menatap Ace keheranan, lalu dia tersenyum. Ace jadi merasa malu, “kenapa kau ini?!” . Makino tertawa, tapi dia setuju untuk mengajari Ace.

Luffy dan Ace kembali makan gratis di kota. Pemilik restoran mengejar kedua anak itu sampai kelelahan.

Ace:”oh. Kita melupakan sesuatu!”

Luffy:”oh iya!”

Kedua anak itu berhenti berlari dan menatap si pemilik restoran yang kelelahan. Mereka berdua dengan sopan membungkuk dan bilang, “terima kasih untuk makanannya!”(mwahahaha...). Si pemilik restoran melotot, “dasar anak kurang ajar! Cepat bayar makananmu!”.

Demikianlah mereka melewati hari-hari mereka. Mereka berlatih, mereka berkerja sama melawan beruang dan lipan besar di hutan, mereka mencuri uang dan menghajar para preman di kota. Tapi sayangnya, mereka tetap aja gak berdaya menghadapi kakek mereka sendiri! Hehehehe....



7 tahun pun berlalu....

Saat itu Ace sudah berusia 17 tahun dan Luffy 14 tahun. Sesuai dengan kesepakatan mereka, Ace pun pergi mengarungi lautan mendahului Luffy.

Luffy, dan para bandit gunung (kecuali Dadan), bahkan Makino dan kepala desa Fuusha, mengantarkan kepergian Ace.



Dirumah Dadan, Dadan merokok dan minum-minum sendirian di pojokan. Dia teringat saat dia pertama kali diserahkan Ace untuk dia rawat, saat itu anak itu masih bayi.

Para anak buahnya sudah pulang dan memberitahu jika Ace sudah berangkat.

Dadan:”oh, baguslah. Garp pasti akan marah besar padaku. Dia memang bocah tidak berguna!”

Salah seorang anak buahnya berkata Ace menitipkan salam untukmu. Dia bilang, ‘terima kasih telah merawatku!’.

Begitu mendengarnya, Dadan langsung menangis. “kenapa dia berkata seperti itu! Dasar bodoh!”

“kau menangis ya okashira?”

Dadan:”aku tidak menangis, dasar bodoh!”

Beberapa tahun kemudian....

Dogra berlari dari dalam rumah dan menghampiri Luffy yang sedang duduk di dalam ‘rumah’-nya. (hehe...dia menggabungkan rumahnya dengan rumah Ace). Dogra menyodorkan sebuah koran padanya. Rupanya ada berita tentang Ace disitu. Luffy tampak senang karena rupanya Ace sekarang sudah terkenal.

Akhirnya Luffy sudah berusia 17 tahun, sudah waktunya dia pergi mengarungi lautan luas. Luffy berdiri di depan pintu rumah Dadan dan merengek pada mereka untuk mengantarkan kepergiannya.

Dadan:”mengganggu sekali! Kepala desa dan juga Makino pasti tak ingin kita membuat takut para penduduk desa itu kan”

Luffy:”tapiii....”

Dadan:”kenapa kau tak cepat pergi saja sana!”

Luffy tampak agak kecewa, tapi ia lalu tersenyum riang lagi. “baiklah kalian semua...terima kasih banyak untuk semuanya!”

Para bandit gunung tampak tersipu malu dan mengucapkan salam perpisahan padanya. Luffy beranjak keluar lalu masuk lagi kedalam. “oh ya! Dadan! Aku benci dengan bandit gunung!”

Dadan:”diam kau dasar bocah kurang ajar!”

Luffy:”tapi aku menyukai kalian semua!”

Dadan langsung menangis, “berhentilah berkata omong kosong seperti itu dan cepat pergi bocah kurang ajar! Ya ampun! Kenapa aku bisa berada ditengah-tengah orang bodoh sepertimu!”

Para bandit gunung yang lain nyengir melihat tingkah laku bos-nya.

Luffy:”ada apa, kau menangis ya?”

Dadan:”aku tidak menangis!”

Luffy berangkat dari pelabuhan di desa Fushaa. Salah seorang penduduk menawarkan Luffy untuk menaiki kapal miliknya saja, sebab kapal yang dia naiki sekarang terlalu kecil dan pasti mudah karam.

Luffy berkata tidak apa, ia akan berlayar dengan kapal ini saja. Luffy berbalik dan berteriak kearah langit. “Sabo! Lihatlah! Aku akan pergi kelaut!”. Luffy bergumam sendiri, “sabo yang pertama dan Ace yang kedua. Aku yang ketiga...tapi aku akan jadi yang terhebat! Tunggulah aku Ace! Aku pasti akan menyusulmu!”

Luffy mulai mengayuh sampannya, para penduduk melambai-lambaikan tangannya dari pelabuhan. Tiba-tiba,sebuah bayangan besar menutupi Luffy, ternyata itu adalah monster laut yang dulu pernah menyerangnya dan memakan sebelah tangan Shanks. Para penduduk desa terkejut. Luffy tersenyum penuh percaya diri.” Jadi kau, monster laut! Kau belum tahu siapa yang kau hadapi sekarang. Akan kuperlihatkan padamu hasil latihanku selama sepuluh tahun!” .Luffy menghajar monster itu dengan gomu-gomu pistolnya. Monster itupun ambruk hanya dengan satu kali serangan. Para penduduk desa bersorak senang.

Ternyata, Dadan, Dogra dan Magra juga datang. Mereka mengintip dari balik salah salah satu rumah. Dogra dan Magra mengagumi kekuatan Luffy.

Dadan tersenyum dan matanya berkaca-kaca. “dia benar-benar menjadi kuat!”

Luffy memutar-mutar lengannya. “aku akan mencari teman bajak lautku! Sepuluh orang sudah cukup. Dan juga satu bendera bajak laut!”

Luffy:”baiklah! Ayo berangkat! Aku akan menjadi...raja bajak laut!!”

Finally...flashbacknya selesai...kita kembali ke masa sekarang...

Luffy masih belum bisa menerima kepergian Ace. Dia menangis tanpa henti. Jinbe berdiri di dekatnya dengan wajah iba.

Luffy:”apanya yang raja bajak laut?! Aku... aku...aku... aku......masih lemah!!”

BERSAMBUNG... ... ...

0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar