Bulan setengah lingkaran bersinar diatas langit malam. Seorang pemuda berjalan keluar dari dalam hutan. Sinar bulan menyinari setengah wajahnya. Ia tersenyum, sambil memandang kegelapan di lembah bawah. Perlahan, satu persatu cahaya mulai bermunculan, seolah seisi kota yang tertidur terbangun kembali.
Teriakan itu membangunkan seorang pemuda berambut coklat yang sedang tertidur lelap. Seorang pemuda lain yang tidur di tingkat atas tersenyum. "jadi sudah saatnya ya...." gumamnya setengah berbisik. Ia lalu melompat turun dari kasurnya.
"kau mau kemana?" tanya pemuda berambut coklat yang tidur di tingkat bawah.
"bertarung" kata pemuda yang satu lagi sambil tersenyum, ia lalu berlari keluar kamar. Jam di kamar mereka menunjukkan waktu 6:49 pagi, tanggal 13 Mei.
***
Pemuda berambut coklat menyusul teman sekamarnya. Semua orang sudah ramai berkumpul di kafetaria, dua orang sedang bertarung di tengah-tengah kerumunan. Pria yang sekamar dengan pemuda berambut coklat tadi mencoba memukul pemuda lain yang memakai hakama berwarna biru. Tapi semua serangannya tak ada yang kena. Pemuda dengan hakama mengayunkan pedang kayunya, ia membuat robekan berbentuk salib di baju pemuda berotot yang satunya.
Pemuda berambut coklat mencoba menerobos kerumunan dan menghentikan mereka berdua, tapi ia malah terjatuh sendiri.
"kenapa kami harus berhenti?!" teriak pemuda berotot.
"lagipula..." sambung pria dengan hakama.
"Kyosuke sudah kembali!!" Kata mereka berbarengan.
Di pinggir kerumunan, seorang pemuda berambut merah sedang tidur dalam posisi duduk. Pemuda berambut coklat menghampirinya.
"ini gawat! hentikan mereka!"
Pemuda bernama Kyosuke itu bahkan tidak bergeming sama sekali. "oh...apa itu kau, Riki? Maaf, tapi aku sama sekali belum tidur sejak semalam..."
"mereka berdua tidak bertarung kecuali kau ada disini! Mereka membutuhkanmu untuk membuat keadaan jadi seimbang!"
Kyosuke perlahan membuka matanya, lalu berdiri dari kursinya. "kalau begitu ayo kita buat semacam peraturan. Dalam pertarungan tangan kosong, Masato terlalu kuat. Tapi dengan pedang, Kengo terlalu kuat. Jadi, bisakah kalian semua melemparkan apapun yang bisa kalian temukan kepada mereka berdua? Benda acak apapun yang bisa kalian dapatkan. Mereka akan menggunakan benda apapun yang mereka tangkap sebagai senjata. Seharusnya itu bisa membuat pertarungan mereka lebih aman daripada sekarang."
Bersamaan dengan komando Kyosuke, para siswa lain yang menjadi penonton mulai melemparkan segala macam benda kepada kedua petarung. Mulai dari pisang, majalah, bebek karet, sampai kol.
Kengo mengambil sebuah pistol mainan sebagai senjatanya. Tapi gerakannya terhenti ketika melihat makhluk putih berekor yang ada di tangan Masato.
".......Kenapa kau memegang kucing?"
"nyah!" si kucing mengeong.
"ini senjataku!" Seru Masato. "ada masalah?! Dan bagaimana caranya aku bertarung menggunakan ini??!!!"
"BERHENTIIIIIII!!!"
Teriakan seorang perempuan mengisi seluruh ruangan. Para siswa lain memberi jalan untuknya. "Idola kita, Rin-sama telah tiba!!"
Gadis berkuncir itu melipat kedua tangannya. "Jangan menyakiti yang lemah!!"
"yang lemah?" Kengo menatap Masato. "apa dia berbicara tentangmu?"
"tidak, aku pikir itu kau" Jawab Masato.
"nyah! Nyah!" Kucing di pelukan Masato mulai menggeliat. Rin dengan geram langsung merebut kucing itu. "Maksudku kucingnya!! Nah, sekarang....Kenapa kalian berdua berkelahi??"
"ah, dengar, Rin!" Masato bicara duluan. "orang ini memberitahuku arti yang salah dari peribahasa "siput dari mataku". Dan aku mencoba peribahasa itu untuk percakapan hari ini. Aku bilang, "hei, itu seperti siput dari mataku!"
Riki yang berdiri di sebelah Kyosuke memegang keningnya, tampak depresi. "itu sungguh alasan yang bodoh..."
"kau yang minta aku untuk menjelaskan apa artinya" balas Kengo. "aku pikir mungkin kau salah dengar, harusnya "sisik jatuh dari mata", jadi aku bilang padamu artinya adalah "tiba-tiba menyadari""
"jadi kenapa kau tidak bilang padaku dari sejak awal! Kenapa pula siput bisa keluar dari mataku??!!"
"Rin" Kengo menatap Rin.
"eh?"
"kau bisa lihat siapa yang salah disini, kan?"
Kengo berbalik pergi dan berjalan meninggalkan Masato.
"Tunggu! kau mau melarikan diri?! Aku akan mencabik-cabikmu dengan cakar kucingku - "
Masato membetulkan posisi lehernya yang ditendang Rin. "aku tidak akan memberimu kemudahan hanya karena kau adik perempuan Kyosuke! Kalian! Berikan aku senjata!"
Para penonton mulai melemparkan benda-benda aneh lagi. Rin mengambil sansetsukon (tongkat tiga bagian) sebagai senjatanya. Sementara Masato tampak pucat sambil memandangi bungkusan makanan di tangannya. "p-p-pai belut??!!" (wkwkwkw...poor Masato)
Rin mulai menyerang Masato bertubi-tubi, pai belutnya hancur dalam sekali serangan. Para penonton mulai menggila dan bersorak untuk Masato yang habis dihajar Rin.
Riki hanya bisa tersenyum. Baginya, pemandangan seperti ini sangat normal untuknya. Semenjak ia bertemu mereka semua saat ia masih kecil, hal-hal random dan aneh seperti ini sudah menjadi keseharian hidupnya. Waktu itu adalah saat terberat dalam hidupnya, ia baru saja kehilangan kedua orang tuanya. Saat itu, yang bisa dilakukannya hanyalah menangis. Lalu kemudian mereka berempat muncul di hadapannya.
Kyosuke muda mengulurkan tangannya kepada Riki. "kami akan bertempur melawan musuh yang sangat kuat! kami butuh bantuanmu! siapa namamu?"
".......Naoe Riki"
Kyosuke menggenggam tangan Riki, mereka berlari di sepanjang jalan. "hei, kau siapa?"
Masato kecil tersenyum lebar. "kami??"
"kami memberantas kejahatan dan membawa keadilan!" sambung Kyosuke. "mereka memanggil kami....Little Busters!"
Ternyata musuh yang dibilang Kyosuke adalah sekelompok lebah yang sedang menjaga sarangnya. Untuk alasan yang tidak jelas, Masato melumuri tubuhnya dengan madu. Masato nyengir dan memberikan jempolnya. "aku serahkan sisanya pada kalian!!"
Lalu dia lari menuju sekawanan lebah, yang tentu saja langsung mengerubutinya. Kengo segera menyemprotkan obat serangga padanya. Kyosuke berlari sambil memegang korek.
"Masato! pengorbananmu tidak akan sia-sia!"
Dia lalu menyalakan korek itu tepat di bawah jalur obat serangga yang disemprotkan Kengo. Dan....Wussshhhh!!!! Masato terbakar!!! (anak baik gak boleh membakar temannya sendiri yaaaa...)
Tak lama kemudian para warga mulai berkumpul dan bahkan seseorang sepertinya memanggil pemadam kebakaran dan wartawan kesana. Foto mereka berlima muncul di surat kabar keesokan harinya....
end of flashback.
Seperti itulah cara mereka pertama kali bertemu. Sejak bertemu mereka, Riki bisa melupakan kesedihan dan kesepian di hatinya. Setiap hari menjadi sangat menyenangkan. Riki berharap, seandainya saja hari-hari seperti ini bisa berlangsung selama-lamanya.
***
Mereka berlima beristirahat di bawah pohon. Masato mengeluh kesakitan dan menyalahkan Fido (kucing) diatas kepala Rin.
"dia bukan Fido! Dia baru, jadi belum punya nama"
"Lennon" Kata Kyosuke.
"Lennon?"
"kau selalu memilih nama yang random" komentar Kengo.
"Einstein, Gates...." Riki mulai menyebutkan nama-nama kucing milik Rin.
"...Audrey..." Kata Rin sambil mengelus Lennon di kepalanya.
"Akutagawa..." sambung Kengo.
"jadi, Kyosuke...kemana kau mencari pekerjaan kali ini?" tanya Riki.
"penerbit di Tokyo"
"kau jalan kaki ke Tokyo?!"
"iya"
Masato menyipitkan matanya. "kau tahu...."
"....kau idiot" sambung Kengo.
"aku tak punya uang, jadi apa boleh buat. Kalian juga akan jadi kelas tiga tahun depan. Kalian akan berada di situasi yang sama sepertiku"
"aku rasa aku tidak akan berjalan kaki untuk mencari pekerjaan." komentar Kengo.
Riki mendongak menatap langit, berkata bahwa tahun depan mereka akan sibuk untuk mencari pekerjaan atau memutuskan melanjutkan kemana.
Masato berkata mereka selalu bersama-sama, tapi mungkin mereka akan berjalan di jalan masing-masing setelah lulus sekolah.
"setidaknya, Kyosuke tidak akan ada disini tahun depan" Kata Kengo
Riki menunduk. Kyosuke menatap teman-temannya. "Jika saja kita bisa terus seperti ini selama-lamanya...."
Riki langsung melompat dan berdiri di hadapan teman-temannya. "hei, kenapa kita tidak melakukan sesuatu bersama-sama seperti waktu dulu?"
"seperti apa?" tanya Kengo.
"kau tahu....seperti waktu kita dulu mengelilingi kompleks mencari kejahatan untuk dibasmi"
"jangan samakan aku seperti kalian semua!" kata Rin.
"Kyosuke selalu memimpin kita semua, dan kita selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan!"
Rin, Masato dan Kengo sekarang menatap Kyosuke.
Kyosuke tersenyum dan melompat ke samping Riki. "ayo lakukan sesuatu yang hanya bisa kita lakukan sekarang"
Yang lain membuka mulutnya, tampak kaget dan bingung.
"kau tahu, Baseball. Kita akan membentuk tim baseball. Kita sebut tim kita.....Little Busters!"
***
Mereka mulai berlatih. Kyosuke menunjuk Rin sebagai pitcher, alasannya tentu saja agar semuanya jadi lebih menarik dan dramatis. Masato berkomentar Kyosuke terlalu banyak membaca manga. Kyosuke lalu menunjuk Riki sebagai catcher, dan memerintahkan adiknya melempar bola untuk pertama kalinya.
"jadi aku hanya tinggal melempar ini saja?" Rin memandang bola di tangannya.
"ya, sekencang yang kau bisa" jawab Kengo.
Rin melempar bola, dan secara ajaib bola itu berbelok dan menghantam Masato yang berdiri disebelah kiri Rin, membuat pria berotot itu terlempar dan menghancurkan papan skor di belakangnya.
"Jadi....Rin!" Kyosuke menunjuk kearah adik perempuannya. "dengan ini aku berikan padamu gelar 'dewa tanpa kontrol' !"
***
Mereka akan menggunakan ruang klub baseball yang sekarang tidak terpakai. Masato dan Kengo bertanya kenapa tiba-tiba mereka harus bermain baseball?
Kyosuke memejamkan matanya, tampak serius. "sekarang aku sudah kelas tiga dan sedang mencari pekerjaan. Terkadang aku berpikir...'apa yang kulakukan dengan hidupku?' Aku akan mendapatkan pekerjaan tetap dan bekerja sepanjang sisa hidupku. Tapi itu hanya karena aku mengambil jalan yang sama seperti orang lain. jadi, untuk membuktikan diriku sendiri bahwa aku adalah satu individu...aku memutuskan untuk main baseball!"
Semua orang mendongak padanya.
"hah?" seru Masato." Aku menyimak semua yang kau katakan barusan, tapi...."
"aku tidak mengerti kalimat terakhirmu" sambung Kengo.
Kyosuke mengepalkan tangannya keatas. "aku main baseball agar aku bisa menjadi diriku sendiri"
"tapi kenapa baseball?" tanya Masato lagi.
"coba pikir. Siapa yang berpikir untuk bermain baseball ketika sedang sibuk mencari pekerjaan?"
"yah, kurasa...."
"kau normalnya tidak akan berpikir seperti itu kan?"
"....ya" Kengo mengangguk.
"itulah yang membuatnya menarik!"
"jadi kau hanya ingin menarik kami saja kedalam permainanmu??!" protes Masato.
Kengo mengangkat pedang kayunya. "aku ada turnamen sebentar lagi. Aku punya tanggung jawab sebagai posisi keempat. Jadi, dah" Ia lalu berbalik pergi. "aku mengayunkan pedangku sebagai bukti keberadaanku"
Riki mencoba mengejarnya, tapi Kyosuke menghentikannya. "biarkan saja, Riki. Nanti pasti akan datang saat dimana dia mengerti" ucapnya sambil tersenyum penuh arti.
"setuju" timpal Rin.
***
Di kamar asrama, Riki sedang sibuk mengerjakan PR nya, sementara Masato sedang melatih otot-ototnya.
"1853, ekspedisi Perry berlabuh di Uraga, 1860...."
"invasi alien" sambung Masato.
"1862...."
"perang di Mars"
Riki berhenti menulis. "hei, bukankah seharusnya kau mengerjakan PR juga?"
"Sedang kulakukan! Seperti biasanya!"
Riki hanya bisa menghela napas, sementara Masato berlatih dengan alat olahraganya yang lain. "tapi....baseball, eh..."
"ya...aku yakin kau juga pasti sama sekali tidak menduga itu"
"memang hobi Kyosuke memutuskan hal random seperti itu. Setidaknya kita sudah tahu itu"
Pintu kamar mereka terbuka, Kyosuke masuk dan melambaikan tangan, "yo!"
"apa? tentang rekruit untuk baseball lagi?"
Kyosuke duduk di samping Riki. "tidak, aku punya masalah dengan PR ku. Bantu aku. Aku harus mengumpulkan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh orang-orang hebat"
"orang hebat? Maksudmu kutipan terkenal?" tanya Riki.
"iya, yang itu"
"bahkan kucingpun terjatuh dari tiang" usul Masato.
"itu bukan kutipan, itu peribahasa" kata Riki sambil memandang sahabatnya. "dan lagipula kau salah mengucapkannya!"
"akan kuambil"
Ucapan Kyosuke membuat Riki dan Masato bingung.
Kyosuke bersila memegang bukunya sambil menatap langit-langit "barusan, di ruangan ini, sebuah kutipan baru saja terlahir ke dunia..."
"bahkan kucingpun terjatuh dari tiang"
by Inohara Masato
***
"jadi kenapa kau harus memanggilku datang ke asrama pria?" Kata Rin sambil cemberut, Lennon ada di pundaknya.
"aku juga tidak punya waktu untuk membantu kalian mengerjakan PR" kata Kengo.
"aku akan menciptakan kutipan-kutipan hebat dan menunjukkan kepada para gadis kalau aku ini keren!" Seru Masato bersemangat.
"orang ini idiot!" komentar Rin.
"ah!" Seru Kyosuke. "akan kuambil itu!"
"Orang ini idiot!"
by Natsume Rin (ditujukan kepada sahabatnya, Inohara Masato)
Masato menjerit histeris. "Jangan memasukkan detailnya dengan spesifik begitu dong!"
"kalimat sederhana itu adalah deskripsi brilliant mengenai Masato" komentar Kengo.
Kyosuke memegang dagunya dengan tampang serius. "kutipan bermakna dalam yang lain telah lahir....."
"Nma, tsa, chogi!"
by Inohara Masato (memandang kehidupannya sendiri)
Semua orang (kecuali Masato) tampak merenung memikirkan kutipan barusan.
"aku penasaran apa sesungguhnya yang telah dia lalui?" ucap Riki.
"aku yakin pasti bukan sesuatu yang penting" kata Rin.
"itu karena kau menusuk perutku!" protes Masato, yang akhirnya bangun dari pingsannya. Rin mulai mendesis seperti kucing padanya.
"oh, benar! Aku sudah menentukan tanggal untuk pertandingan tim baseball kita!" Seru Kyosuke tiba-tiba. "itu adalah pertandingan pertama Little Busters. Pertandingannya sebentar lagi, jadi kita harus bersiap-siap!"
"dengar Kyosuke, sekarang tim kita kekurangan beberapa hal yang penting. Anggota, waktu latihan, motivasi untuk semuanya kecuali kau, dan juga anggota!!"
"orang ini mengatakan 'anggota' dua kali!" kata Rin sambil menatap Riki.
"aku yakin pasti ada maksud khusus dibaliknya!" Riki yang baik mencoba membela sahabatnya. "jangan terlalu keras padanya"
"tidak ada maksud apa-apa, oke?! maafkan akuuuuuuuuuuu!" Masato menutup wajahnya dengan kedua tangan, suaranya seperti ingin menangis.
"yup, dia memang idiot" komentar Rin.
"katakan itu sekali lagi dan aku akan menginfeksimu dengan ke-idiot-an ku!!"
Rin menendang Masato yang mencoba menghampirinya, sementara Kyosuke dan Kengo berdiskusi soal anggota baru. Kengo berkata mereka butuh sembilan orang untuk baseball, yang berarti kurang lima lagi, yang berarti Kengo benar-benar tidak berminat untuk bermain baseball bersama mereka.
Kyosuke memerintahkan adiknya untuk merekrut anggota baru.
"merekrut anggota? aku tidak bisa! aku tidak bisa bicara dengan orang asing..."
Kyosuke mengeluarkan sesuatu seperti headset kecil dengan antena dan memasangnya di kuping adiknya. Dia lalu mengutak-atik hpnya sendiri. "Hallo?"
Rin tiba-tiba melompat kaget. Kyosuke berdiri, masih menempelkan hp ke telinganya, "ayo, Rin! Pergi dan temukan lima anggota terakhir untuk kita!" Ia mengayunkan sebelah tangannya. "itu adalah misimu!"
***
Rin kembali ke asrama wanita dengan headset masih menempel di telinganya. Kyosuke memerintahkannya untuk merekrut siswi lain sebagai anggota, karena tidak bagus kalau terlalu banyak laki-lakinya.
"ini Rin. Aku sudah didalam asrama"
"mulai dengan menyapa terlebih dahulu" kata Kyosuke.
"aku dengar sekarang para gadis saling menyapa dengan "ohayou gozaimasu (selamat pagi)" walaupun hari sudah sore." kata Kengo
"selamat pagi terlalu panjang. Kita harus melakukan dengan cara yang profesional seperti 'oyassu'". Masato berkata dengan wajah serius.
"itu sama sekali tidak kedengaran 'profesional' " komentar Riki.
"tunggu! aku baru saja menemukan sesuatu yang fantastis!" Seru Masato tiba-tiba. "katakan 'oliver sauce' dengan cepat! Bukankah itu kedengarannya seperti 'Ohayou Gozaimazu'?"
"eh...benarkah?"
"jadi itu rencananya? roger" Rin menghampiri salah satu siswi. "Oliver sauce!".
Gadis itu memandangnya keheranan.
"misi gagal" kata Rin.
"bagaimana kalau 'ore Saitou-ssu' (saya Saito)? bukankah itu kedengarannya seperti selamat pagi?"
Kyosuke mencoba mempraktekkannya. "Ore.....Saito-ssu!"
"kedengarannya sangat mirip sekali!" seru Masato kagum.
"apanya yang mirip?!" Protes Rin.
"kalau begitu kau pikirkan saja sendiri" balas Masato.
"roger" Rin berbalik dan menghampiri siswi lain lagi. "Omae Saito-ssu! (kau Saito)"
"heh? namaku bukan Saito" kata siswi itu kaget.
"ini Rin. Misi gagal"
Kyosuke menopang keningnya dengan kedua tangan, tampak depresi. "Rin, cukup katakan, 'konbawa' (selamat sore) saja"
"oke!" Rin menyapa siswi lain lagi. Kali ini dengan ucapan selamat sore yang normal.
"sempurna!" kata Kyosuke. "sekarang rekruit dia!"
"apa kau tertarik dengan baseball?" tanya Rin pada gadis itu.
"eh? bagaimana denganmu, Natsume-san?"
"tidak juga"
"katakan kau tertarik!" omel Masato.
"aku tak mau berbohong!"
"aku sendiri juga tak terlalu tertarik. Daahhh!" Gadis itu berbalik pergi.
"oh?" Seorang gadis berambut biru bersama beberapa temannya berhenti di tangga. "Natsume-san, apa ini caramu untuk menghabiskan waktu luang?"
"hei, apa kau tertarik main baseball?" tanya Rin.
Gadis itu tampak terkejut. "apa yang...jangan bilang kau...." Dia melompat turun ke hadapan Rin.
"apa kau tidak tahu bahwa aku, Sasasegawa Sasami, adalah kandidat untuk kapten tim softball selanjutnya?"
"tidak tahu" ucap Rin datar.
"Meskipun kau adalah adik dari idola sekolah Natsume Kyosuke-san, dan teman dari pahlawan klub kendo, Miyazawa-san, dan juga si maniak otot idiot, bukan berarti kau boleh jadi sombong!"
Masato menunjuk dirinya sendiri. "maniak otot idiot....". Dia lalu menunjuk Kengo ."dan kau pahlawan?"
"yah, sepertinya begitu" kata Kengo santai. Masato menggeram kesal. "Rin, beritahu mereka ketika Miyazawa mandi, dia selalu memakai pakaian lengkap dan juga mengenakan kaus kaki di kepalanya!"
"gak mau, dungu!" jawab Rin.
"apa kau baru saja memanggilku dungu?!" tanya Sasami.
"apa kau bodoh?!"
Wajah Sasami langsung pucat. "b-bodoh...??"
***
Riki lewat di depan kelas Kyosuke. Beberapa gadis berkumpul didepan pintu sambil berteriak histeris. Rupanya mereka sedang asik memperhatikan Kyosuke yang sedang duduk di kursinya sambil membaca manga. Ekpresi Kyosuke terlihat berubah-ubah, kadang dia tertawa, menangis, marah...persis seperti anak kecil. Tapi justru sifatnya yang seperti itulah yang membuat orang-orang tertarik padanya.
Riki teringat bahwa mereka harus mencari anggota baru untuk tim baseball mereka. Tiba-tiba ia melihat sekelebat sosok berlari menaiki tangga. Riki mengikutinya, berpikir mungkin tak ada salahnya dia mencoba mengajak seseorang untuk bergabung.
Riki berhenti ketika sampai di lantai paling atas. Pintu menuju ke atap dikunci rapat, jadi kemana orang tadi menghilang? Riki melihat sekeliling, ada sebuah meja dibawah jendela. Dan ada sebuah obeng diatas meja itu. Tampaknya seseorang melepaskan baut pada jendela itu untuk pergi keluar. Riki naik keatas meja itu dan melewati jendala menuju ke atap.
Angin menyambut kedatangannya. Langit biru dan awan putih tampak terbentang luas di angkasa. Riki menghirup udara dalam-dalam, tampak sangat terpukau dengan pemandangan dari atas sini.
tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dan rintihan seorang gadis. Riki mencari sumber suara itu dan menemukan tangga menuju ke atas, tempat penampungan air.
Seorang gadis merunduk di bawah penampungan air sambil merintih dan memegangi kepalanya. berbagai macam camilan berserakan di sekitarnya.
"a-anu....."
gadis itu mendadak panik. "m-maafkan aku! ada banyak misteri di dunia ini, seperti snack dan permen dan camilan yang jatuh dari langit!"
0 komentar:
EMOTICON :
Posting Komentar