Pages

Jumat, 14 Oktober 2011

Fairy Tail - episode 18 -

Erza mengganti armornya.”kita akan menghancurkan bulannya sekarang!”. Natsu tampak senang mendengarnya. Lucy dan Gray menjerit tidak percaya.

Erza:”kita akan menghancurkan bulan, dan mengembalikan semua orang ke bentuk asalnya.”

Para penduduk desa bersorak riang.

Natsu:”jika kita akan menghancurkan bulan, bukankah lebih baik ktia melakukannya dari atas reruntuhan? Disana lebih tinggi”

Erza:”tidak, disini juga bisa. Terlebih lagi, para penduduk tidak bisa mendekati reruntuhan”

Gray dan Lucy tampak cemas, kira-kira apa yang akan mereka lakukan?

Erza:”ini adalah Giant Armor. Menambahkan kekuatan lemparan. Dan...”

Erza mengeluarkan sebuah tombak besar yang berwarna senada dengan armornya. “Tombak penghancur iblis yang bisa mengusir kegelapan”

Natsu:”Hebaaattt! Jadi kau akan melemparkan benda itu kebulan dan menghancurkannya!”

Erza:”bagaimanapun, kalau hanya ini saja tidak cukup untuk mencapai bulan. Itulah kenapa aku ingin kau mendorong tombak ini dengan kekuatan apimu. Ketika aku melempar tombaknya, pukul bagian belakangnya dengan seluruh kekuatanmu. Dengan menggabungkan kekuatan lemparan Giant Armor dengan apimu, kita akan hancurkan bulannya!”

Natsu:”Yosh! Baiklah!”

Natsu dan Erza naik keatas menara pengawas.

Mereka melakukan sesuai rencana. Tombak melesat kelangit, tepat kearah bulan. Dan...secara mengejutkan, bulannya retak! Retakannya melebar...dan semakin melebar. Ng? Tunggu...ternyata bukan bulannya yang retak! Lebih tepatnya...langit..bukan, semacam lapisan kaca yang menutupi langit lah yang retak dan pecah! Bersamaan dengan pecahnya lapisan itu, warna bulan pun kembali seperti normal.

Natsu:”hei, apa yang terjadi?”

Erza:”pulau ini ditutupi oleh semacam lapisan yang berbahaya”

Natsu:”lapisan?”

Erza:”gas yang dilepaskan ketika penciptaan Moon Drip. Gas itu terkristalisasi dan menjadi dinding selaput yang menutupi langit. Karena itulah bulan jadi terlihat berwarna ungu.”

Tubuh para penduduk diselimuti cahaya.

Erza:”karena lapisannya sudah pecah, pulau ini akan mendapatkan kembali cahayanya.”

Anehnya, para penduduk sama sekali tidak berubah wujudnya. Mereka tetap tampak seperti....iblis.

Gray:”mereka tidak...kembali?”

Erza:”tidak. Memang beginilah seharusnya. Bukan wujud merekalah yang terpengaruh lapisan itu, tapi ingatan mereka.”

Lucy:”ingatan?”

Erza:”Mereka salah sangka mengira wujud mereka berubah menjadi iblis setiap malam tiba.”

Lucy:”i-itu artinya...”

Lucy dan Gray memekik ketakutan.

Erza:”mereka memang iblis sedari awal.”

Gray memelototi salah satu penduduk. “be-benarkah?”

“y-ya..aku rasa begitu. Walaupun aku masih merasa sedikit bingung sih...”

Erza:”mereka semua punya kekuatan untuk berubah menjadi manusia. Mereka pikir wujud manusia merekalah wujud mereka yang sebenarnya. Itu adalah efek yang disebabkan oleh Moon Drip.”

Lucy:”tapi, kenapa Lyon dan yang lain tidak terpengaruh?”

Erza:”karena mereka manusia. Sepertinya hal itu hanya berpengaruh pada ingatan iblis. Terlebih lagi, mereka tidak bisa mendekati reruntuhan karena mereka adalah iblis. Kegelapan tidak akan pernah bisa mendekati reruntuhan yang penuh dengan kekuatan cahaya suci.”

Terdengar suara seseorang dibelakang mereka.”aku terkesan! Aku senang aku mempercayai masalah ini pada kalian.” Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Bobo, putra kepala desa yang dianggap sudah meninggal.

Bobo:”para penyihir...terima kasih!”

Lucy dan Happy berteriak histeris, sementara Gray menatap Bobo tidak percaya. Kepala desa tampak gemetaran memandangi putra kesayangannya yang ternyata masih hidup. Para penduduk desa juga tampak terkejut dan heran.

Bobo:”kalau hanya mendapatkan tusukan di dada sih tidak akan membunuh kita! Ahahahahaha”

Gray:”k-kau menghilang sewaktu dikapal...”

Bobo terbang keatas dengan sayapnya (inilah alasannya kenapa dia bisa tiba-tiba menghilang waktu itu).

Bobo:”maaf aku tidak memberitahu kalian yang sebenarnya. Aku satu-satunya orang yang mengingat semuanya, jadi aku meninggalkan pulau. Karena para penduduk lain mengira diri mereka manusia, mereka jadi takut padaku.”

Kepala desa menangis. Dia terbang dan memeluk putranya dengan bahagia. Para penduduk desa mengikuti. Mereka terbang dengan sayap mereka dan bersorak gembira.

Erza tersenyum,”pulau iblis..eh?”

Natsu:”tapi...melihat wajah mereka semua...mereka tidak tampak seperti iblis...mereka lebih kelihatan seperti malaikat”

Para penduduk berpesta. Berbagai macam makanan dihidangkan. Erza, Lucy dan Happy duduk diantara para penduduk. Natsu asik memakan api dari dua buah obor kecil. Sementara Gray duduk sendirian di pojok sambil minum. Seseorang iblis perempuan yang dulu pernah merawatnya mendekatinya, bersama beberapa orang temannya. Mereka tampaknya naksir sama Gray, ehehehe...salah seorang dari mereka bertanya pasti Gray lebih suka versi ‘manusia’ mereka, ya kan?

Gray:”Ti-tidak juga. Penampilan kalian yang ini juga memiliki pesona sendiri, ya kan?”

Para gadis itu memekik senang. Mereka menyeret Gray untuk mengajaknya berdansa.

Lucy tersenyum geli. “Jadi Gray bisa memikat hati wanita seperti mereka”

Kepala desa:”Gray-sama benar. Kami semua merasa rendah hati karena penampilan kami. Sehingga kami tidak pernah berinteraksi dengan pulau lain.”

Bobo:”itulah mengapa kami menyebarkan gosip bahwa pulau Galuna adalah pulau terkutuk.”

Lucy:”itulah sebabnya kenapa orang-orang di pelabuhan takut dengan pulau ini.”

Kepala desa:”tapi aku rasa sekarang kami bisa bersosialisasi lebih baik dengan para penduduk di pulau lain. Agar bisa saling memahami dengan lebih baik.”

Erza mengangguk setuju.”Jika kalian mencoba bicara dengan mereka seperti ini, penampilan luar kalian tidak akan jadi masalah. Kalian akan bisa saling mengerti satu sama lain.”

Sementara itu, ketiga anak buah Lyon mengamati desa dari atas tebing. Yuka meminta Toby untuk tetap disini bersama Lyon, sementara ia dan Sherry akan pergi kedesa.

Semua orang di desa langsung terdiam ketika melihat Yuka dan Sherry.

Erza:”mau apa kalian?”

Yuka:”Reitei Lyon telah dikalahkan oleh kalian sampai dia tidak bisa bergerak.”

Sherry:”kami datang untuk membalasnya”

Lucy:”tunggu sebentar! Tidakkah kau dengar? Kami dan Lyon sudah...”

Yuka:”itu ya itu, ini ya ini.”

Sherry:”kami akan menyelesaikan semuanya disini sekarang”

Natsu tampak sangat bersemangat. “Menarik! Aku yang akan menghadapi kalian!”

Tapi Bobo dan para penduduk mencegahnya. Mereka berkata mereka tidak bisa terus bergantung pada Natsu dan yang lain. Lagipula ini adalah desa mereka, sudah tanggung jawab mereka untuk melindunginya.

Erza:”aku mengagumi dedikasimu, tapi serahkan saja masalah ini padaku.”

Erza berjalan kehadapan Yuka dan Sherry.

Lucy:”hati-hati, Erza! Wanita itu bisa mengendalikan batu dan pohon!”

Natsu:”dan lelaki dengan alis aneh itu bisa menetralisir sihir!”

Erza:”aku mengerti. Kalau begitu...Aku hanya harus menyelesaikan ini sebelum mereka melakukannya!”

Erza berlari dengan kecepatan penuh. Dalam waktu singkat, dia sudah mengalahkan Yuka dan Sherry hanya dengan tangan kosong. Natsu dan Lucy bergumam kagum.

Happy:”ya, dia kan Erza-sama”

Lucy:” ‘-sama’, hah?”

Yuka dan Sherry bangkit kembali dengan susah payah. Mereka tersenyum dan mengakui kekalahan mereka. Mereka berterima kasih karena Natsu dan yang lain sudah mengalahkan Deliora (seperti yang sudah diceritakan di episode sebelumnya, Yuka dan Sherry juga termasuk ‘korban’ Deliora). Mereka juga meminta maaf sudah melibatkan orang-orang yang tidak berdosa, karena hati mereka sudah dibutakan oleh kebencian mereka terhadap Deliora.

Natsu berteriak senang dan merangkul mereka berdua. “Kalian, ayo ikut makan bersama kami!”

Yuka:”tapi kami ini musuhmu beberapa saat yang lalu!”

Sherry:”kalau aku makan-makanan berkalori tinggi, berat badanku akan...”

Natsu:”berhenti mengeluh! Ayo kita bersenang-senang!”

Natsu menyeret mereka untuk duduk diantara para penduduk lain untuk ikut berpesta, eheehehe...

Sementara itu, Zalty masih mengamati dari atas pohon. Bola kristalnya melayang-layang didekatnya.

Zalty:”apakah kau melihatnya?”

Zalty berbicara dengan seseorang melalui bola kristalnya.

“ya. Kenapa kau mengembalikan desanya seperti semula?”

Zalty mengacungkan jempolnya.”servis tambahan!”

“ya ampun. Tapi tidak disangka mereka mampu...Fairy Tail”

Ups, ternyata orang yang sedang berbicara dengan Zalty adalah Siegrain (masih ingat dia?). “aku harap mereka tidak menghalangi kita”

Zalty melepaskan topengnya. Dan dia berubah menjadi...seorang wanita?!.

Keesokan paginya...

Natsu masih asik memakan api dari dua obor kecil. Dia bertanya pada Happy dimana si alis dan temannya?

Happy:”mereka sudah tidak bisa makan lagi. Jadi mereka pergi”

Sementara itu, Lucy sedang memandangi wajah Gray. Ada semacam bekas luka goresan cukup panjang di dahi Gray.

Lucy:”Sepertinya kau akan punya bekas luka disana”

Gray:”hah? Tidak masalah.”

Lucy:”tapi itu diwajahmu!”

Gray:”tidak masalah dimana aku tergores. Selama itu ada di permukaan”

Lucy tersenyum dan mengedipkan matanya. “oh, kau mengatakan sesuatu yang bagus”

Natsu yang sedari tadi mendengarkan mereka mencibir. “Hah? Memang luka seperti apa yang tidak bisa dilihat?”

Gray:”diam kau! Aku tadi baru saja mengatakan sesuatu yang keren tauk!”

Natsu:”benarkah?” (mwahahahaha..)

Para penduduk desa terkejut, karena Erza menolak uang pembayaran tugas mereka. Erza berkata rasa terima kasih mereka saja sudah cukup, lagipula tugas ini tidak dikerjakan secara resmi sesuai prosedur guild. Kepala desa tertawa, tapi tetap saja kalian sudah menyelamatkan kami. Kalau tidak mau menerima pembayaran, anggap saja hadiah dari seorang teman, bagaimana?

Erza:”akan sulit menolak kalau kau berkata seperti itu.”

Lucy dan yang lain tampak sangat senang. 7 juta jewel!. Tetapi ternyata Erza tetap menolak uangnya. “kami akan sangat senang walaupun hanya menerima kunci yang dijadikan hadiah tambahannya”. Natsu dan Gray berteriak,”KAMI TIDAK BUTUH ITU!”

Lucy:”YA, KAMI BUTUH!!”

Bobo menawarkan mereka tumpangan kembali ke Hargeon. Tetapi Erza berkata mereka sudah ada kapal untuk ditumpangi.

Ternyata para bajak laut yang ‘mengantarkan’ Erza masih menunggu dengan setia dipantai. Mereka tampak senang melihat Erza, mereka bahkan memanggilnya ‘ane-san~’. Mereka melambai-lambai dan mempersilahkan Erza dan teman-temannya untuk naik.

Lucy:”tidak mungkin! Aku tidak mau naik itu!”

Natsu:”aku akan ikut kalau kau mau berenang”

Lucy:”mustahil!!”

Mereka pun kembali ke Hargeon, diiringi sorakan dan lambaian para penduduk desa. Dan diatas tebing, Lyon dan semua anak buahnya memandangi kapal bajak laut yang ditumpangi Gray dan yang lain. Sherry bertanya pada Lyon, apa benar tidak apa? Kau baru saja bertemu dengan teman seperguruanmu.

Lyon:”tidak apa”

Lyon tersenyum dan mendongak memandangi langit.”Hei...apa guild itu menyenangkan?”

Sementara itu, di ERA...

Gadis yang menyamar sebagai Zalty sedang berbicara dengan Siegrain. Dia berkata apa yang terjadi dengan Deliora sungguh disayangkan.

Siegrain:”yah, apa boleh buat. Aku tidak pernah menyangka kalau dia sudah mati. Kupikir aku akan selangkah lebih dekat dengan impianku jika aku bisa memiliki Deliora.”

Gadis itu meminta maaf.

Siegrain:”kau tidak perlu berkata seperti itu. Air mata Ul...Ultear. Aku menghormati ibumu. Jika dia masih hidup, dia pasti sudah menjadi salah satu dari 10 penyihir suci.”

Ultear:”kau terlalu melebih-lebihkan. Ibuku hanyalah wanita menyedihkan yang ditelantarkan oleh ayahku.”

Siegrain:”semakin besar pengorbananmu, semakin besar pula kekuatan yang kau dapatkan.”

Ultear:”aku sudah meremehkan ibuku”

Siegrain:”entahlah. Membesarkan anak-anak itu sebagai muridnya adalah cara dia untuk menyambungkan ikatannya denganmu...”

Ultear menempelkan jarinya ke mulut Siegrain,”sudah cukup tentang masalah itu. Yang lebih penting, ayo kita lanjutkan rencana kita.”

Siegrain memandangi wajah Ultear dan terkejut,”hei, kau...wajahmu...”

Ahahaha...pipi Ultear bengkak cukup besar karena pukulan Natsu waktu itu. Ultear menjerit panik. Siegrain tertawa.

Siegrain:”ngomong-ngomong, bagaimana pendapatmu mengenai pertempuran dengan Natsu?”

Ultear memegangi pipinya. “Aku bahkan tidak menggunakan setengah dari kekuatanku, tapi dia mengagumkan. Anak itu akan menjadi lebih kuat”

Siegrain:”kupikir juga begitu...Dia adalah putra Igneel. Dia harus tetap berkobar, demi tercapainya impianku.”

Kota magnolia...

Para pahlawan kita sudah kembali pulang ke kota dengan selamat. Gray mengeluh karena mereka hanya mendapatkan sebuah kunci dari kerja keras mereka.

Erza:”itu kan bukan misi resmi. Yang seperti ini lebih baik”

Lucy:”ya, ya! Jangan protes!”

Happy:”Cuma kau satu-satunya yang mendapat keuntungan, bukan begitu Lucy? Ayo kita jual saja(kuncinya)!”

Lucy:”bagaimana kau bisa berkata seperti itu, dasar kucing pencuri! Aku sudah pernah katakan ini sebelumnya, tapi hanya ada 12 kunci emas zodiak di seluruh dunia ini! Mereka itu super langka, kau tahu?”

Natsu meledeknya, “seperti sapi dan pelayan itu?”

Lucy:”kalau aku terus berlatih, stellar spiritku akan bisa jauh lebih kuat darimu!”

Gray:”jadi, kunci apa yang kau dapatkan kali ini?”

Lucy:”centaurus, Sagitarius!”

Gray:”centaurus katamu?!”

Gray membayangkan sesosok kuda yang bisa berdiri layaknya manusia dengan gigi kinclong. Lucy berkata bukan seperti itu. Dia membayangkan sosok setengah kuda setengah manusia dengan panah sebagai senjatanya. Sementara Natsu? Dia membayangkan centaurus itu adalah sebuah bunga yang mempunyai wajah dan badan berupa tentakel seperti gurita. Mwahahahaha

Lucy:”itu bahkan bukan orang ataupun kuda....”

Erza:”santai sekali...Jangan katakan padaku kalian melupakan hukuman kalian begitu kembali nanti?”

Wajah Natsu dan yang lain langsung pucat. Lucy berkata bukankah hal itu sudah bukan masalah lagi. Erza bersikeras mereka masih tetap harus dihukum.

Erza:”aku pikir kalian memang sepantasnya dimaafkan mengingat apa yang telah terjadi. Tetapi, keputusannya ada ditangan Master. Dan aku tidak punya keinginan untuk membela kalian. Jadi, bersiaplah untuk menerima hukuman.”

Happy tampak ketakutan. “Jangan bilang kalau dia akan menyuruh kita untuk melakukan ‘itu’...”

Gray menjerit ketakutan. “Tunggu dulu! Hanya ‘itu’ saja lah hal yang tidak pernah ingin kulakukan lagi!”

Lucy ikut ketakutan dan juga bingung.” ‘itu’ itu apa?”. Natsu tersenyum dan menenangkan Lucy. “Jangan khawatir. Aku tahu kakek, paling dia hanya akan memuji kita karena kerja keras kita”

Erza:”tidak, sekarang mungkin sudah diputuskan. Aku jadi tidak sabar untuk mengerahkan seluruh kemampuanku”

Natsu masih berusaha tersenyum, tetapi keringat mulai bercucuran diwajahnya, semakin lama semakin banyak. Erza lalu menyeretnya, dan dia berteriak histeris. “Apa saja...apa saja selain ‘itu’! Tidaaaakk~”. Sementara Gray masih tampak shock. Dia jongkok ditengah jalan sambil memegangi kepalanya dan bergumam tidak jelas.

Lucy sudah kehabisan kesabaran. “Seperti yang sudah kukatakan, apa maksudnya ‘itu’ itu?! Apa ituuuuu?!”

BERSAMBUNG... ... ...

1 komentar: