Pages

Selasa, 27 September 2011

One Piece - episode 500 -

Ada badai hari ini, tetapi anak-anak itu sama sekali tidak tampak khawatir. Mereka malah bermain ‘bajak laut yang memasuki badai ketika berlayar’. Luffy bertugas menjaga agar bendera mereka tidak lepas.

Angin bertiup semakin kencang, Luffy melayang-layang terbawa angin, tangannya masih berpegangan pada tiang bendera (jadi kayak layangan gitu). Kedua kakaknya malah mentertawakan Luffy yang berteriak minta tolong.

Luffy:”berhentilah tertawa dan tolong aku!”

Badai akhirnya reda, tetapi tempat persembunyian mereka jadi hancur berantakan. Mau tak mau, mereka harus mengumpulkan bahan di Gray terminal untuk memperbaikinya.

Luffy:”aku mau cari teropong”

Ace:”bodoh, kau tak akan menemukan yang seperti itu disana”

Mereka sama sekali tidak menyadari, ada beberapa orang laki-laki yang mengikuti dan mengawasi mereka.

Luffy mencari bahan bersama-sama Ace. Dia merenggut kenapa tidak ada teropong disini (dasar Luffy...).

Sementara itu, di tempat terpisah, Sabo sudah berhasil mengumpulkan cukup banyak kayu. Dan secara kebetulan, dia juga menemukan sebuah teropong dan memungutnya.

Sabo:”ini dia teropongnya! Luffy pasti senang sekali!” (he’s really nice brother).

Bluejam dan beberapa anak buahnya tiba-tiba muncul dan menghadang Sabo.

Bluejam:”oi, bocah. Tak kusangka salah seorang dari tiga bocah berandalan adalah anggota keluarga bangsawan”

Sabo:”Bluejam! Bagaimana kau bisa tahu?”

Para anak buah Bluejam berusaha menangkap Sabo. Luffy dan Ace datang untuk membantu saudaranya. Mereka bertiga dengan mudah melewati para anak buah Bluejam.

Bluejam menembakkan pistolnya dan hampir mengenai kaki Ace. Ketiga bocah itu bersembunyi. Mereka akhirnya berhasil ditangkap anak buah Bluejam yang menyergap mereka dari belakang.

Para tentara dari kota datang bersama-sama dengan ayahnya Sabo.

Sabo:”ayah!”

Anak buah Bluejam menyerahkan Sabo pada ayahnya.

Luffy:”kembalikan Sabo!”

Ayah Sabo:”kembalikan katamu?! Sabo adalah anakku! Seorang anak harus hidup bersama orang tuanya, karena orang tuanya lah yang telah melahirkannya. Berani sekali kalian mempengaruhi Sabo untuk kabur dari rumah?! Dasar bocah-bocah sampah! Apa kalian menginginkan uangku?!”

Ace:”apa katamu?!”

Anak buah Bluejam yang memegangi Ace membanting anak itu ketanah. Ayah Sabo mengeluh karena cipratan ‘kotor’ darah anak itu mengenai wajahnya.

Sabo melepaskan diri dari orang yang memeganginya, “hentikan!”. Sabo berkata pada ayahnya bahwa dia kabur dari rumah atas keinginannya sendiri. Ayah Sabo tidak mau mendengarkan anak itu, dia menyuruh para tentara untuk memegangi Sabo.

Ayah Sabo:”kuserahkan sisanya padamu, bajak laut”

Bluejam berjanji dia akan memastikan untuk mengurus kedua anak itu sehingga mereka tidak bisa menggangu Sabo lagi.

Sabo:”tunggu dulu, Bluejam! Ayah, sudah cukup! Aku mengerti!”

Ayah Sabo:”apa maksudmu?”

Sabo terdiam sesaat, dia tampak sangat berat untuk melanjutkan perkataannya.

Sabo:”aku akan menuruti semua yang kau inginkan. Dan aku juga ingin kau berjanji satu hal...jangan pernah sakiti mereka berdua! Aku mohon. Mereka sangat berarti untukku, mereka adalah saudaraku”

Ayahnya setuju dan menyuruhnya untuk pulang secepatnya. Sabo berbalik dan hendak pergi. Ace berteriak keras,”hei! Jangan pergi!”

Ace:”Sabo, cepat lari! Kau tak usah pedulikan kami! Kau pernah mengatakan, ingin hidup bebas bersama kan!”

Luffy:”Sabo, jangan pergi!”

Ace:”apa kau akan meninggalkan mimpimu begitu saja?! Sabo!”

Sabo mulai menangis, dia kembali berjalan tanpa menghiraukan Luffy yang memanggilnya. Teropong yang tadi dia pungut untuk Luffy, terjatuh dari sakunya, dan hancur terinjak oleh kaki seorang tentara.



Luffy dan Ace dibawa ke markas Bluejam. Bluejam memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan tali yang mengikat mereka. Bluejam berkata bahwa sebaiknya mereka melupakan Sabo. Kalau mereka masih terus keras kepala, maka lain kali Bluejam pasti akan langsung membunuh mereka berdua.

Luffy:”tapi Sabo sangat membenci keluarganya!”

Bluejam:”jika dia memang berarti untuk kalian, kalian pun harus merelakannya pergi. Kau pasti akan mengerti saat kau dewasa nanti. Lalu...aku juga masih tidak bisa menerima apa yang telah kalian lakukan pada Porchemy. Tapi kelihatannya kalian lebih berguna daripada dia. Aku akan menawarkan sesuatu yang menarik untuk kalian berdua.”

Bluejam bertanya apakah mereka bersedia bekerja untuknya? Tugas mereka hanya membawa kotak-kotak ketempat yang sudah ditandai di peta Gray terminal.

Tanpa diduga, ternyata Ace setuju.

Kedua bocah itu mulai mengangkut kotak-kotak bersama beberapa anak buah Bluejam. Luffy merengut,”Ace, aku tak suka melakukan semua ini tanpa Sabo”

Ace:”aku pun juga tak menyukainya. Aku ingin sekali membawa pulang Sabo. Tapi aku sendiri tak tahu apa yang terbaik untuk Sabo. Kita lihat saja bagaimana nantinya. Dia akan baik-baik saja. Jika dia ingin kembali, dia pasti akan kembali sendiri. Kita gunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan uang tabungan bajak laut kita”

Sabo sedang diinterogasi oleh pihak keamanan. Ayahnya memaksanya untuk mengatakan bahwa ini semua adalah kesalahan Luffy dan Ace, tetapi dia bersikeras membantah ayahnya.

Ayah Sabo:”Sabo, nyawa dari kedua bocah Gray terminal itu ada ditangan bajak laut itu. Aku bisa saja memberikan perintah untuk mereka. Jika mereka memang berarti untukmu. segera lakukan apa yang kukatakan. Kau adalah anak yang pandai. Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan.”

Sabo:”kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti mereka! Itulah alasanku kembali ketempat ini!”

Sabo berusaha meyakinkan petugas bahwa kedua sahabatnya adalah orang yang baik. Ayah Sabo yang kesal menendang bangku yang diduduki Sabo hingga anak itu terjatuh. Ayah Sabo menyerahkan sejumlah uang kepada petugas yang tentu saja diterima dengan senang hati.



Ibu Sabo menyambut kedatangannya. Disampingnya ada seorang anak laki-laki asing.

Ibu Sabo:”baiklah, Stelly. Berikan salam untuk kakakmu”

Anak laki-laki berumur delapan tahun itu membungkuk dan mengucapkan salam pada Sabo. Sabo bertanya-tanya siapa anak ini?

Ayah Sabo:”kami telah mengadopsinya. Dia adalah anak yang pandai dari keluarga bangsawan juga. Tapi karena suatu alasan orang tuanya menjadi tak waras. Dan kami mengangkatnya menjadi anak karena dia begitu menjanjikan. Jika kau tidak bisa menjadi penerusku...tidak, mungkin aku terlalu keras padamu. Pergilah kekamarmu sekarang. Mulai besok kau akan belajar giat lagi”

Sabo termenung sendirian dikamarnya. Seseorang mengetuk pintu, ternyata adik angkatnya, Stelly.

Stelly:”Hai, kakak! Kudengar kau ini sangat bodoh. Ayah dan ibu selalu mengatakannya padaku. Tapi rupanya kau cukup beruntung, akan ada pesta pembakaran untuk mereka besok malam. Jika kau masih berada di Gray terminal, kau bisa mati seperti mereka.”

Sabo mencengkram kerah baju Stelly. “Apa maksud dari ucapanmu tadi? Apa yang terjadi disini?! Katakan semuanya padaku!”

Stelly:”be...besok malam Gray terminal akan dibakar habis oleh api”

Sabo:”dibakar?”

Stelly:”benar sekali, kau tidak mengetahuinya karena kau baru saja tiba. Rencana itu sudah diputuskan beberapa bulan yang lalu. Apa kau belum tahu, pemerintah dunia akan melakukan kunjungan didaerah sekitar East Blue? (masih ingat berita yang dibaca Dadan?). Dan diperkirakan mereka akan tiba dikerajaan Goa tiga hari lagi! Dan mereka juga membawa seorang bangsawan tertinggi yaitu Tenryuubito! Dan para keluarga kerajaan tak ingin Tenryuubito melihat tempat kotor seperti Gray terminal. Lalu akhirnya mereka memutuskan untuk membakar habis Gray terminal. Dan kota ini akan menjadi lebih bersih!”

Sabo:”bicara apa kau ini? Itu tidak mungkin terjadi. Ada banyak orang yang hidup disana! Mereka tidak bisa meninggalkan rumah mereka begitu saja!”

Stelly:”apa kau tak mengerti juga? Mereka semua juga akan dibakar habis sampai tak tersisa satupun”

Sabo:”apa yang kau maksud dengan...mereka?”

Sabo segera bergegas mengganti baju bagusnya dengan baju kumal yang biasa dia pakai, tidak lupa juga dia membawa tongkatnya dan pergi dengan cara melompat turun dari jendela. Ditengah jalan, Sabo melihat dua tentara yang menangkapnya tadi siang. Bocah itu mengikuti mereka sampai ke markasnya dan mencuri dengar.

“apa kita sudah siap dengan rencana besok? Jangan sampai ada satupun yang terlewat”

“kami sudah siap, namun yang perlu dipertanyakan adalah para bajak laut itu. Mereka lah yang akan membakar tempat sampah itu.”

“Bluejam dan kelompoknya sudah menyiapkan peledak disetiap titik...(peledak? Kotak-kotak itu?). Dan itu akan selesai dipasang disemua wilayah Gray terminal kira-kira besok”

Sementara itu, Luffy terus-menerus memikirkan Sabo. Ace memarahinya dan menyuruhnya untuk cepat tidur. Bahkan dalam tidurpun, Luffy masih memanggil-manggil Sabo, dan menanyakan teropongnya (ehehehehe...). Ace hanya bisa menghela nafas dan membetulkan letak selimut Luffy.

Keesokan paginya...

Sabo tidak tidur semalaman, dia duduk diatas atap rumah seseorang. Dijalanan, orang saling tersenyum dan menyapa. Sabo yang melihat itu berpikir kalau semuanya terlihat ‘normal-normal’ saja, dia menghela napas lega, dan memutuskan untuk berjalan-jalan disekeliling kota. Hari itu angin bertiup cukup kencang.

Sementara itu Ayah Sabo sudah menyadari kalau anaknya kabur lagi. Dia memerintahkan pelayannya untuk mencari anak itu.

Sabo menghampiri dua orang lelaki yang sedang duduk-duduk. Dia bertanya mengenai ‘pembakaran’ di Gray terminal.

“tentu saja aku mengetahuinya, memangnya kenapa?”

Wajah Sabo mendadak pucat. Lelaki itu bertanya Sabo dari keluarga bangsawan mana, tetapi bocah itu langsung melarikan diri.

Sabo berpikir, ada apa dengan mereka semua?Semuanya telah mengetahui hal ini?Dan mereka bertingkah laku seperti tak ada kejadian apapun?Apa memang tak ada seorangpun yang peduli dengan pembakaran yang dilakukan pada Gray terminal?!

Sementara itu, Luffy dan Ace sedang bersama kelompok Bluejam di Gray terminal.

Ace:”kau ingin kami membawa kotak-kotak itu?”

Bluejam:”ya, ada pekerjaan besar untuk kalian malam nanti, aku akan mengatakannya”

Seekor anjing menghampiri Sabo, sang pemilik meminta maaf kalau anjingnya sudah mengganggunya. Sabo bertanya apakah kakek itu juga tahu tentang pembakaran Gray terminal.

“ya, tentu saja”

Sabo:”kenapa kau dan orang-orang terlihat begitu tenang sekali? Kenapa tak ada seorangpun yang berusaha mencegahnya?”

“dari suaramu, sepertinya kau masih seorang anak-anak. Tapi,dengarkan baik-baik. Kita akan melakukan rencana itu dengan hati-hati! Jangan sampai orang luar kota mengetahui hal ini. Kita berbeda dengan mereka! Jika kau memang berasal dari keluarga bangsawan...”

Sabo berteriak dan berlari menjauhi kakek itu. Dia berpikir bahwa kota ini sudah benar-benar rusak dan gila. Dia memutuskan untuk memberitahu kedua sahabatnya dan orang-orang di Gray terminal tentang pembakaran itu. Tiba-tiba angin super kencang berhembus, membuat anak itu terkejut dan berhenti berlari. Dibelakangnya, ada beberapa orang penjaga yang mengenali wajahnya dan mengejarnya. Sabo berlari menentang angin, menuju pintu keluar kota.

Sabo:”larilah! Ace! Luffy!”

BERSAMBUNG... ... ...

0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar