Pages

Rabu, 05 Oktober 2011

Fairy Tail - episode 17 -

Jeritan Deliora terdengar sampai ke seluruh pelosok pulau.

Erza, Lucy dan Happy sudah masuk kedalam reruntuhan.

Erza:”apakah suara itu berasal dari Deliora?”

Cahaya bulan berwarna ungu masuk melalui atap dan terus menembus ke bawah lantai. Jeritan Deliora kembali terdengar.

Erza:”Deliora memang menjerit, tetapi upacara Moon Drip-nya masih berlangsung. Itu berarti proses kebangkitannya masih belum selesai. Ayo!”

Erza bergegas naik kelantai atas. Lucy heran,”tapi Delioranya ada dibawah sini”

Erza:”Jika kita mengacaukan upacaranya, maka prosesnya bisa dihentikan. Cepatlah!”

Natsu masih berhadapan dengan Zalty. Kali ini Zalty menggunakan sebuah bola kaca sebagai senjata dan menggerakkannya kesana-kemari sesuka hati. Natsu menghancurkan bola kaca itu dengan tinju apinya. Zalty dengan mudah memperbaikinya lagi, dan memukul perut Natsu menggunakan bola itu.

Zalty:”aku bisa mengendalikan waktu dari sebuah benda. Dengan kata lain, aku bisa memutar balik waktunya disaat sebelum dihancurkan”

Natsu:”waktu? Itu konyol!”

Zalty:”Time Ark adalah bentuk sihir yang sudah dihapuskan dari sejarah. Dengan kata lain, ini adalah salah satu dari sihir yang hilang”

Zalty mengatur waktu bola itu kemasa depan, membuat bola itu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Natsu pun tidak mampu menghindarinya. Natsu mencoba memukul bola itu lagi, tetapi kali ini bola itu malah berhenti, diam membeku diudara.

Zalty:”seperti yang kau lihat, aku juga bisa menghentikan waktu”

Natsu:”tapi itu tidak bekerja untuk manusia, iya kan?”

Zalty:”instingmu benar-benar tajam. Lebih tepatnya, sihir ini tidak akan bekerja pada makhluk hidup. Itulah sebabnya aku tidak bisa menggunakannya untuk melelehkan es yang ternyata adalah Ul sendiri”

Natsu:”serius deh, aku tidak mengerti. Kau akan membangkitkan monster itu sehingga Lyon bisa mengalahkannya? Lyon mungkin puas dengan itu, tapi apa yang kalian dapatkan dari ini?”

Zalty:”siapa yang tahu? aku bergabung dengan mereka baru-baru ini.”

Natsu:”lalu, bagaimana denganmu? Apa tujuanmu sesungguhnya?”

Zalty tertawa,”Reitei-sama...dari awal bocah itu tidak akan pernah bisa mengalahkan Deliora.”

Natsu:”bukankah itu gawat? Lalu kalau begitu kau akan mengalahkannya sendiri?”

Zalty:”tentu saja tidak...aku ingin membuatnya jadi milikku. Ada jurus yang bahkan bisa membuat kita mengendalikan monster yang abadi sekalipun. Bukankah luar biasa jika aku bisa mengendalikan kekuatan sebesar itu?”

Natsu tampak kecewa mendengar jawaban Zalty. “aku membuang-buang waktu bertanya padamu”

Zalty tertawa, dia lalu menggunakan sihirnya, membuat atap gua runtuh. Natsu melompat dan menghancurkan batu-batu yang berjatuhan, menyebabkan asap hitam yang tebal.

Natsu:”sebagai catatan, aku juga bisa mengendalikan waktu...”

Natsu melompat dari balik asap kearah Zalty.”Inilah masa depanmu! Satu detik dari sekarang, kau akan terlempar jauh!”

Dengan satu pukulan, Zalty pun terlempar jauh, persis seperti ‘ramalan’ Natsu, ehehehehe...

Disaat bersamaan, Erza pun sudah berhasil mengalahkan Toby dan menghentikan upacara Moon Drip.

Toby:”kalian sudah terlambat! Upacaranya sudah selesai!”

Cahaya hijau mencuat dari bawah lantai, membumbung tinggi sampai kelangit.

Deliora sudah bangkit sepenuhnya. Gray juga sudah turun ke lantai dasar. Dia mengambil air hasil lelehan es Ul dan memandanginya dengan sedih. Natsu menghampiri Gray,”ayo kita hancurkan makhluk itu!”.

Lyon merayap dengan susah payah, dia masih bersikeras untuk mengalahkan Deliora seorang diri. Lyon mengingat pertama kali dia mengenal Ul.

Lyon kecil bertanya pada beberapa orang lelaki, siapa penyihir terkuat disekitar sana.

“Penyihir yang paling kuat? Yah, kalau disekitar sini itu Ul. Beberapa tahun yang lalu, dia mengisolasi dirinya sendiri di gunung setelah kehilangan putrinya. Setelah itu, tidak ada lagi seorang penyihir pun yang mendengar kabar darinya”.

Lyon kecil protes pada Ul,”kau memungut bocah itu begitu saja dan menjadikannya muridmu? Apa tujuanmu sebenarnya?”.

Ul:”dia bilang dia ingin belajar sihir. Tidak usah meributkan hal ini”

Lyon:”apakah aku saja tidak cukup untuk menggantikan putrimu yang meninggal?”

Ul terkejut mendengar perkataan Lyon tadi, dan menampar pipinya.

Ul berlutut dan menaruh tangannya di pundak bocah itu.”Lyon. Aku tidak pernah sekalipun menganggapmu sebagai pengganti putriku. Kau adalah kau. Murid kesayanganku.”

Gray memukul Lyon hingga pingsan. “Sudah cukup, Lyon. Serahkan saja semuanya padaku sekarang”.

Gray melakukan ‘pose’ Iced Shell lagi, kali ini untuk menyegel kembali Deliora. Dan, sama seperti sebelumnya, lagi-lagi Natsu mencoba menghalanginya. Kali ini bukan dengan pukulan, Natsu hanya berdiri diam diantara Deliora dan Gray. Gray berteriak meminta Natsu untuk menyingkir.

Natsu:”waktu itu, aku menghentikanmu karena aku tidak ingin kau mati. Apakah kau tidak mengerti? Silahkan saja kalau kau ingin menggunakannya. Sihirmu itu.”

Gray:”Natsu...”

Deliora kembali menjerit, dan mengayunkan pukulannya kearah Natsu. Natsu sama sekali tidak berniat untuk melarikan diri atau menyingkir. Dia menerima pukulan Deliora dengan tinju apinya. Tinju mereka beradu. Dan...secara mengejutkan, tubuh Deliora mulai retak! Retakannya semakin lama semakin menyebar keseluruh tubuh.

Natsu:”apa?! Itu bukan karena aku...”

Rupanya, sejak dari awal Deliora memang sudah mati. Ul, yang berubah menjadi es yang menyelimuti tubuh Delioralah yang melakukannya. Perlahan-lahan, detik demi detik Ul menghisap kekuatan hidup Deliora...terus menerus,selama sepuluh tahun lamanya.

Deliora hancur berantakan menjadi berkeping-keping, larut kedalam air lelehan es Ul.

Lyon yang menyadari semua itu, hanya bisa menangis pilu. Menyadari bahwa dirinya selamanya bukanlah tandingan Ul.

Natsu tersenyum,”gurumu benar-benar luar biasa!”. Gray yang tampak sama terkejutnya dengan Lyon, juga mulai menangis.”Terima kasih banyak....guru...”

Air lelehan es Ul, mengalir sampai ke laut lepas. Sampai sekarang pun, Ul masih hidup. Begitulah menurut Gray. Ul sekarang adalah bagian dari lautan. Dia akan selalu mengawasi dan menjaga dua murid kesayangannya. “Jangan bertengkar lagi!”, mungkin itulah yang ingin dia sampaikan.

Natsu berkumpul kembali dengan Lucy dan Happy, dan dia terkejut setengah mati ketika melihat Erza, ahahaha...Sementara itu, Gray membantu Lyon untuk berdiri, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain.



Mereka sekarang ada di tepi pantai berbatu. Natsu, Happy dan Lucy bersorak merayakan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan misi level S. Tetapi ketika Erza memandangi mereka dengan tajam, wajah mereka langsung pucat seketika. Lucy berteriak histeris,”oh, gawat...hukumannya masih menunggu!”

Erza:”sebelum itu, bukankah ada sesuatu yang harus kalian lakukan? Bukankah tujuan utama dari tugas ini, untuk menyelamatkan penduduk yang berubah menjadi iblis? Misi kelas S belum selesai”

Lucy:”t-tapi, Deliora sudah dikalahkan...dengan begitu, kutukan yang menimpa penduduk juga seharusnya sudah hilang – “

Erza:”tidak. Fenomena yang kau sebut kutukan, bukanlah karena pengaruh Deliora. Pengaruh besar kekuatan Moon Drip lah yang menyebabkan bencana yang menimpa para penduduk desa. Meskipun Deliora sudah hancur, situasinya tidak berubah, iya kan?”

Natsu dengan riang berkata untuk membereskan masalah itu. Gray mengangkat alisnya, bagaimana caranya? Gray lalu bertanya pada Lyon yang ternyata juga ada disana.

Lyon:”biar kukatakan ini, aku sama sekali tidak tahu”

Natsu:”apa katamu?!”

Lucy:”jika kalian saja tidak tahu, lalu bagaimana kami bisa menghapus kutukan– “

Lyon:”tiga tahun lalu, ketika kami datang ke pulau ini, kami tahu ada desa disini. Tapi, kami tidak pernah mengganggu mereka. Dan mereka juga tidak pernah sekalipun mendatangi kami.”

Erza:”tidak pernah sekalipun? Dalam tiga tahun?”

Lucy juga menganggap itu hal yang aneh. Cahaya Moondrip menyinari reruntuhan tiap malam, tetapi tidak ada satu penduduk desapun yang mendatangi reruntuhan??.

Lyon:”Meskipun pengaruh Moon Drip pada tubuh manusia masih dipertanyakan”

Natsu:”apa? Apa kau mencoba untuk mengatakan kalau itu bukan kesalahanmu?”

Lyon:”coba pikir. Selama tiga tahun belakangan, kami juga terkena cahaya yang sama.”

Lucy:”oh, benar juga!”

Lyon:”berhati-hatilah...mereka pasti menyembunyikan sesuatu. Yah, mulai sekarang ini adalah urusan guild, iya kan?”

Natsu mencoba untuk protes, tetapi Erza menghentikannya. Rupanya tadi Toby menceritakan alasan mereka membantu Lyon padanya. Mereka bertiga (Toby, Yuka dan Sherry), dulu adalah penduduk Bargo. Mereka kehilangan rumah dan keluarga karena Deliora. Itulah mengapa, mereka bertiga memutuskan untuk membantu Lyon.

Erza:”Mereka juga mempunyai alasan masing-masing. Tidak perlu menyalahkan siapapun. Ayo kita pergi”

Natsu:”pergi? Lalu bagaimana cara kita menghilangkan kutukannya?”

Gray menoleh kearah Lyon.

Lyon:”apa yang kau lihat?”

Gray:”kau harus bergabung ke dalam sebuah guild juga. Kau akan punya kawan dan saingan, dan kau juga pasti akan menemukan tujuan baru.”

Lyon:”dasar bodoh. Sudah cepat pergi sana”

Mereka pergi ketempat pengungsian para penduduk desa, tetapi tidak ada seorang pun disana. Salah seorang penduduk berlari menghampiri mereka dan meminta mereka untuk secepatnya kembali ke desa.


Entah bagaimana caranya, desa yang tadi hancur tidak bersisa, kembali ke kondisi sebelum dihancurkan. Semua bangunan kembali berdiri kokoh, bahkan pagar yang mengelilingi desapun kembali seperti semula! Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa disana. Natsu heran, dia memukul-mukul dinding salah satu rumah.

Lucy tampak khawatir,”karena semuanya sudah kembali seperti semula, kurasa lebih baik kau tidak usah menyentuhnya”.

Natsu tersinggung,”apa? Apa maksudmu?!”

Natsu teringat tentang Zalty dan kekuatan sihir waktunya. “Laki-laki itu...tidak mungkin...Tidak. Mungkin dia sudah berubah”

Natsu berkata dengan riang. “yah, sudahlah.”

Happy:”aye, pak!”

Lucy:”eng, apa benar tidak apa-apa?”

Kepala desa sedang berjongkok didepan makam Bobo yang juga sudah kembali utuh seperti semula. Lucy berjalan perlahan mendekatinya. Moka menoleh dan bertanya apa mereka yang sudah memperbaiki desa?.

Lucy:”eh, sebenarnya bukan seperti itu...”

Moka:”mengenai itu, aku sangat berterima kasih. Tapi, kau adalah penyihir yang hebat! Jadi, kapan kau akan menghancurkan bulannya, hah?!”

Lucy ketakutan dan tidak bisa berkata apa-apa.

Erza:”menghancurkan bulan itu tugas yang mudah. Tapi, sebelum itu ada sesuatu yang ingin aku pastikan. Bisakah kau mengumpulkan semua penduduk desa?”


Tak lama kemudian, semua penduduk sudah berkumpul didekat gerbang masuk desa.

Erza:”kesimpulannya...kalian semua berubah wujud seperti ini jika bulan ungu muncul. Apa itu benar?”

Moka:”ya, lebih tepatnya, kami menyimpulkan wujud kami ini berasal dari pengaruh bulan ungu”

Erza:”jika dugaanku tepat, kejadian ini bermula sejak tiga tahun yang lalu, iya kan?”

Beberapa penduduk desa membenarkan.

Erza terus berbicara sambil berjalan,”tapi, Moon Drip sudah terjadi setiap malam selama tiga tahun belakangan. Kalian semua harusnya bisa melihat kilatan cahaya dari reruntuhan setiap malam”

Dan...karena terus berjalan tanpa melihat, akhirnya Erza malah terjatuh kedalam lubang perangkap Lucy.

Erza:”Kya~”

Happy:”oh, bahkan lubang jebakannya pun kembali seperti semula!”

Natsu:”a-apa tadi dia teriak ‘Kya~’ ?”

Gray:”m-manisnya...”

Sementara Lucy malah menjerit panik,”itu bukan salahku! itu bukan salahku!”

Dan secara ‘luar biasa’, Erza memanjat naik keatas tanpa ekpresi, dan melanjutkan perkataannya, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa, nyahahaha...

Erza:”aku tidak mengerti. Kenapa kalian tidak pernah memeriksanya?”

Para penduduk tampak resah. Moka berkata karena itu memang tradisi disini untuk tidak mendekati reruntuhan itu. Lucy berkata tidak seharusnya mereka mementingkan tradisi, bukankah sudah ada korban? Apalagi jika melihat jumlah hadiah yang mereka tawarkan...

Erza:”maukah kau memberitahu kami yang sebenarnya?”

Moka:”sebenarnya kami sendiri juga tidak mengerti. Sejujurnya, kami sudah pernah beberapa kali mencoba memeriksa reruntuhan itu Semuanya sudah membawa senjata, meskipun kami tidak terbiasa dengan itu. Dan bahkan aku mencukur rapi jambangku (cukur jambang? apa hubungannyaaaa?!). Kami mencoba berkali-kali masuk kedalam reruntuhan. tapi, kami bahkan tidak bisa mendekatinya. Meskipun kami berjalan menuju kearah reruntuhan, kami selalu saja kembali ke gerbang masuk desa tanpa kami sadari. Kami sama sekali tidak bisa mendekati reruntuhannya.”

Lucy:”a-apa maksudmu? Kau tidak bisa mendekatinya?”

Natsu:’kami saja bisa masuk kedalam...dengan mudah”

“kami tidak menceritakannya karena kami pikir kalian tidak akan mempercayainya.”

“itu benar. Kami sudah berkali-kali mencoba mendekati reruntuhan sebelumnya”

“tetapi tidak ada seorang pendudukpun yang berhasil melakukannya”

Erza:”seperti yang sudah kuduga”

Lucy dan Natsu tampaknya masih tidak bisa mengerti.

Sementara itu, Zalty ternyata ada di dalam desa, ia mengamati semuanya dari atas pohon (eh, berarti beneran dia dong yang ‘memperbaiki’ desa?)

Zalty:”Titania memang hebat...dia sudah bisa melihat semuanya (ups, pipinya kok benjol gitu? Cinderamata dari natsu yah? hehehe)

Erza mengganti armornya dan memanggil Natsu. “Sekarang kita akan menghancurkan bulannya!”.

Natsu tampak sangat senang, sementara Gray, Lucy dan Happy berteriak kaget.

BERSAMBUNG... ... ...

1 komentar:

  1. Episode penuh Lyon-sama adalah yang terbaik <33333 #ditebas

    BalasHapus