Pages

Kamis, 21 Juli 2011

One Piece - episode 496 -

Luffy berteriak sambil berlari kearah Ace,”baiklaaahhhh! Gomu-gomu no...pistol!”. Luffy bermaksud melayangkan tinjunya kearah Ace, tetapi arahnya meleset, mengenai tanah, tinjunya terpantul dan akhirnya dia malah memukul wajahnya sendiri.

Ace menghela nafas dengan kesal,”kau ini....”. Dia lalu melompat dan menendang Luffy,”SEBENERNYA KAU INI MAU NGAPAIN SIH?!”

Sabo mencatat satu skor untuk Ace (rupanya mereka lagi latih tanding).

Selanjutnya giliran Ace lawan Sabo, mereka saling menendang dan memukul satu sama lain, keduanya sama kuat. Mereka berdua melompat ke udara, Sabo berusaha memukul Ace, tetapi Ace berhasil menunduk menghindarinya.

Ace tersenyum,”Sabo, akulah yang akan menang”. Ace memukul Sabo sekuat tenaga, bocah itu jatuh dan terpental cukup jauh. Sabo mengerang,”sial...”

Luffy yang menonton tampak agak sedikit kesal,”sial, Ace dan Sabo, kalian berdua selalu sama kuat...Sabo! Selanjutnya lawan aku!”

Luffy bertarung melawan Sabo. Sabo berlari kearah Luffy,”kau yakin tidak ingin supaya aku sedikit lebih pelan padamu? Aku tidak akan segan-segan,kau tahu”. Luffy tertawa penuh rasa percaya diri,”gomu-gomu no...”

Sabo:”ya ampun, gomu-gomu lagi?”

Luffy merenggangkan kelima jari tangan kirinya,”...shield”.

Sabo:”bukannya yang kau lakukan hanya menarik jari-jarimu saja...”

Sabo menarik kelima jari Luffy seperti ketapel, lalu melepasnya dan membiarkannya memantul sehingga memukul wajah Luffy. Luffy terpental kebelakang dan menggelinding seperti bola.

Ace:”haaahh...berapa kali aku harus bilang padamu. Kau...apa kekuatanmu itu benar ada gunanya?”

Luffy bangun dan berteriak kesal,”sial, tadi aku gagal! Aku tadi hampir berhasil!”

Ace:”percuma saja”

Sabo mencatat skor mereka masing-masing,”Luffy kalah dariku dan Ace, 50 kali. Aku dan Ace antara 26 dan 24 (Ace menang 26 kali lawan Sabo, dan Sabo menang 24 kali lawan Ace). Aku kalah dua kali...sial”

Luffy:”kalian berdua! Ketika nanti aku sudah berumur sepuluh tahun, aku akan mengalahkan kalian berdua, kalian dengar?!”

Ace:”saat itu umur kami sudah 13 tahun...ayo kita pergi dan berburu makan siang”


Mereka bertiga pergi ke tepi sungai, sudah ada tiga ekor buaya menunggu disana.

Ace:”baiklah, aku rasa kita akan dapat buaya hari ini”

Luffy:”buaya kedengarannya sangat enak”

Sabo:”Luffy, kali ini jangan sampai dimakan lagi, oke? Kemarin bentuk tubuhmu yang bulat itulah yang membuatmu selamat”

Ace:”kau tunggu dan lihat saja...dia pasti akan takut dan malah mengganggu kita”

Luffy tanpa pikir panjang langsung melompat ke sungai dan berteriak,”makan buayaaaaa!!!”.

Ace:”BUKANKAH SUDAH KUBILANG KAU TUNGGU DAN LIHAT SAJA??!!!!”


Seperti yang sudah kita semua tahu, diluar hutan adalah area Gray terminal. Dan diujung satunya, ada sebuah kota yang dikelilingi dinding yang tinggi. Hanya ada satu gerbang besar sebagai jalan masuk satu-satunya kekota itu. Setiap dua hari sekali, sampah yang berasal dari seluruh penduduk kota, dibuang ke Gray terminal. Saat itulah, para penghuni Gray terminal bisa masuk kedalam kota untuk menjual atau membeli sesuatu.

Seorang laki-laki berjubah hitam lusuh berjalan memasuki kota dengan langkah terhuyung-huyung sambil membawa sesuatu dibelakangnya. Penjaga gerbang menghentikannya,”hei,tunggu! Benda apa ini?”

“ini adalah buaya. Aku akan menjualnya”

“Buaya??”

Laki-laki itu membuka kain penutup dan menunjukkan kepala buaya kepada penjaga gerbang. Sang penjaga gerbang mundur ketakutan,”s-silahkan lewat!”

Laki-laki itu terus berjalan masuk kedalam kota hingga sampai di ujung kota. Tempat ini adalah tempat para penjahat, preman, dan para penduduk Gray terminal menjual barang jarahan dan temuan mereka.

Laki-laki itu melewati sekumpulan preman yang lagi nongkrong. Salah satu preman itu manghadangnya,”hei kau, tinggalkan benda yang kau bawa itu disini dan pergilah”.

Tetapi laki-laki berjubah itu hanya diam saja.

“hei, jangan diam saja!”

“diamlah, dasar berandalan”

Sebuah tangan kecil mengayunkan pipa besi dari bawah jubah, menyabet kaki preman itu.

“o-orang ini...”

laki-laki berjubah itu menyeringai dan mulai melepas jubahnya,”jika kau ingin berkelahi dengan seseorang...pertama-tama pilihlah lawan yang sesuai!”. Eww...ternyata orang berjubah itu tak lain dan gak salah lagi adalah ketiga bocah nakal itu. Mereka saling menaiki bahu masing-masing. Para preman itu tampak terkejut dan ketakutan,”mereka, mereka ini adalah...”

Ace:”AYO!!”

Sabo dan Luffy:”yeah!”

(kejadian selanjutnya pasti kalian semua dah tau, jadi mari kita lanjut ke yang berikutnya...)


Didalam kota bertembok tinggi itu, ternyata didalamnya masih ada tembok yang lebih tinggi lagi (yang berada tepat ditengah-tengah kota). Didalamnya terdapat tempat tinggal para bangsawan.

Nama kota ini adalah Goa, dikenal sebagai salah satu kota paling indah di East Blue. Sebenarnya, desa Windmill (kampung halaman Luffy), terletak tidak jauh dari kota ini (bisa kalian lihat di petanya, desa kecil yang ada gambar kincir anginnya. Rumah kecil yang satu lagi adalah markas Dadan)


Ketiga bocah itu memakai jubah mereka lagi dan berjalan-jalan ditengah kota. Para penduduk kota memandangi mereka dengan pandangan jijik.

Luffy:”aku...lapaaarrr...” (rupanya mereka sudah menjual buaya hasil tangkapan mereka)

Ace:”Sabarlah sedikit lagi. Sebentar lagi aku akan membelikanmu ramen yang enak”

Sabo:”Ramen?! Apa itu? Apa rasanya benar-benar enak?”

Luffy:”aku gak peduli benda apa itu, aku cuma mau makan sesuatu”

Mereka masuk ke salah satu restoran cina (kayaknya sih...)

Didalam, sang koki menyambut dengan senyum lebar,”selamat...”, tapi koki itu terkejut ketika melihat penampilan gembel pelanggannya,”h-hei! Ini bukan jenis toko yang bisa dimasuki oleh orang-orang seperti kalian!”

Sabo mengeluarkan sebuah jam saku dari emas dengan semacam ukiran bunga ditengahnya,”berikan aku sebuah ruangan spesial...”

Mata sang koki langsung melotot melihat jam itu,”s-simbol itu adalah...”. Koki itu melangkah mundur dan langsung membungkuk hormat,”sebuah kehormatan besar jika seorang anggota keluarga bangsawan seperti anda mau datang ke restoran kecil seperti milikku ini. Aku akan langsung menyiapkan segalanya untuk anda” (hmm...kenapa Sabo bisa punya jam dengan simbol bangsawan? mencurigakan...)

Ace:”kok kau bisa punya benda seperti itu”

Sabo:”e..ah, ini hanya sesuatu yang kupungut di jalan tadi”

Mereka bertiga duduk di dalam ruangan VIP, tiga mangkuk ramen yang masih hangat sudah tersedia didepan mereka. Seorang pelayan membungkuk di depan pintu,”3 porsi ramen, sudah siap. Silahkan menikmati”

Setelah si pelayan pergi, ketiga bocah itu melepas penyamaran mereka.

Luffy:”Jadi ini yang namanya ramen?! Kelihatannya enak!”

Ace:”Kita coba saja sekarang”

Mereka bertiga makan dengan lahap, Luffy tanpa sadar berteriak,”aku pesan satu lagi!”, tapi Ace dan Sabo langsung membekap mulutnya. Sabo berdehem dan mengubah suaranya menjadi berat,”aku mau pesan ramen lagi...untuk tiga orang”

Begitulah, mereka terus menerus memesan mangkuk-demi mangkuk ramen, lagi dan lagi (kasian pelayannya sampe ngos-ngosan).

Masalah mulai terjadi, ketika Luffy ‘tanpa sengaja’, memanjangkan lengannya untuk mengambil mangkuk ramen yang dibawakan oleh pelayan itu. Gadis pelayan itu ketakutan dan langsung berlari memanggil atasannya.

“pelanggan yang terhormat, kita harus membicarakan sesuatu”

Ketiga bocah itu terkejut,”sial, kita ketahuan!”. Tanpa basa-basi, mereka langsung memecahkan jendela dan kabur dengan cara melompat langsung kebawah. (ini baru yang namanya SMK=Sudah Makan Kabur)

Sabo:”Ramennya benar-benar enak!”

Ace:”benarkan kataku?”

Luffy:”af fuf fufu...”(mulutnya masih penuh makanan)

Ketiga bocah itu berhasil kabur dari kejaran para aparat keamanan. Tinggallah pemilik restoran dan pelayannya bengong tanpa bisa melakukan apa-apa.

Pelayan:”mereka melompat dari jendela, padahal ini kan lantai tiga!”

Koki kepala:”Terlebih lagi, mereka sudah menghabiskan 26 porsi ramen”

Seorang koki menyerahkan secarik kertas yang ditinggalkan oleh ketiga anak itu, yang ternyata adalah surat ucapan terima kasih atau semacamnya (entahlah apa artinya)

Ketiga bocah itu berlari dengan riang didalam kota, mereka melewati seorang lelaki yang tampaknya adalah seorang bangsawan. Lelaki itu mendadak berhenti ketika Sabo berlari melewatinya,”Sabo...bukankah itu Sabo?! Tunggu dulu...jadi kau masih hidup?! Pulanglah ke rumah!”

Sabo berhenti berlari dan menengok kebelakang, ekspresi mukanya jelas tampak kesal.

Ace:”oi, Sabo...kau kenal dia?”

Luffy:”siapa itu?”

Sabo:”dia pasti salah orang”

Sabo berbalik dan kembali berlari, kedua temannya mengikutinya.

“t-tunggu!”


Kemudian...

Sabo:”apa sih! Aku tidak menyembunyikan apapun kok”

Luffy:”oh, benarkah?”

Ace:”tentu saja itu bohong! Cepat katakan Sabo! Bukankah tidak ada rahasia diantara kita?”

Ace dan Luffy memelototi dan menyudutkan Sabo,”cepat katakan!!”

Sabo memalingkan muka,”sudah kubilang tidak ada apa-apa”

Luffy dan Ace mencengkram kerah baju Sabo.

Ace:”cepat bicara atau akan kupukul kau”

Sabo tercekik dan kehabisan napas,”b-baik a...akan kukatakan...”


(Sabo menceritakan pada kedua temannya siapa dirinya yang sebenarnya...)

Luffy:”Apaaaa, kau adalah keturunan bangsawan?”

Tapi tampaknya Luffy dan Ace masih tidak percaya, mereka malah bertanya,”siapa?”

Sabo:”ya aku lah!!”

Kedua bocah itu mengorek-ngorek hidung mereka,”lalu?”

Sabo:”kan kalian tadi yang memintaku untuk menjelaskan semuanya,iya kan?!”

Sabo:”sebenarnya aku masih punya kedua orang tua. Aku tidak dibesarkan di Gray Terminal. Hari ini, yang tadi memanggilku adalah...adalah ayahku”

Ace tampak terkejut.

Sabo:”aku sudah berbohong kepada kalian berdua. Aku minta maaf”

Luffy:”Karena kau sudah minta maaf jadi kumaafkan. Ace?”

Ace membalikkan badannya,”aku sedikit terkejut. Kau terlahir sebagai bangsawan, jadi kenapa kau mau repot-repot menjalani hidup seperti ini?”

Sabo:”Alasanku meninggalkan rumah adalah...”


Flashback ke beberapa tahun yang lalu...

Ayah Sabo:“kau mengerti Sabo...kau hidup untuk menjalani kehidupan sebagai bangsawan. jadi tumbuhlah sebagai pria yang bisa menikahi salah satu dari bangsawan tertinggi (bangsawan tertinggi memiliki status sosial lebih tinggi dibandingkan bangsawan biasa)

Ibu Sabo:”hehe, lalu kemudian kita akan hidup bahagia selama-lamanya, sudah tentu kau pasti akan bahagia juga”

Sabo kecil menatap polos kepada ketua orang tuanya,”jika aku menikah dengan salah satu putri bangsawan tertinggi, apakah aku akan menjadi bahagia?”

Ayahnya mengangguk,”tentu saja”. Begitu pula dengan ibunya,”ya, tentu saja Sabo”

Sabo tersenyum lebar,”baiklah! Aku akan berusaha keras”

Sabo kecil belajar dengan keras hari demi hari.

Suatu hari, ayah sabo mendapat telepon yang mengabarkan kabar buruk. Kapal transport mereka tenggelam, 1000 orang tewas (walaupun sebenarnya ayah Sabo sama sekali tidak peduli dengan orang yang tewas, dia hanya peduli pada kerugian yang dia dapat dari kecelakaan itu). Lalu Sabo masuk keruang kerja Ayahnya, dan dengan riang menunjukkan gambar yang telah dia buat (biasalah anak kecil...).

Ayahnya, tanpa perasaan mengambil gambar itu dan merobeknya menjadi dua bagian,”aku sudah lelah karena pekerjaanku, Sabo. Kalau kau punya waktu untuk menggambar sampah ini lebih baik kau pergi kekamarmu dan belajar”

Sabo tampak kecewa dan berusaha menahan tangisnya.


Sabo berjalan-jalan di sekitar rumahnya, tiba-tiba seorang anak lelaki menghampiri dirinya,”hei,kau. Aku adalah anak dari bangsawan tertinggi, masih salah satu dari kerabat dekat raja, gendong aku pulang sampai kerumah” (apa-apaan ni bocah....?!)

Sabo cuek dan berjalan melewati anak itu.

“tunggu, dasar anak tidak sopan”

Anak itu mengejar Sabo dan menariknya,”hei kau, apa kau tidak mengerti perintah dari bangsawan tertinggi?”

Sabo:”kau ini ngapain sih?”

Sabo menyikut anak itu, dan kembali melanjutkan jalan-jalannya. Tetapi rupanya anak manja itu belum menyerah, dia mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya,”kau ini kan hanya anak dari kalangan bangsawan biasa, akan kutunjukkan padamu!”

Anak itu berlari menuju Sabo dengan pisau ditangannya, Sabo berbalik dan terkejut, teriakannya menggema diudara,”HENTIKAAAAANNNN!!!!”


Anak manja itu menangis, sementara ibunya marah-marah kepada Sabo dan ibunya,”beraninya kau menyentuh keturunan bangsawan tertinggi, tidak bisa dimaafkan!”

Ibu Sabo tampak panik dan ketakutan,”S-sabo. Apa kau benar-benar bertengkar dengan anak lelaki keturunan bangsawan tertinggi?”

Sabo mendapat sebuah luka didahinya,”ya. Aku terluka. Itu karena dia tiba-tiba mencoba menghunusku dengan pisau”

Tetapi ibunya malah menampar Sabo, dan berusaha meminta maaf kepada para bangsawan tertinggi itu,”aku sangat sangat sangat minta maaf. Apa kau terluka? Aku benar-benar minta maaf! Ayo cepat kita pergi kedokter dan minta dia untuk diperiksa (hei...yang luka itu anakmu loh...bukan bocah manja itu...). Tolong, maaafkan kami kali ini...”

Sabo kecil merasa benar-benar kecewa dan sakit hati, dia menangis tanpa suara...

Kembali ke masa kini...

Sabo:“yang mereka pedulikan hanyalah seseorang untuk menjaga kekayaan dan kekuasaan mereka saja. Bukan aku... Jika aku tidak menikah dengan putri dari bangsawan tertinggi, maka aku hanya akan menjadi sampah. Untuk alasan itulah aku belajar keras setiap hari. Didepanku, kedua orang tuaku bertengkar setiap hari. Di rumah itu aku hanya dianggap beban. Maaf, meskipun aku masih punya kedua orang tua tapi aku masih tetap merasa sebatang kara”

Sabo teringat dulu ayahnya pernah melarangnya pergi ke Gray Terminal, karena orang-orang disana hidup di ‘dunia yang berbeda’ dengan mereka. Tetapi Sabo tidak mendengarkan peringatan ayahnya, dan setiap malam dia menyelinap pergi kesana. Sampai-sampai para penghuni Gray Terminal sudah tidak asing lagi melihatnya.

