Pages

Minggu, 04 September 2011

One Piece - episode 498 -

Musim dingin telah tiba di gunung Colvo.

Ace:”Sabo! Dia menuju kearahmu! Jangan biarkan dia lari!”

Sabo:”Baiklah! Tidak akan kubiarkan lari!”

Ace dan Sabo sedang mengejar hewan yang agak-agak mirip dengan panda, tetapi memiliki ukuran tubuh beruang. Mereka terus mengejar hewan itu sampai ia terpojok di sisi tebing.

Sabo:”Luffy! Bersiaplah!”

Luffy ternyata sudah siap siaga diatas tebing. Dia melompat kearah hewan itu, dan menyundul perutnya. Hewan itu sempat bangkit lagi, tetapi kemudian jatuh pingsan. Luffy terengah-engah, tetapi dia tampak sangat senang,”berhasil! Aku mendapatkannya!”

Sabo tertawa,”kerja bagus, Luffy!”

Ace:”Kita berhasil mendapatkan dua ekor hari ini! Kita bisa membuat banyak sup Danpa hari ini (jadi nama hewan itu Danpa...)”

Luffy melompat-lompat riang,”aku berhasil! Aku berhasil! Aku berhasil mendapatkan tangkapan pertamaku!”

Sabo melihat keatas tebing dan terkejut,”lihat itu!”

Terdengar suara geraman hewan lain.

Sabo:”Luffy, awas diatasmu!”

Luffy:”atas?”

Luffy melihat keatas, seekor macan berukuran super besar sedang berdiri di tepi tebing, tepat diatas Luffy.

Luffy:”M-Macan raksasa!”

Ace:”dia mencium hasil tangkapan kita!”

Sabo:”Luffy, lari! Dia mengincar Danpa itu!”

Luffy tampak sangat ketakutan dan tidak bergerak sama sekali dari atas Danpa itu. Macan itu melompat turun tepat kehadapan Luffy. Luffy berusaha menyembunyikan rasa takutnya,”Ini adalah milikku! Tidak akan kubiarkan kau...me-mengambilnya!”.

Luffy berusaha menghalau macan itu dengan pipa besinya.

Sabo:”Dia terlalu besar untukmu! Cepat lari!”

Luffy:”Tidak mau! Pergi kau, bodoh! Atau kupukul kepalamu!”

Macan itu menjilat Luffy, lalu mengibasnya dengan sebelah tangannya hingga bocah itu terpental cukup jauh (mungkin bagi si macan Luffy rasanya gak enak kali yaa...).

Luffy masih belum menyerah, dia memanjangkan sebelah lengannya kearah macan itu, tetapi dia salah sasaran, macan itu malah menginjak lengannya dan dia terpelanting karena elastisitasnya sendiri. Luffy mendarat diatas kepala macan itu. Merasa tidak senang, macan itu menggoyang-goyangkan kepalanya, dan Luffy pun kembali terlempar ketempat dia terjatuh tadi. Luffy bangkit kembali, mencoba menyerang macan itu sekali lagi, tetapi Ace dan Sabo buru-buru berlari kearahnya dan menyeretnya menjauh.

Ace:”Ayo cepat lari mumpung dia tidak melihat kita!”

Mereka berjalan melewati jembatan gantung, kembali ketempat persembunyian mereka. Ace dan Sabo menggotong hasil tangkapan mereka, sementara Luffy berjalan dibelakang mereka dengan wajah masam.

Sabo:”Relakan saja tangkapan pertamamu itu”

Ace:”Tidak usah pedulikan dia. Sudah jelas kita bukan tandingan macan itu”

Luffy:”tapi itu kan tangkapan pertamaku! Dia tidak bisa mengambilnya begitu saja!”

Luffy melompat dengan kesal, membuat jembatan gantung bergoyang-goyang.

Sabo:”da...da...dasar bodoh! Jangan melompat seperti itu!”

Luffy sepertinya malah merasa itu asyik, dan diapun melompat-lompat lagi. Sabo menjerit histeris,”dasar bocah! Hentikan Luffy!”

Lompatan-lompatan Luffy menyebabkan kayu yang berada dibawah kakinya patah, dia pun merosot kebawah. Kedua kakaknya segera melemparkan buruan mereka dan berlari menyelamatkan Luffy. Mereka memang berhasil menggapai tangan Luffy, tetapi buruan yang sudah mereka dapatkan dengan susah payah terjatuh kedalam sungai.



Mereka akhirnya sampai ditempat persembunyian mereka.

Sabo:”Akhirnya sampai dirumah! Ayo segera tidur dan lupakan hari yang buruk ini!”

Luffy:”Tidur dan lupakan hari buruk? Aah...aku lapar sekali!”

Ace berteriak kesal,”ini semua salahmu!”. Dia memukul kepala Luffy.

Luffy:”Sakit!!”

Ace dan Sabo masih terjaga, sementara Luffy sudah tertidur.

Sabo:”Tapi jika seseorang mengambil tangkapanmu apalagi itu tangkapan pertamamu, sudah pasti kau akan marah kan”

Ace:”tapi bukankah terlalu beresiko melawan macan itu...”

Sabo:”kau sendiri juga pernah melakukannya kan!”

Ace:”huh, diam kau!”

Ace dan Sabo menguap bersamaan, Luffy yang sudah tertidur, tiba-tiba terbangun dan ikut menguap juga, hahaha...

Mereka bertiga sudah berbaring diranjang masing-masing. Luffy tampak sangat senang, dia menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

Luffy:”memang hebat memiliki seorang saudara! Jika mereka menjadi anak buahku nanti...”

Luffy membayangkan dirinya adalah seorang kapten, sementara Ace dan Sabo menjadi anak buahnya. Luffy tertawa sendiri didalam selimut.

Ace:”Kenapa kau tertawa sendiri?”

Sabo:”bukankah itu akan membuatmu jadi semakin lapar”

Luffy:”Sudah kuputuskan! Ace! Sabo! Kalian akan menjadi anak buah dikapalku! Mau kan? Jawablah!”

Sabo:”Kenapa kau ini!”

Ace:”Bukankah kita akan memutuskannya nanti”

Luffy:”Tapi bukankah itu akan sangat menyenangkan, dan kau pasti akan membutuhkan pertolonganku kan?”

Sabo:”Kurasa kaulah yang perlu dibantu disini. Benar kan”

Ace:”he-eh”

Luffy:”Kalian salah! Akulah yang akan menolong kalian suatu hari nanti!”

Ace:”kalianlah yang akan menjadi anak buah dikapalku”

Luffy dan Sabo:”Akulah kaptennya!”

Ace:”baiklah, kurasa tidak ada gunanya”

Luffy:”lalu apa yang kau pikirkan?”

Ace hanya menggumam pelan. Luffy menengok kearah Sabo,”Sabo?”

Sabo:”Aku tidak akan menjadi anak buah kalian. Jadi lupakan saja”

Luffy:”Ayolah! Bukankah ini menyenangkan?! Oh ya! Bagaimana kalau begini? Siapa yang berhasil mengalahkan macan raksasa itu dialah yang akan menjadi kapten!”

Ace:”Mengalahkan macan itu? Kau serius?”

Sabo:”Kemungkinan Luffy untuk menjadi seorang kapten sangatlah kecil”

Luffy:”itu tidak benar! Lagipula belum ada yang bisa mengalahkan macan itu kan!”

Ace dan Sabo tersenyum lebar,”menarik sekali!”

Luffy:”Baiklah! Ayo besok kita lakukan!”

Ace dan Sabo:”Oke!”

Keesokan harinya, mereka bertiga kembali kedalam hutan. Masing-masing membawa seekor ikan berukuran cukup besar di punggung.

Luffy:”cukup susah juga loh menangkap ikan ini”

Sabo:”Jangan protes. Kita sudah sepakat menggunakannya sebagai umpan kan”

Terdengar suara geraman binatang dari arah hutan.

Sabo:”dia datang!”

Luffy:”Dasar binatang rakus! Kali ini akan kuhabisi dia!”

Suara geraman terdengar semakin dekat, dari dalam kabut, muncul sesosok beruang besar.

Sabo:”itu bukan macan ya? (ya iyalah~) Apa?! Ternyata seekor beruang!”

Luffy:”Bukan dia yang kita cari! Pergi kau! Hush...hush...”

Ace:”Tunggu, sepertinya dia sama kuatnya dengan macan itu. Jika kita bisa mengalahkannya, itu akan sama saja”

Sabo:”Baiklah, dia yang menjadi sasaran kita sekarang!”

Ace berlari maju pertama kali,”akulah yang pertama!”

Sabo berlari menyusulnya,”itu tidak adil!”.

Luffy berlari paling akhir,”dia milikku!”

Ace bertubi-tubi memukuli kepala beruang itu, membuat benjol lumayan besar diatas kepalanya, tetapi beruang itu masih tetap berdiri tegak.

Beruang itu menggeram kesal. Ketiga bocah itu menjerit panik, mereka menjatuhkan ikan mereka dan lari, tetapi beruang itu terus mengejar mereka.

Sabo:”Oh tidak! Dia terus mengejar kita!”

Tiba-tiba, sebuah tongkat melesat dari arah depan, melewati ketiga bocah itu, dan tepat mengenai perut si beruang. Seseorang melompat dari arah belakang ketiga bocah itu, seorang kakek yang aneh.....

Luffy:”si-siapa dia?!”

Beruang itu bangkit kembali, lalu berlari dengan kecepatan penuh kearah kakek itu.

Luffy:”Sebaiknya dia cepat lari, kakek itu!”

Sabo:”dia adalah Naguri ,salah satu penghuni Gray Terminal. Lari, dia mengejarmu!”

Naguri tetap berdiri dengan tenang sementara beruang itu semakin mendekat. Dia memasukkan salah satu lengannya ke balik bajunya.

Sabo:”Sedang apa kau, kakek?!”

Tiba-tiba, angin bercampur salju berputar-putar disekitar beruang dan kakek itu. Ketika topan salju itu berhenti, terlihat bahwa gerakan beruang itu terhenti. Dia tidak jadi menyerang kakek itu. Si kakek memelototi beruang.

Naguri:”kau tahu apa yang sedang kau lakukan! Cepat pergi dari sini!”

Beruang itu tampak kecewa, dia berjalan dengan gontai dan kembali kedalam hutan.

Luffy:”Keren!”

Luffy teringat dulu Shanks pernah menyelamatkan dirinya dengan cara yang hampir sama dengan yang dilakukan kakek itu (sepertinya kakek itu juga punya haki)

Luffy:”sama seperti waktu itu!”

Sore pun tiba, aroma ikan bakar tercium dari dalam hutan.

Sabo:”haaa??!! Naguri adalah seorang bajak laut?! Bahkan seorang kapten?!”

Ketiga bocah dan si kakek duduk bersama-sama di depan api unggun sambil membakar tiga ekor ikan yang tadinya mau dijadikan umpan macan itu.

Naguri:”ya begitulah”

Luffy:”aku sudah tahu itu! Hanya seorang bajak laut yang bisa melakukan ‘itu’ !”

Naguri:”apa maksudmu?”

Luffy:”hehehe...Kau membuat beruang itu lari hanya dengan menatapnya saja, sama seperti yang dilakukan Shanks! Kau keren sekali, Kakek!”

Kakek itu tampak senang karena dipuji,”begitu ya? Ehehehehe...”

Sabo berbisik perlahan dengan Ace,”Aku masih tidak bisa percaya kalau naguri adalah seorang bajak laut... Itu karena... Setiap hari pekerjaannya hanyalah mencari sampah dengan palunya itu. Itu sangatlah aneh... Dan selalu dipermainkan orang-orang Gray Terminal dan juga anak buah Bluejam. Dia terlihat lemah sekali”

Luffy sih tampak senang sekali, dia memeluk kakek itu dengan riang,”kau tak tahu apa-apa, Sabo! Begitulah bajak laut yang sebenarnya!”

Sabo:”kau sendiri masih bocah ingusan! Mana mungkin mengerti apa itu bajak laut?!”

Ace tidak berkomentar apapun sedari tadi, dia lalu bangkit dari tempat duduknya, sementara Luffy dan Sabo masih berdebat.

Luffy:”aku sangat mengerti! Shanks tak pernah membunuh orang!”

Sabo:”Shanks lagi...”

Ace menusuk salah satu ikan bakar dengan tongkat pipanya, dan mengangkatnya dari api,”hoi, sudah matang”. Lalu dengan cekatan memutar-mutar tongkatnya dan membelah ikan itu sama rata. Sabo dan Luffy menjerit karena potongan ikan yang panas itu mendarat tepat dipangkuan mereka.

Luffy:”kenapa bagianmu lebih besar dariku?”

Sabo langsung memakan ikan bakar itu dengan lahap,”ini hukuman bagimu”. Luffy cemberut, tetapi dia tetap memakan bagiannya. Naguri masih belum menyentuh ikannya.

Ace:”itu untukmu, Naguri. Kau telah menyelamatkan kami”

Naguri:”oh, terima kasih”

Akhirnya kakek itu mulai memakan ikan bakarnya.

Ace:”lalu, apa yang sedang dilakukan oleh seorang kapten bajak laut ditempat seperti ini?”

Luffy dan Sabo menatap Naguri, Naguri terdiam sesaat, “kenapa kau menanyakan itu padaku?”

Ace:”kau tak harus menjawabnya”

Naguri:”tidak, aku akan menjawabnya. Apa kau tahu Gold D Roger?”

Ace tampak terkesiap mendengar nama ayahnya.

Sabo:”Roger?”

Luffy:”aku tahu! Dia adalah raja bajak laut!”

Naguri:”kami menantang Roger sang raja bajak laut untuk bertarung!”

Luffy:”benarkah?!”

Naguri:”tapi kami kalah dalam pertarungan itu dan berpisah satu sama lain. Serelah itu hidupku jadi tak menentu. Dan akhirnya menjadi seperti yang kalian lihat sekarang ini”

Luffy:”tapi kau pernah bertarung dengan raja bajak laut bukan? Itu keren sekali!”

Naguri tersenyum, “tidak...tidak...kami bukanlah lawan yang sebanding dengannya. Kami menderita kekalahan total.”

Luffy:”begitu ya? Bahkan kakek pun bukan lawan yang pantas untuk seorang raja bajak laut.”

Naguri:”ya, tak hanya Roger tapi semua kru-nya juga orang yang hebat! Dan yang paling penting...mereka bisa bekerja sama dengan baik! Merupakan suatu kehormatan bisa bertarung dengannya”

Sementara Luffy dan Naguri mengobrol, Ace berjalan menjauh dari api unggun. Sabo terus mengamati Ace.

Luffy:”begitu ya. Ternyata masih cukup jauh bagiku untuk menjadi seorang bajak laut.”

Naguri:”Kau ingin menjadi bajak laut ya?”

Luffy:”ya tentu saja!”

Naguri:”menjadi bajak laut?”

Luffy:”ya, bajak laut! Oh ya, kakek bajak laut! Maukah kau memberiku beberapa pelajaran bajak laut? Aku ingin menjadi lebih kuat lagi! Aku yang akan menjadi kapten yang memimpin Ace dan Sabo!”

Naguri:”kapten ya?”

Luffy:”ya...kau mau kan? Kau akan menjadi guru bajak lautku!”

Naguri:”ee...baiklah!”

Sabo:”kau menyetujuinya?!”

Luffy tampak senang sekali,”Berhasil! Kita akan memulainya besok!”

Sabo hanya bisa menghela napas.

Luffy:”kemana Ace?!”

Sabo:”mengenai itu, dia...”

Beberapa saat kemudian...

Luffy tampak terkejut,”raja bajak laut adalah ayahnya Ace?!”

Sabo mengikat satu ekor ikan bakar ke punggungnya, sementara Naguri membawa seekor yang satu lagi, ”ya, tapi kau jangan mengatakannya pada siapapun. Jika Ace sampai tahu, dia akan membunuhmu.”

Luffy:”kenapa?!”

Sabo:”aku tak tahu kenapa, tapi dia tidak menyukai orang bernama Roger itu.”

Luffy:”tapi Roger adalah ayahnya kan?”

Sabo menjawab dengan suara datar,”kalau ayahnya...memangnya kenapa?”

Luffy tampak terkejut dengan jawaban Sabo, lalu dia teringat cerita Sabo tentang kedua orang tuanya, dan betapa dia membenci mereka berdua.

Luffy:”oh ya, orang tua Sabo juga...” (tampaknya Luffy tidak begitu mengerti kebencian mereka berdua terhadap orang tuanya, karena semenjak kecil dia hanya mengenal kakeknya sebagai satu-satunya keluarganya. Walaupun kakeknya selalu keras padanya, tetapi dia tidak pernah membencinya)

Sabo:”seorang anak tak selalu bahagia hidup dengan orang tuanya”

Luffy:”tapi, kenapa harus marah! Ayahnya adalah seorang raja bajak laut!”

Sabo:”aku bisa mengerti maksudmu, tapi sebaiknya jangan menyinggung soal Roger didepannya. Kau mengerti kan?”

Luffy:”aku mengerti!”

Sabo:”Dan kau juga, Naguri!”

Naguri:”baiklah, aku mengerti. sulit dipercaya Roger memiliki seorang anak...

Ace sedang termenung sendirian di tepi jendela tempat persembunyian mereka. Luffy dan Sabo melihatnya dari bawah.

Sabo:”mengerti kan. Kau anggap saja seperti tidak ada apa-apa ya. Jangan katakan tentang Roger...”

Luffy:”aku mengerti! Jangan khawatir!”

Sabo masuk dan berkata dengan suara riang,”ada apa denganmu, Ace? Aku tak tahu kalau kau pulang lebih dulu.”

Lalu kemudian Luffy pun masuk,”ada apa Ace! Aku tak tahu kalau ayahmu itu adalah Roger!” (mwahahahahaha.....)

Wajah Sabo mendadak pucat,”kukira dia tak akan mengatakannya!!”. Sabo lalu mencengkram kerah baju Luffy dan mengguncang-guncangkannya,”kurang ajar kau, Luffy! Sudah kubilang jangan sebut nama itu!”

Ace masih berdiri menghadap ke jendela,”Luffy!”

Luffy mengangkat sebelah tangannya,”yo!”. Keringat dingin membanjiri wajah Sabo.

Ace:”siapa yang mengatakannya padamu?”

Sabo ketakutan, lalu dia berlindung dibelakang Luffy.

Luffy yang sangat jujur pun menjawab,”Sabo yang mengatakannya! Ace, Roger itu seperti apa orangnya?”

Sabo:”jangaaaaannnn!!!! Kau ini kenapa begitu bodoh?!”

Luffy:”aku sudah bersikap biasa kan”

Sabo:”kau tak boleh menyebut nama itu lagi!”

Bugh! Bugh! Ace memukul kepala Luffy dan Sabo,”jangan sebut nama itu didepanku!”

Pukulan Ace menyebabkan benjol tumbuh dikepala mereka berdua.

Luffy:”kenapa kau memukulku?! Aku kan cuma ingin tahu saja!”

Sabo:”berikan kesempatan pada kami untuk menjelaskannya!”

Ace:”DIAAAAMMMM!!!”

Ace memukul mereka lagi, kali ini benjol mereka bertumpuk, seperti es krim dua scoop, hehehehe...

Luffy:”ceritakan pada kami mengenai ayahmu! Kau curang sekali!”

Sabo:”dia benar! Kau tidak bisa menyembunyikan sesuatu pada saudaramu kan!”

Ace:”diam! Aku sudah tidak perduli dengan saudara atau apa!”

Luffy:”Roger...Roger...Roger! Ayahnya Ace adalah raja bajak laut!”

Sabo:”diam kau! Jangan membuatnya semakin marah!”

Ace:”kau harus bertanggung jawab. Ini semua karena mulut besarmu!”

Mereka saling bertengkar satu sama lain, sampai-sampai seisi tempat persembunyian mereka jadi berantakan.

Ace:”Sebaiknya kita cabut kembali hubungan persaudaraan kita!”

Luffy dan Sabo:”barusan aku juga ingin mengatakan itu!”

Sementara itu, di Gray Terminal....

Seorang laki-laki sedang berbicara dengan seseorang yang lain (dari siluetnya kayaknya ayahnya Sabo, dari rambut sama topinya....),”baiklah, kuserahkan padamu...”

Orang lain itu menjawab,”ya, aku tak akan membiarkan satu batupun tertinggal”. Ternyata lelaki lain itu adalah Bluejam. Bluejam mengamati secarik foto ditangannya.

Bluejam,”kalian sudah mengerti bukan.”

“Kami akan membawanya kembali!”

Bluejam:”ya, tapi jika kalian menemukannya, jangan lakukan apapun.”

“Kenapa?”

Bluejam:”lihatlah! Kita akan membuat ayah dari anak ini berhutang budi pada kita. Dia mengkhawatirkan anaknya. Dia akan berterima kasih pada kita setelah ini”

“Begitu ya”

Bluejam:”sampai waktunya tiba, jangan lakukan apapun. Awasi saja anak itu.”

Ternyata foto yang dipegangnya adalah foto Sabo (berarti tadi bener ayahnya Sabo).

Keesokan paginya, di markas Dadan...

Dadan sedang membaca surat kabar, “ ’kami akan melakukan kunjungan di musim semi’ Dogra! Magra! Dimana kerajaan Goa itu berada?!”

Dogra:”gunung Colbo, Gray Terminal, dan desa Fuusha (windmill) merupakan bagian dari kerajaan Goa”

Dadan:”sudah kuduga”

Magra:”tenang...tenanglah bos. Tidak biasanya kau mau membaca koran itu. Makanan ini bisa menjadi dingin”

Dadan memukul kepala Magra,”seseorang akan datang mengunjungi kerajaan?! Dan ini juga menjadi berita utama...ada apa sebenarnya? Apa mereka begitu penting? Siapa Tenryuubito itu?!”

BERSAMBUNG... ... ...



0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar