Pages

Rabu, 09 Maret 2011

fate / stay night - episode 1 -

Kota fuyuki, tengah malam...

Adegan dibuka dengan pertarungan dua orang ditengah-tengah kota yang terbakar pada malam hari (karena gelap, wajah mereka berdua jadi gak keliatan). Ketika pedang mereka beradu satu sama lain, terbentuk sebuah energi dahsyat yang menyebabkan sebuah ledakan besar, membuat api yang melalap kota kecil itu semakin bertambah besar.

10 tahun kemudian...

Sesosok laki-laki misterius berpakaian seperti pendeta berbicara sendirian,”waktunya sudah tiba. Tujuh penyihir ikut berpartisipasi. Mereka adalah master yang bisa menggunakan salah satu servant yang berasal dari tujuh kelas yang berbeda...dan membunuh satu sama lain selama perebutan holy grail berlangsung. Itulah...perang holy grail...”

Seorang gadis berbaju merah dan berambut hitam panjang sedang membaca sebuah mantra ,”aku menyatakan: tubuhmu adalah milikku; takdirku ada di pedangmu. Jika pertemuan ini untuk menyelesaikan tujuan dari holy grail, maka berikanlah aku jawabannya. Dengan ini aku bersumpah, akan menjadi kebajikan (?? Udah ah capek, mantranya kepanjangan, susah ngartiinnya, dilewat aja ya).

Ketika selesai membaca mantra, keluar sebuah cahaya merah yang sangat menyilaukan, dan...BOOM...terdengar suara ledakan yang cukup keras. Gadis itu tampak bingung dan terkejut, lalu dia segera berlari ke ruangan dimana suara ledakan itu terdengar. Ketika dia membuka pintu ruangan itu, atap ruangan sudah jebol, dan tepat dibawahnya, ada seorang pemuda tinggi berambut putih dan berbaju merah, tampaknya dia terjatuh dari atas, tapi masih berusaha untuk tetap tampil keren,”aduh, aduh...sepertinya...lagi-lagi aku dipanggil oleh seorang master yang mengerikan”.

Gadis itu tampak kesal, dia menatap pria itu dengan tatapan tajam.

Setelah kebakaran besar yang terjadi di kota kecil itu semalaman, hujan mulai turun dan membuat api perlahan-lahan padam. Seorang anak laki-laki kecil merangkak keluar dari reruntuhan, seluruh tubuhnya penuh luka, tetapi dia masih hidup. Dia mencoba berdiri dan jalan, tetapi terjatuh lagi. Seorang laki-laki kurus dengan tatapan mata kosong mendekati bocah itu.

Kemudian...bocah laki-laki itu sadar dari pingsannya, dan dia sudah ada di rumah sakit, dia menggumam dalam hati, ”semuanya...sudah mati.... hanya ada satu yang bertahan hidup...”. bocah itu kembali memejamkan matanya, dia melihat sebuah pedang berwarna biru-kuning yang terlihat samar dan tidak jelas. Lalu terdengar suara seorang gadis memanggil-manggil, ”senpai (sebutan untuk senior), emiya-senpai...” .

Bocah kecil itu kini sudah remaja, dia terbangun mendengar suara seorang gadis yang memanggil-mangil namanya, ”ah, sakura. Pagi...”

Sakura:”selamat pagi, senpai. Masih ada cukup waktu yang tersisa, tapi...tidak biasanya kau bangun terlambat, senpai”

Shirou:”ya...sepertinya aku tertidur ketika sedang memperbaiki ini. Maaf”

Sakura:”tidak apa, tidak masalah kalau sesekali kau bangun terlambat”

Shirou tersenyum, lalu bangkit berdiri sambil membersihkan kotoran dari bajunya,” baiklah, ayo kita membuat sarapan”

Sakura:”biar aku saja yang membuat sarapannya, jadi kau bisa santai sejenak. Lagipula, fujimura-sensei (sebutan untuk guru dalam bahasa jepang) sebentar lagi pasti sampai. Aku pikir akan lebih baik kalau kau ganti baju dulu”

Shirou:”kau benar. Aku pasti akan dihajar kak fuji kalau dia melihatku seperti ini”

Shirou memang sering tidur di gudang untuk sekedar bersantai atau memperbaiki sesuatu. Ayahnya, emiya kiritsugu, suah meninggal lima tahun yang lalu. Meskipun tinggal di rumah yang terbilang cukup luas, tetapi ayahnya tidak memiliki saudara atau kerabat. Jadi sebagai anak satu-satunya (walaupun anak adopsi), shirou-lah yang berhak memiliki semua yang ditinggalkan oleh ayahnya. Jika ada masalah yang tidak mampu dia tangani sendiri, maka dia akan minta bantuan pada kakek fujimura, sahabat dekat ayahnya. Kakek fujimura adalah pemilik tanah yang kaya raya yang tinggal tidak jauh dari rumah shirou.

Shirou sudah ganti baju dan memasukkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci, lalu terdengar suara wanita,”shiroooouuuu....! masih belum selesai juga?”

Suara wanita itu adalah fujimura-sensei, guru yang mengajar di tempat shirou dan sakura bersekolah, dan juga cucu dari kakek fujimura. Shirou sudah menganggap wanita itu sudah seperti kakaknya sendiri.

Kak fuji:”lama sekali! Kakak sudah capek menunggumu!”

Shirou hanya bisa tersenyum menanggapi wanita yang kelakuannya tidak sesuai umurnya itu (kekanak-kanakan banget).

Kak fuji:”sakura-chan, jika kau terlalu memanjakan shirou, dia akan selalu bergantung pada dirimu”

Sakura mengambilkan semangkuk nasi untuk shirou, ”jangan bilang begitu. Hari ini senpai kelihatan sedikit lelah”

Shirou:”lagipula kak fuji...”

Kak fuji:”hmm?”

Shirou:”kau yang selalu datang kesini untuk sarapan dan makan malam setiap harinya. Bukankah kau ’orang-yang-selalu-bergantung-pada-orang-lain’?”

Kak fuji:”aku sudah berjanji pada kiritsugu-san untuk mengawasimu sampai kau dewasa dan menjadi orang yang hebat, kau tahu? Karena itulah memang sudah kewajibanku untuk datang ke sini setiap hari—”

Shirou menyeruput supnya,” sakura! Sepertinya kau semakin jago dalam membuat sup miso! (hehe...kakaknya dicuekin)

Sakura:”itu karena kau yang mengajariku cara membuatnya”

Kak fuji:”DENGARKAN AKUUUU!!!!”

Kemudian...

Fujimura-sensei berlari keluar dari rumah shirou dengan kecepatan penuh, sepertinya dia sudah terlambat masuk kerja. Shirou dan sakura belum berangkat, shirou membantu sakura untuk mencuci piring. Terdengar suara siaran berita dari tv yang menyala di belakang mereka, mengenai kecelakaan kebocoran gas yang akhir-akhir ini sering terjadi di kota fuyuki.

Mereka berdua berangkat bersama-sama ke sekolah. Sakura mulai memasak untuk shirou ketika dia mengalami kecelakaan dan terluka setahun yang lalu, semenjak itu sakura terus membantu shirou dalam hal memasak dan membersihkan rumah. (enak ye? Berasa punya istri donk?) mrgreen

Disekolah, di ruangan dewan siswa (OSIS)...

Shirou sedang dimintai tolong oleh ketua dewan siswa untuk memperbaiki pemanas ruangan di ruangan itu (ya ampun, dia bawa-bawa kotak perkakas ke sekolah?!). sang ketua dewan, issei, bertanya apakah masih bisa diperbaiki?. Shirou menyanggupi, dan meminta issei untuk meninggalkannya sendirian agar dia bisa berkonsentrasi. Issei setuju dan pergi keluar. Ketika sudah tidak ada siapapun, shirou menyentuh pemanas ruangan itu, berkonsentrasi dan mencari letak kerusakannya dengan kekuatan sihirnya (halah, pantesan pengen ditinggal sendirian, hehehe). Setelah ketemu, diapun langsung memperbaiki bagian itu.

Setelah selesai, shirou mencari issei untuk memberitahukan padanya pemanas ruangannya sudah selesai diperbaiki.

Issei:”oh, syukurlah”

Shirou:”ini sudah waktunya untuk masuk ke kelas”

Issei:”o-oh benarkah? Maafkan aku. Kalau kau sampai terlambat masuk kelas gara-gara aku, maka aku tidak pantas menjadi temanmu”

Shirou tertawa mendengarnya.

Mereka berdua berpapasan dengan gadis berambut panjang dan memakai mantel merah (gadis yang sama yang tadi mengucapkan mantra diawal pembukaan).

Shirou memandangi gadis itu tanpa berkedip, bahkan setelah gadis itu berlalu masuk ke kelasnya.

Issei:”emiya...”

Shirou:”hah?”

Issei:”memangnya kau mengincar tohsaka juga?”

Shirou: (gugup)”a-apa maksudmu ’aku mengincar tohsaka juga’?! Aku tidak…”

Issei:”tohsaka rin dari kelas 2-A, dia memiliki wajah dan penampilan yang sangat cantik. Tidak ada gosip buruk tentang dia. Hampir semua siswa laki-laki di sekolah ini mengagumi dirinya. Tapi emiya...sesungguhnya, aku tidak bisa menyukainya meskipun aku mendengar semua hal itu”

Shirou:”kau tidak menyukainya? Hal apa yang tidak kau sukai dari dirinya?”

Issei:”tidak ada hal khusus, tetapi...apa ya? Aku hanya tidak suka, itu saja. Sudahlah lupakan saja”

Fujimura sensei berlari dengan kecepatan penuh di koridor sekolah, masuk ke salah satu kelas, mengucapkan selamat pagi dan terjatuh ke bawah dengan sukses...di depan semua murid-muridnya.

”apa kau tidak apa-apa, sensei?”

”bukannya dia setiap hari selalu seperti ini?”

”oi, apa kau sudah mati?” (wkwkwk)
bagaimana kalau kita coba colek saja?” (sambel kale, dicolek-colek)

”tidak, kita lakukan ’itu’ saja bersama-sama, bagaimana?”

”oh, ’itu’”

Salah seorang murid memberikan aba-aba, lalu bersama-sama berteriak, ”bangunlah, TAIGA!!! (taiga dalam bahas jepang berarti pengucapan kata tiger (harimau) dalam bahasa inggris. Taiga disini adalah nama depan fujimura-sensei)

Fujimura-sensei:”JANGAN SEBUT AKU HARIMAU!!!”

Shirou tampak stress dengan kelakuan kakak angkatnya, wkwkwk.

Fujimura-sensei memberitahukan sebuah pengumuman, karena semakin bertambahnya kejadian-kejadian aneh akhir-akhir ini, maka akan ada semacam ’jam malam’ yang berlaku di sekolah ini, murid-murid diharuskan sudah meninggalkan sekolah pada pukul enam sore (kegiatan ekskul juga harus sudah selesai sebelum jam enam). Salah seorang murid protes, bukankah jam enam sore itu terlalu cepat, taiga sensei?

Fujimura-sensei: (dengan suara dalam dan berat) gotou-kun...JIKA KAU TIDAK MEMANGGILKU FUJIMURA-SENSEI, AKU AKAN BENAR-BENAR MARAH!!”

Jam pelajaran sudah habis, waktunya berganti kelas.

Fujimura-sensei:”yak, sampai disini saja pelajaran kita. Kita akan bertemu lagi pada jam ketiga pelajaran bahasa inggris nanti”

Fujimura-sensei keluar ruangan sambil melompat-lompat kecil, lalu menyerahkan buku absent pada seorang guru laki-laki yang sedari tadi sudah menunggu di depan kelas, ”hallo, kuzuki-sensei”

Guru laki-laki yang berwajah sangat serius itu masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran.

Tohsaka rin ada diatas atap sekolah (ngapain dia? Bukannya masuk kelas).

Rin:”archer, apa kau merasakan pergerakan dari servant lain?”

Pria berambut putih yang kemarin muncul dirumahnya menjawab,” apa kau lupa kelasku apa? Sayangnya, aku tidak punya kekuatan untuk mendeteksi keberadaan lawan dalam jarak jauh”

Rin:”begitu. Yang punya kemampuan untuk mendeteksi keberadaan musuh dalam jarak jauh adalah...caster, iya kan?”

Rin beranjak pergi, ”ikuti aku. Ayo kita pergi untuk mencari petunjuk”. Archer beranjak mengikuti master-nya.

Shirou dan issei makan siang bersama. Issei mengambil satu buah bola daging dari bekal shirou, ”hmm, aku ambil satu ya”

Shirou:”ya, tapi kenapa bekalmu tampak polos sekali? Meskipun kau adalah pewaris kuil, kau tidak dilarang untuk makan daging kan?”

Issei:”ini gak ada hubungannya dengan hal kuno macam itu. Ini mengenai hobi ayahku”

Issei menuang teh ke gelas dan meminumnya, ”oh iya, apa kau tahu mengenai kecelakaan yang terjadi tadi pagi di persimpangan dekat sini?”

Shirou ingat ketika tadi pagi dia berangkat bersama sakura, memang ada beberapa mobil polisi yang lewat.

Shirou:”memangnya apa yang terjadi?”

Issei:”pembunuhan. Aku tidak tahu detailnya, tetapi...aku dengar semacam peristiwa perampokan. Korbannya adalah satu keluarga yang terdiri dari empat orang. Senjata pembunuhnya...memang aneh, tapi katanya sebuah benda yang panjang. Dengan kata lain, seperti katana(pedang) atau tombak. Akhir-akhir ini juga banyak peristiwa gas bocor. Seolah-olah pembunuh itu sedang mencoba kemampuan pedang miliknya. Dalam situasi seperti ini, bahkan sekolah pun mengadakan jam malam—”

Shirou menggebrak meja (aduh, sayang bekalnya tumpah tuh..) rolleyes

Issei:”........... ada apa?”

Shirou:”jadi apakah pembunuhnya sudah tertangkap?”

Issei:”tidak, mereka sudah mencoba untuk menangkapnya, tapi...sepertinya mereka tidak punya petunjuk siapa pelakunya”

Shirou mengerutkan keningnya.

Issei:”emiya? Sepertinya kau kelihatan kurang sehat”

Shirou:”eh...b-benarkah? Aku hanya sedikit terkejut mendengar berita seperti ini”

Issei:”maafkan aku. Tidak seharusnya aku membicarakan hal seperti ini saat sedang makan siang”

Shirou berjalan pelan menuju gerbang sekolah. Seorang gadis yang mengenakan seragam klub memanah dan membawa busur memanggilnya, ”hei, emiya! Apa kau mau tidak mau melihat kegiatan klub sebentar?”

Tetapi shirou terus saja berjalan tanpa menoleh sama sekali, tampaknya dia tidak mendengar atau sedang sibuk memikirkan sesuatu?

Shirou turun dari bus, dia melihat kearah jam, jam 16.45, ”aku rasa aku datang terlalu awal untuk kerja paruh waktuku”

Dia lalu berjalan-jalan sebentar disekitar sana, melewati sebuah tanah kosong tandus yang sangat luas. (sepertinya itu adalah tempat peristiwa kebakaran besar yang terjadi 10 tahun yang lalu). Shirou lalu duduk di sebuah bangku taman, dia teringat percakapan dirinya dan ayahnya beberapa tahun silam.

Shirou kecil bertanya kenapa ayahnya bilang hal ini sia-sia? Ayahnya menjawab ini adalah hal yang sulit, kau bilang bahwa kau ingin menyelamatkan semua orang, shirou.

Shirou:”kenapa itu sulit? Bukankah waktu itu kau juga menyelamatkanku? Bukankah itu berarti kau juga bisa menyelamatkan orang lain seperti yang kau lakukan padaku?”

Ayah shirou:”menyelamatkan satu orang...itu berarti akan ada orang lain yang tidak bisa kita selamatkan (karena kita harus memilih mana yang akan kita selamatkan)”

Shirou menggumam sambil bekerja, ”sekarang, aku bisa mengerti apa maksudmu waktu itu. Bagaimanapun, aku masih tidak bisa menerimanya. Aku tidak bisa membiarkan ada orang tidak berdosa yang terluka. Tidak peduli seberapa keras seseorang berusaha, jumlah orang yang bisa diselamatkan tetaplah terbatas. Bukankah itu tidak adil? Bohong kan kalau kau bilang tidak semua orang bisa diselamatkan?karena itu...karena itu aku akan...”

Shirou sudah selesai kerja paruh waktu, ia pun pamit pulang pada atasannya. Diperjalanan, dia berpapasan dengan seorang gadis kecil yang manis, gadis itu tersenyum kearahnya, jalan melewatinya dan berbisik perlahan,”lebih baik cepat kau panggil ’dia’ atau kau akan mati, onii-chan (sebutan untuk laki-laki yang lebih tua, kakak)”.

Shirou terkejut dan berbalik, tetapi gadis kecil itu sudah menghilang entah kemana.

Dirumah shirou...

Shirou, kak fuji dan sakura makan malam bersama.

Kak fuji:”gezz, bukankah tidak baik untuk pelajar sepertimu pulang ke rumah selarut ini?”

Shirou:”apa boleh buat kan? Aku ada kerja sampingan”

Kak fuji:”kau pasti membantu pekerjaan karyawan lain lagi kan?”

Shirou:”bukankah bagus kalau aku menolong orang lain?”

Kak fuji:” sebenarnya kau ini orang yang kelewat baik atau terlalu aneh yah? Kau ini benar-benar mirip dengan kiritsugu-san”

Sakura:”anu...fujimura-sensei? Apa senpai memang sudah seperti ini sifatnya dari sejak kecil?”

Kak fuji:”ya, dia ini tipe orang yang tidak bisa mengabaikan orang yang butuh bantuan. Agak terlalu dewasa untuk umurnya, ya kan? Bahkan sewaktu tugas mengarang di SD dia menulis ’impianku adalah untuk menjadi pembela keadilan!’”

Sakura:”wah, hebat sekali!”

Kak fuji:”memang tidak apa kalau anak kecil menulis hal-hal seperti itu, tetapi shirou benar-benar seruis tentang itu. Karena itulah kakak benar-benar mengkhawatirkan dirinya—”

Shirou:”sekali lagi kau bicara ngawur seperti itu, aku akan benar-benar marah!! Eh....”

Shirou melihat ada beberapa gulungan kertas dibalik punggung kakaknya, apa itu?

Kakaknya terseyum, dia lalu menunjukkannya pada shirou, ternyata poster film bekas (dapet darimana tuh)

Kak fuji:”aku berpikir untuk memberikannya padamu, shirou”

Shirou merebutnya, menggulungnya lagi, dan bermaksud menggunakannya untuk memukul kakaknya, tetapi kakaknya bergerak lebih cepat, dia mengambil salah satu gulungan poster (yang tampak agak berbeda dari yang lain, kelihatan keras), dan dengan cepat memukul kepala shirou, hahaha.

Kak fuji:”hehehe...kau mencoba untuk menyerang juara kelima kendo seperti aku? Masih terlalu cepat 10 tahun!”

Shirou:”bukan itu masalahnya, iya kan? Benda apa yang kau masukkan kedalam gulungan poster ini?”

Kak fuji:”ah, maaf! Ini versi metal posternya yang kudapat dari hadiah pembukaan”

Shirou:”jadi ini terbuat dari metal????!!!” (pasti sakit, hahaha)

Sakura:”s-senpai...a-apa kau tidak apa-apa?”

Kemudian...

Sakura dan kak fuji pamit pulang. Shirou pergi ke tempat favoritnya, gudang di samping rumah. Dia melatih kekuatan sihirnya disana. Shirou belajar sihir dari ayah angkatnya yang juga seorang penyihir. Karena itulah shirou sangat mengagumi ayahnya, dia menganggap ayahnya adalah seorang pahlawan sejati. Tetapi bakat shirou dalam ilmu sihir sangat rendah, saat ini pun dia hanya bisa menguasai satu jenis sihir saja, meskipun begitu dia tidak mau menyerah dan terus-menerus berlatih setiap hari.

Sementara itu, rin dan servant-nya, archer, sedang memantau keadaan kota dari atap sebuah gedung. Mereka sudah seharian mencari tempat yang pas agar archer bisa melihat seluruh keadaan kota dari satu titik, dan akhirnya mereka menemukannya. (archer adalah kelas memanah, dia memiliki mata yang sangat jeli, mampu melihat musuh dari jarak yang sangat jauh sekalipun, dan menembaknya dengan tepat).

Archer:”aku tahu kau adalah master yang luar biasa. Karena itu, aku hanya bisa beranggapan bahwa kata-kata yang kau katakan padaku adalah sebuah ujian untukku”

Rin:”maaf jika aku sudah membuatmu gelisah”

Archer:”tidak kok. Namun, aku berharap kau tidak akan terkejut dengan semua hal yang akan terjadi di kota ini sebentar lagi”

Rin:”aku sudah siap dengan hal itu sejak 10 tahun yang lalu”

Archer:”kalau begitu aku lega mendengarnya... rin...”


Bersambung... ... ...

0 komentar:

:f :D :x B-) b-( :@ x( :? ;;) :-B :| :)) :(( =(( :s :-j :-p

Posting Komentar