Saber bertanya pada Shirou kenapa ia melanggar janjinya? Dan ternyata master dari rider adalah Matou Shinji, sahabat Shirou dan kakak dari Sakura.
Shinji berkata kalau ia juga dipaksa jadi master, sama seperti Shirou. Shirou bertanya lalu apa maksudnya dengan mantra lapangan itu? Shinji berdalih dia melakukannya untuk persiapan guna melawan Tohsaka Rin.
Shirou:”tapi mantra ini sudah berlebihan”
Shinji:”seperti yang kau tahu, aku membenci pertarungan. Bukankah kita ini teman sejak kecil?”
Shirou pergi kerumah Shinji. Shinji berkata ini sudah dua tahun sejak terakhir Shirou berkunjung kesini. Shirou melirik kearah Rider yang berdiri dibelakang Shinji. Shinji berkata ini hanya untuk berjaga-jaga, sebab dia juga takut pada servant-nya Shirou.
Shirou:”kau bilang padaku untuk mempercayaimu, tapi seperti inilah kelakuanmu?”
Shinji mengusulkan kenapa Shirou juga tidak memanggil servant-nya saja? Shirou menolak.
Shinji:”kau benar-benar keras kepala. Tidak pernah berubah. Sudahlah...kita langsung ke intinya saja. Kenapa kau tidak bekerja sama denganku, Emiya? Sejujurnya, aku juga masih belum terbiasa menjadi master. Aku ingin bekerja sama dengan seseorang yang bisa kupercaya.”
Shirou:”sebelum itu, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Pertama-tama, tentang Mitsuzuri...yang menyerang dia adalah...”
Shinji:”ah, hal itu juga membuat hatiku sakit. Besar kemungkinan dia diserang oleh servant. Tentu saja, aku bersumpah itu bukan aku”
Shirou:”begitu. Satu pertanyaan lagi. Bagaimana kau bisa menjadi seorang master?”
Shinji:”keluarga Matou adalah keturunan penyihir.”
Shirou:”apa?!”
Shinji:”tapi keluargaku sudah kehilangan kemampuan sihirnya. Sekarang ini, aku bukanlah seorang penyihir. Aku hanya mewarisi pengetahuannya.”
Shirou:”jangan katakan kalau Sakura juga belajar ilmu sihir?!”
Shinji:”kau tidak tahu apa-apa, ya kan? Ketika kami berdua masih kecil, hanya anak tertualah yang akan mewarisi pengetahuannya. Secara teori, anak yang tidak terpilih sebagai penerus...tidak akan diperdulikan atau akan dikirim keluar sebagai anak asuh (maksudnya diberikan ke keluarga lain)”
Shirou tampak lega, karena itu berarti Sakura tidak ada hubungannya dengan perang Holy Grail.
Shinji:”aku tidak bisa menggunakan sihir, dan kau tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Tidakkah kau pikir kita ini cocok? Ayo kita bekerjasama dan menyerang musuh kita : Tohsaka Rin”
Shirou:”Tohsaka?”
Shinji:”dia sepertinya mempercayaimu, dan aku tidak bisa dideteksi oleh penyihir lain, karena aku tidak punya magic circuit. Jika kita membentuk tim, kita pasti bisa mengalahkan Tohsaka...”
Shirou:”tunggu sebentar! Tohsaka bilang ada seorang penyihir lagi disekolah kita. Jika dia tidak bisa mendeteksimu...”
Shinji:”itu berarti ada master keempat disekolah, ya kan?”
Shinji berkata mungkin saja yang menyerang Mitsuzuri adalah Tohsaka. Shirou langsung beranjak dari tempat duduknya, dia berkata memang dia terkadang berkelahi dengan Tohsaka, tapi dia ingin mempercayai gadis itu. Shirou pamit pulang.
Shinji:”oh, ada satu lagi. sebagai bentuk dari niat baikku, aku akan memberitahumu sesuatu. Ada seorang master yang bersembunyi di kuil Ryuudou, meskipun aku tidak tahu siapa dia”
Shirou:”kuil Ryuudou? Rumah Issei?!”
Shinji berkata servantnya memberitahunya ada seorang penyihir disana yang mengumpulkan jiwa manusia dalam jumlah besar.
Rider mengantarkan Shirou sampai ke pintu gerbang. Shirou bertanya apa soal penyihir di kuil itu benar? Tapi Rider diam saja. Shirou meminta maaf, mereka kan musuh tapi dia malah bertanya seperti itu.
Rider:”memang benar ada penyihir yang tinggal di gunung. Jika kau ingin menantangnya, berhati-hatilah”
Shirou berterima kasih atas saran Rider, lalu dia meminta Rider untuk menjaga Shinji baik-baik.
Rider:”kau orang yang baik”
Shirou memandangi kuil Ryuudou yang berada diatas gunung. Tiba-tiba Issei sudah ada disampingnya. Issei bertanya ada apa? Sepertinya kau terus-menerus melihat kearah gunung...
Shirou bertanya apa ada sesuatu yang aneh terjadi di kuil? Issei berkata tidak ada, kecuali tentang wanita cantik kenalan ayahnya yang diundang kesana sebagai tamu.
Shirou:”seorang wanita...pendeta?”
Issei:”bukan, dia punya alasan khusus, jadi kami mengijinkannya tinggal sampai hari pernikahannya. Dia benar-benar cantik sampai aku pun terpikat”
Shirou:”eehh...?”
Issei kaget sendiri dengan perkataannya, lalu dia membaca doa untuk mengilangkan pikiran ‘tidak-tidaknya’.
Shirou sampai dirumah, dia terkejut karena Saber sudah menunggu didepan pintu dengan wajah marah.
Saber:”kau pulang terlambat, Shirou”
Dan ternyata, Rin sudah ada didalam rumahnya.
Shirou:”oh, kau datang berkunjung, Tohsaka? Tepat sekali, ada sesuatu yang ingin kubicarakan”
Shirou menceritakan semuanya pada Saber dan Rin. Saber bertanya apa bisa mereka mempercayai kata-kata Shinji? Shirou juga tidak tahu, tapi tamu wanita yang tinggal di tempat Issei patut dicurigai. Rin berkata dia pikir keluarga Matou sudah kehilangan kemampuan sihirnya. Mungkin dia bisa menjadi master karena buku sihir yang dia miliki.
Rin:”jadi, bagaimana kau menanggapinya, Shirou? Dia memintamu untuk bekerja sama dengannya, ya kan?”
Shirou:”ya, aku menolak. Meskipun aku menerimanya, aku harus meminta pendapatmu terlebih dahulu”
Rin tampak terkejut, “ya...itu benar, kurasa”
Shirou berkata jika Shinji berkata jujur, berarti dia tidak perlu dicemaskan untuk sementara waktu. Dan lagi, ternyata rider jauh lebih baik daripada yang dia duga.
Shirou:”tapi...Lancer dan Berseker...benar-benar terlihat seperti pahlawan, iya kan? Tetapi, aku tidak merasakan hal yang sama pada Rider. Dia kelihatan agak berbeda dari servant normal”
Rin menjelaskan, “master dan Servant memiliki kemiripan satu sama lain. Dengan kata lain master yang bersikap seperti bangsawan akan memanggil servant dengan sifat yang sama. Master yang memiliki trauma akan memanggil servant yang memiliki trauma yang sama. Master yang memiliki hati jahat...akan memanggil seorang pembunuh yang haus darah”
Rin berkata sepertinya informasi itu tidak bisa dipercaya, master macam apa yang membuat tempat persembunyian di dalam kuil? Saber tidak setuju dengan Rin, kuil itu adalah tempat yang sangat spiritual, itu adalah tempat terbaik untuk mengumpulkan jiwa. Rin berkata jika kuil Ryuudou sepenting itu, kenapa selama ini orang-orang mengabaikannya?
Saber:”ada mantra yang dipasang mengelilingi kuil itu. Meskipun tidak mempengaruhi manusia, jika servant mengambil resiko masuk kesana, energi mereka akan berkurang”
Rin berkata ini akan sulit, jika hanya Shirou dan dirinya, akan sulit untuk menang. Shirou berkata tiba-tiba dia merasakan perasaan tidak enak, tapi dia gak tahu kenapa.
Saber mengusulkan untuk menyerang master di kuil itu. Tapi, seperti biasa, Shirou melarangnya. Saber protes. Rin berkata dia setuju dengan Shirou, mereka harus menyelidikinya lebih dulu. Saber tampak kesal dan tidak berkata apa-apa.
Rin bangkit dan mengangkat tas besarnya.
Shirou:”tas apa itu?”
Rin:”apa aku boleh memilih kamarku sendiri?”
Shirou menatap Rin dengan bingung,”hah?”
Rin:”aku akan tinggal disini mulai hari ini. Harusnya kau sudah menduganya karena kita ini satu tim, iya kan?”
Rin berjalan mencari ruangan yang pas untuknya. Shirou mengejarnya sambil protes.
Sementara itu, seorang wanita sedang berbicara dengan seorang lelaki yang berpakaian seperti samurai. Wanita itu berkata menyegel kuil seluruhnya berarti menghentikan aliran spiritualnya. Itu berarti dia tidak bisa memasang mantra di seluruh area kuil. Dia meminta pria samurai itu untuk menjaga pintu gerbang.
Rin memilih tinggal di bangunan kecil yang terpisah dengan rumah utama. Dia sudah selesai berkemas dan mengatur botol-botol kecil berisi ramuan dengan rapi.
Shirou:”hei, bukankah sudah kubilang kau tidak boleh tinggal disini?”
Rin mengacuhkannya, dia malah bertanya apakah AC-nya bekerja atau tidak?”
Shirou:”dengarkan apa yang kukatakan!”
Saber:”mengenai ruangan, aku punya sesuatu yang ingin kuajukan. Kupikir aku harus satu kamar dengan Shirou”
Shirou:”apa katamu? B-bagaimana aku bisa tidur bersama-sama dengan seorang gadis?!”
Saber:”ini adalah tanggung jawab servant untuk menjaga masternya sewaktu tidur”
Shirou dan Saber berdebat, sementara Rin bergumam sendiri. “servant tetaplah seorang servant. Tidak ada gunanya memperlakukan mereka seperti manusia. Yah, kurasa memang percuma memberitahu Shirou tentang itu”
Shirou menoleh kearah Rin. “Hei, kau...sejak kapan kau memanggilku dengan nama pertamaku? (biasanya Rin memanggil Shirou dengan sebutan Emiya)”
Rin:”benarkah kulakukan itu?”
Shirou:”perasaan tidak enak yang sejak tadi kurasakan itu karena kau memanggilku dengan nama pertamaku, iya kan?”
Saber cemberut, “jangan mengubah topik pembicaraan! Masalah ruanganku masih belum selesai”
Shirou:”aku tidak akan mengizinkannya!”
Shirou mengancam, jika Saber terus protes, ia akan memaksa Saber patuh meskipun ia harus menggunakan Reijuu-nya.
Saber memicingkan matanya, dia berkata tanda itu hanya ada tiga, kalau Shirou tidak menggunakannya untuk melindungi dirinya, bagaimana nantinya? Rin berkata tidak perlu khawatir, dia sudah memasang mantra pelindung di sekeliling rumah, dia bisa langsung merasakan jika ada yang datang menyerang.
Shirou:”tepat sekali. Mengerti, Saber?”
Saber tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Rin dengan riang mengecek isi lemari es. Dia berkata mulai sekarang mereka akan bergantian menyiapkan makanan. Dia akan melakukannya hari ini sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Shirou:”kau serius mau tinggal disini?”
Rin mengacuhkan Shirou. Dia berkata untuk sekarang ini mereka hanya akan mengawasi Rider dan penyihir di kuil. Fokus utama mereka sekarang adalah Ilyasviel von Einzbern dan Berseker. Saber mengusulkan agar Rin meminta Archer untuk mengawasi di sekitar rumah, karena penglihatan Archer sangat tajam. Shirou entah kenapa diam saja, dia bergantian memandangi Saber dan Rin.
Rin:”ada apa, Shirou? Apa kau lapar?”
Shirou:”tidak! Bukankah kau pernah bilang kau tidak mau bekerjasama denganku?”
Rin tersenyum, “he he, jadi begitu”
Shirou:”apa maksudmu?”
Rin mendekati Shirou dan berbisik, tenang saja, aku tidak akan merebut Saber darimu.
Shirou:’K-kau!”
Bel di pintu depan berbunyi.
Ternyata Sakura yang datang. Dia sangat terkejut melihat Rin sampai menjatuhkan kantung belanjaannya. Rin menyambutnya dengan senyuman manis, sementara Shirou yang berdiri disampingnya tampak pucat.
Sakura:”Tohsaka-senpai, celemek itu...”
Shirou menjawab dengan terbata-bata,”y-ya, ini....menjelaskannya akan sulit”
Entah mengapa, wajah Shirou jadi semakin pucat dan dia tampak gemetaran.
Rin:”aku akan tinggal disini”
Shirou:”ada alasan yang baik untuk ini....jadi Tohsaka juga akan menginap disini selama beberapa hari. Tapi hanya sebentar saja kok...”
Rupanya penyebab wajah pucat Shirou adalah karena Rin mencubit punggungnya dengan kencang (kayaknya sakit banget). Rin berkata ini keputusan yang dia buat dengan Shirou. Kau pasti mengerti kan?
Sakura:”apa yang harus aku mengerti?”
Rin:”kau tidak perlu berada disini. Akan sangat merepotkan jika kau terus datang”
Sakura terdiam, wajahnya tampak sedih.
Sakura:”aku tidak mengerti. Kubilang aku tidak mengerti apa yang Tohsaka-senpai katakan”
Sakura memungut kantung belanjanya dan terus menuju kearah dapur. Shirou mencoba memberitahunya bahwa Rin sudah menyiapkan makan malam, tetapi Sakura terus saja masuk kedalam.
Shirou:”mengejutkan sekali. Ini pertama kalinya aku melihat Sakura keras kepala seperti ini...”
Rin berkata karena rumah ini bisa menjadi medan perang kapan saja, dia berusaha menegur Sakura agar dia tidak terlibat serta.
Shirou:”yang tadi itu kau sebut menegur? Aku rasa kau malah mengusik dia”
Tiba-tiba, pintu depan terbuka, Kak fuji masuk dengan riang. Dia heran ketika melihat Rin. “Tohsaka-san? Kenapa kau disini?”
Shirou:”yah, dia akan menginap disini mulai hari ini...aku rasa...”
Kak Fuji:”oh, menginap...aku mengerti! Jadi kau akan menginap...HEII!!”
Kak fuji memukul meja dengan keras. Dia memarahi Shirou, apa maksudnya dengan menginap? Bukan hanya saber, tapi kau juga membiarkan teman sekolah seperti Tohsaka tinggal disini juga?! Memangnya kau ini tokoh utama dalam cerita cinta atau apa?!
Rin meliriknya dan tersenyum jahil, “kau mau aku menyelamatkanmu?”
Shirou:”tolong lakukan. Aku bergantung pada skill politikmu”
Rin menatap Kak Fuji dengan wajah serius.
Rin:”sebenarnya, rumahku sekarang ini sedang diperbaiki seluruhnya. Aku berpikir untuk tinggal dihotel sampai proses perbaikannya selesai. Tapi ketika aku berbicara dengan Emiya-kun, dia dengan baik hati mengajakku untuk tinggal dirumahnya.”
Kak Fuji:”memang sangat mungkin kalau Shirou melakukan hal itu”
Rin:”tinggal dihotel menghabiskan banyak uang, dan itu tidak pantas untuk seorang murid sepertiku. Lagipula, tinggal di rumah teman dan melihat seperti apa cara orang lain hidup itu adalah pengalaman yang baik”
Kak Fuji:”aku mengerti apa yang kau katakan. Tapi dua anak muda hidup bersama itu salah!”
Rin:”Emiya-kun dan Saber-san sudah hidup bersama-sama. Dan, dari apa yang kudengar, sepertinya tidak ada masalah. Atau, apakah dia (Shirou) punya kepribadian yang jelek sehingga dia mungkin akan melakukan sesuatu yang salah?”
Kak fuji:”tidak sopan! Shirou itu sangat terhormat! Dia pasti tidak akan pernah membuat seorang wanita menangis!”
Rin:”nah, kalau begitu tidak akan ada masalah, ya kan? Aku juga mempercayai Emiya-kun”
Beberapa saat kemudian...
Kak fuji berjalan dengan gontai menuju gerbang depan. Dia menangis karena kalah beragumen dengan Rin. Shirou dan Saber mengantarkan mereka berdua sampai ke pintu gerbang. Sakura berpamitan. Shirou meminta maaf karena sudah membuatnya repot.
Sakura:”tidak apa. Aku mempercayaimu juga, senpai”
Shirou:”eh?”
Sakura menunduk dan berlari pergi.
Saber:”Shirou, mengenai penyihir di kuil Ryuudou, akankah kau mempertimbangkannnya?”
Shirou marah, kau masih membicarakannya juga? Kalau kubilang tidak berarti tidak! Itu pasti perangkap!
Saber berkata dia tidak pernah membayangkan dirinya tidak pernah terluka dalam pertempuran. Meskipun aku masuk kedalam perangkap musuh, dia mash bisa bertarung asalkan kepalanya masih menempel ditubuhnya.
Shirou:”jangan konyol! Siapa yang berpikiran tidak apa-apa meskipun terluka? Sebagai master, aku tidak bisa membiarkanmu berada didalam bahaya”
Saber:”servant ada untuk menerima luka. Menghindari pertempuran untuk mencegah servant-nya terluka...itu tidak bisa dimaafkan sebagai masterku”
Shirou:”tidak apa jika aku tidak bisa dimaafkan. Lagipula, lukamu juga masih belum sembuh benar, iya kan?”
Saber masih bersikeras, itu tidak akan menghambatku.
Shirou menatap Saber dengan penuh amarah. “beberapa waktu lalu, kau dikalahkan oleh Berseker. Apakah kau ingin kita dikalahkan sekali lagi!? Aku sih tidak mau terbunuh seperti itu untuk yang kedua kalinya!”
Saber terkejut,”bukankah rendah sekali kalau kau berkata seperti itu, Shirou?
Shirou berkata, pokoknya kita tidak akan melakukan apa-apa, mengerti?
Saber:”mengerti. Jika memang itu keinginan master”
Saber berlalu masuk kedalam, meninggalkan Shirou sendirian.
Semuanya sudah tidur nyenyak dikamar masing-masing, kecuali Saber.
Dia berdiri didepan pintu kamar Shirou dan tersenyum.
Lalu dia beranjak pergi ,menembus mantra penghalang yang dipasang oleh Rin. Sepertinya Saber berniat untuk pergi ke kuil seorang diri.
Diatas gerbang kuil, samurai laki-laki tadi telah menunggu
0 komentar:
EMOTICON :
Posting Komentar