Sabo:”para bangsawan tidak memperdulikan Gray Terminal, tetapi... tempat itu, penuh dengan kehidupan, jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat dimana aku harus terkekang selama-lamanya”

Ace:”begitu”

Sabo bangkit dari duduknya,”Ace!....Luffy... Suatu hari nanti kita semua akan pergi berlayar kelautan luas, kita semua akan bebas. Aku ingin berkeliling dunia, dan menulis buku tentang perjalananku (agak mirip cita-cita Nami ya? Ingin menggambar peta dunia. Beda? yah...intinya sama-sama mencatatnya kedalam kertas khan...). Ayo kita menjadi lebih kuat, dan menjadi bajak laut!”

Luffy dan Ace nyengir lebar.

Ace:”Kalau itu sih, tidak usah kau suruh pun pasti akan aku lakukan. Aku akan menjadi bajak laut. Menang,menang, dan mendapatkan ketenaran dengan tanganku sendiri. Setelah aku mati, kisah tentangku akan selalu diingat semua orang. Meskipun dunia tidak mengakui keberadaanku...meskipun aku dibenci...aku akan menjadi bajak laut yang hebat dan menunjukkannya pada mereka semua! Aku tidak akan lari dari siapapun, aku tidak akan kalah dari siapapun. Tantangan apapun yang harus kulewati, aku akan membuat namaku dikenal diseluruh dunia (yups, and your dream really come true...sigh...).

Luffy tertawa lebar,”baiklah...”. Dia lalu berdiri disamping Ace. Menarik napas dalam-dalam, dan berteriak kencang,”AKU AKAN MENJADI.... (duh...kata-kata berikutnya gak kedengeran ketelen suara ombak, tapi dah pada tau dong apa sih impian Monkey. D. Luffy??)

Ace dan Sabo melotot dengan keheranan (sepertinya mereka dengar apa impian Luffy), sementara Luffy tertawa girang.

Ace menggaruk-garuk kepalanya,”kau, aku hampir berpikir kalau kau akan mengatakan sesuatu yang menarik tadi". Sabo tertawa geli sambil memegangi perutnya,”Luffy itu benar-benar menarik! Aku jadi tidak sabar ingin lihat akan seperti apa kau di masa depan nanti!”. Sabo tiba-tiba berhenti tertawa dan memasang wajah serius,”tapi, menjadi bajak laut memang oke...tapi kita bertiga masing-masing ingin menjadi kapten, apa tidak jadi masalah?”

Ace:”aku tidak pernah memikirkan itu sebelumnya. Sabo... aku selalu berpikir bahwa kau akan menjadi navigatorku”

Luffy:”kalian berdua, bagaimana kalau naik kapalku saja?”

Ace dan Sabo:”OGAH!!!”

Luffy:”EEEHHH??!!! gak pa-pa kan? Kalau kubilang naik, berarti naik!”

Ace:”aku tidak akan mau melakukannya!”

Sabo:”aku juga”

Luffy:”apa maksudnya itu??!!.......huh, ya sudah terserahlah...”

Ace:”ahahaha... Apa-apaan kau ini?”

Sabo:”aku tahu Luffy itu memang menarik”

Kemudian...

Ace sudah menyiapkan sebotol sake lengkap dengan tiga buah cawan.

Ace:”yah, kita khawatirkan tentang masa depan nanti saja. Kita mungkin memang akan naik kapal yang berbeda” (pada kenyataannya hanya Luffy seorang yang berhasil menjadi kapten kapal)

Luffy:”ah, kau pasti mencuri itu dari Dadan, ya kan?”

Ace:”Kalian, tau ini apa?”

Ace menuangkan sake pada masing-masing cawan,” jika kita saling bertukar sake seperti ini, maka kita akan menjadi saudara (sakazuki=exchange sake)”

Luffy:”saudara? Benarkah?”

Ace:”kita mungkin tidak akan menjadi satu kru didalam kapal, tetapi...kita akan menyatukan ikatan sebagai saudara...tidak peduli dimanapun kita berada, ikatan ini tidak akan pernah putus”

mereka mengangkat cawan masing-masing (anak baik gak boleh minum-minuman keras yaaaa....)

Ace:”mulai sekarang, kita adalah... saudara!” (jadi sekarang dah jelas kan,walaupun Luffy dan Ace memang tidak ada hubungan darah, tetapi mereka ternyata sudah mengikat sumpah untuk menjadi saudara!)


BERSAMBUNG... ... ...

0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar